Ada berbagai cara dari sebuah film untuk mengambil hati penonton. Selain menciptakan alur cerita yang seru, sineas juga punya pilihan untuk membuat ulang film zaman dulu untuk dibuat kembali.
Tentu hal ini jadi jalan pintas untuk mendatangkan penonton karena sebagian calon penonton sudah tahu dan ingin bernostalgia dengan ceritanya. Akan tetapi ada sejumlah film remake indonesia yang sebaiknya enggak dibuat.
Salah satu alasannya tentu karena hasil remakenya ternyata enggak maksimal; bahkan mengecewakan. Nah, film indonesia apa saja yang sebaiknya enggak dibuatkan remake-nya? Ini dia ringkasannya.
Film Indonesia yang mending enggak usah di-remake
1. Jomblo
Kuartet Ringgo Agus Rahman, Rizky Hanggono, Dennis Adhiswara dan Christian Sugiono dalam film Jomblo pada tahun 2006 emang sulit digantikan. Keempatnya tampil memukau pada film arahan sutradara Hanung Bramantyo itu. Sebagai aktor baru, keempat nama tadi benar-benar menyajikan jalan cerita yang segar; nakal tapi tetap seru.
Jomblo dibuat lagi tahun 2017. Kali ini digawangi oleh Arie Kriting, Ge Pamungkas,Deva Mahendra dan Richard Kyle. Sayangnya rasa film ini enggak terlalu berhasil memberikan keseruan pada penonton, komedinya juga enggak terlalu berhasil. Ditambah kuartet jomblo sudah kadung melekat pada empat nama penggawanya. Jadi, film remake Jomblo memang seharusnya enggak usah dibuat.
2. Benyamin: Biang Kerok
Orang Indonesia mana yang enggak kenal Benyamin Sueb, aktor serba bisa ini memang selalu jadi magnet bagi setiap orang. Ia bisa memainakan karakter apa saja dalam filmnya. Salah satu film yang terkenal adalah film Biang Kerok tahun 1972. Film itu juga yang menginspirasi Falcon Pictures untuk membuat film remake Indonesia berjudul Benyamin: Biang Kerok tahun 2018
Sayangnya, semua enggak sesuai harapan. Skenarionya dirasa masih mentah, komedinya pun terasa hambar. Jalan cerita yang terasa absurd juga membuat film ini mendapat banyak kritikan.
Enggak berhenti sampai di situ, film ini juga mendapat somasi karena dianggap melanggar hak cipta. Yap, film Benyamin: Biang Kerok memang sebaiknya enggak pernah dibuat remake. Film ini dibuat bersambung namun kelanjutan film keduanya enggak jadi tayang di bioskop.
3. Gita Cinta dari SMA
Kolaborasi film dan lagu ini sama-sama terkenal melintasi zaman. Gita Cinta dari SMA adalah film yang mahsyur di akhir tahun 70an. Cerita romansanya juga bikin senyum-senyum tapi juga dibumbui dengan konflik yang menegangkan. Pada taun 2017 film ini dibuat remake dengan judul Galih dan Ratna.
Sayangnya film Indonesia yang dibintangi oleh Sheryl Sheinafia dan Refal Hady ini enggak berhasil membawa perasaan penonton pada suasana hati yang sama dengan film terdahulunya. Film ini terasa hambar dengan plot yang lambat. Selain terasa enggak natural film ini juga dirasa enggak mengikuti perkembangan zaman.
Nah, pada tahun ini film Gita Cinta dari SMA dibuat kembali. Remakenya kali ini dibintangi oleh Yesaya Abraham dan Prilly Latuconsina
4. Bayi Ajaib
Selain film drama ada juga film horor yang juga masuk daftar film remake Indonesia. Bayi Ajaib adalah fim yang pada tahun 80an punya taji karena terasa berhasil membawa penonton pada ketakutan yang traumatis. Film itu lantas dibuatkan remakenya pada tahun 2023 ini dan menggandenga sejumlah nama terkenal seperti Vino G Bastian dan Adipati Dolken.
Sayangnya memang sulit untuk mengulang kembali keberhasilan Bayi Ajaib. Kengerian film ini pada tahun 80an memang tidak bisa dicontek. Terasa sekali film ini seperti bingung untuk menampilkan adegan-adegan jumpscare yang jadi formula film horor saat ini atau jadi seperti film Bayi Ajaib zaman dulu yang andalkan formula riasan wajah seram untuk takut-takuti penonton.
Pada akhirnya film Bayi Ajaib memang sulit untuk diremake dan diulang kembali kisah mengerikannya.
5. Catatan si Boy
Tahun 80an, karakter Boy adalah karakter yang begitu digandrungi, ia jadi sosok yang jadi kiblat style anak muda Indonesia kala itu. Film Catatan si Boy memang fenomenal, film ini juga mengangkat nama Onky Aleksander, Ayu Azhari, dan Merriam Bellina. Potensi itu yang kemudian membuat film ini akhirnya di-remake.
Film remake-nya dimainkan oleh Angga Yunanda yang memerankan karakter ini. Sayangnya film ini tetap belum bisa menjangkau popularitas Boy versi Onky. Sebelumnya pada tahun 2011 film Catatan Harian si Boy dibuat sebagai sekuel film terdahulunya namun juga enggak teralu berhasil. Film Catatan si Boy memang sejak awal sebaiknya enggak usah dibuat sekuel apalagi di-remake.
6. Lupus
Satu lagi ikon anak muda gaul pada masanya yang filmnya digandrungi banyak orang. Lupus adalah fenomena Indonesia. Dari sebuah cerita pendek karangan Hilman Hariwijaya, Lupus bertransformasi menjadi film dan sinetron. Pada tahun 1987 sampai 1991 ada lima film Lupus. Kala itu aktor utama Ryan Hidayat yang memerankan Lupus.
Pada tahun 2013, karakter ini ‘dibangunkan’ kembali lewat film remake Indonesia berjudul Bangun Lagi dong Lupus. Kali ini ada aktor Migdad Addausy yang perankan laki-laki yang identik dengan permen karet tersebut. Sayangnya film ini juga enggak terlalu berhasil. Meski sudah mencoba untuk menyesuaikan zaman, filmnya tetap enggak berhasil meyakinkan penonton.
7. Rumah Kentang
Satu lagi film horor yang memang sebaiknya enggak di-remake. Film Rumah Kentang pernah tayang pada tahun 2012. Saat itu sambutan penonton cukup baik, sebab film horor dengan tema urban legend sedang marak kala itu. Makanya, Rumah Kentang lumayan jadi perbincangan publik. Nah, tahun 2019 film ini dibuat lagi!
Sayangnya film ini enggak berhasil mengikuti trend film horor saat ini. Suasana mencekamnya enggak terlalu dibangun dan menghasilkan film horor yang mudah dilupakan. Ketika ada orang ditanya tentang film Rumah Kentang, sebagian besar pasti akan mengingat Rumah Kentang versi 2012 dan melupakan Rumah Kentang tahun 2019.
***
Nah, selain 7 film remake di atas, menurut kamu film remake Indonesia apa lagi yang memang harusnya enggak usah dibuat?