Sex Education, salah satu serial andalan Netflix itu pun akhirnya tutup buku. Pada musim ke empat ini serial yang dibintangi Assa Butterfield, Emma Mackey dan Ncuti Gatwa itu resmi berakhir. Walau sempat ada bahasan tentang musim ke lima. Nyatanya Sex Education Season 4 secara terbuka menyebut musim ke empat adalah musim penutup dari semua cerita yang terjadi di Mordale.
Sayangnya ada banyak sekali kritikan yang mendera dari para penikmat Sex Education untuk musim pamungkas ini. Bahkan ada sejumlah alasan Sex Education baiknya memang selesai di musim ke tiga.
Alasan Sex Education Season 4 lebih baik enggak dibuat
1. Karakter baru yang enggak ngebantu
Musim baru identik dengan karakter baru yang diperkenalkan. Dalam musim ini ada begitu banyak karakter baru yang muncul. Sayangnya karakter baru ini terasa sama sekali enggak membantu cerita, sebaliknya justru membuat cerita serialnya jadi bertele-tele. Cukup unik menyaksikan Netflix memasukan banyak sosok baru dalam musim keempat Sex Education mengingat ini adalah musim paling penting bagi serial ini.
Bukan sekedar enggak membantu, karakter baru ini juga terlihat enggak berfungsi untuk cerita. Pengembangan karakter yang biasanya dibangun baik dalam musim-musim sebelumnya enggak terjadi pada musim ini.
2. Cerita yang berputar
Musim pamungkas biasanya diisi oleh konklusi yang selama ini jadi tanda tanya penonton, tapi Sex Education season 4 enggak melakukan itu, serial ini justru masih memutar-mutar ceritanya seperti pada musim-musim sebelumnya. Kita masih melihat dinamika keluarga Adam yang yang naik turun walau di musim ketiga semuanya sudah diputuskan.
Kita juga masih melihat kisruh cinta segitiga antara Ruby, Otis dan Meave yang sekali lagi ditampilkan. Padahal kisah ini sudah selesai pada musim sebelumnya. Cerita yang berputar-putar ini bikin penonton jadi jenuh karena harus menyaksikan konflik yang sama berulang-ulang kali dengan konklusi yang sebagian besar bisa ditebak.
3. Banyak hal absurd untuk sebuah akhir serial
Selain karakter baru yang absurd, ada banyak sekali cerita selingan yang absurd dan enggak masuk dengan jalan cerita utamanya. Konflik tersebut justru ditinggalkan begitu saja atau diselesaikan dengan cara yang sepele. Pada dasarnya cerita musim keempat berfokus pada persaingan Otis dan O untuk jadi terapis seks satu-satunya di kampus.
Hal ini mirip dengan apa yang pernah ditunjukan pada musim kedua ketika Otis bersaing dengan ibunya sendiri. Sex Education memang serial yang begitu absurd, tapi musim keempat ini terasa begitu berlebihan yang akhirnya membuat cerita utamanya enggak fokus diceritakan.
4. Enggak berhasil klimaks
Sex Education selama empat musim menghadirkan banyak isu seksual yang dikemas dengan narasi yang menarik dan menggelitik. Serial ini juga sedikit banyak menyelipkan informasi soal seks pada penontonnya agar penonton tahu mana yang baik ketika berhubungan seks. Dengan kata lain serial ini hendak membuat penontonnya dapat melihat seks dari perspektif berbeda.
Serial ini mungkin berhasil membuat penonton mengerti caranya mencapai klimaks dalam hubungan seksual, tapi justru serialnya enggak berhasil membuat cerita yang klimaks. Delapan episode musim ini enggak kasih klimaks yang monumental, sebaliknya serialnya justru kasih cerita yang berbelit sepanjang delapan episode dan enggak berhasil menghadirkan konklusi yang adil bagi semua karakternya.
5. Banyak karakter belum selesai dengan masalahnya’
Musim terakhir memang baiknya memberi solusi yang beres untuk semua problem karakternya. Tapi Sex Education season 4 enggak melakukan itu, masih ada beberapa hal yang menggantung dan belum selesai seperti bagaimana nasib Cal yang belum juga mengerti apa yang dia alami dan harus berbuat apa dengan kondisinya tersebut.
Selain itu penonton juga enggak ditunjukin siapa yang akhirnya benar-benar buka klinik terapi seks. Apakah O kembali jadi terapis tunggal atau dia benar-benar berkolaborasi dengan Otis untuk membuka kliniknya bersama. Jean, ibunya Otis juga enggak diceritakan apakah menampung Dan sebagai bapaknya Joy atau enggak.
6. Lebih terasa “berakhir” di ending musim ke 3
Setiap orang mungkin punya perspektifnya masing-masing tapi musim ke tiga agaknya memang lebih layak jadi musim penutup Sex Education. Sex Education dan Mordale secondary school adalah dua hal yang enggak bisa dipisahkan, kelulusan para siswa Mordale di musim ketiga jadi momentum yang tepat buat menyelesaikan cerita.
Apalagi semua berjalan dengan terasa tepat. Aimee mulai bisa mengatur traumanya, Eric dan Adam dapat benar-benar berdamai dan Otis pada akhirnya memilih Meave sebagai tambatan hatinya. Jika saja penonton enggak lanjut nonton musim ke empat. Rasanya berhenti di musim ke tiga jadi pilihan yang tepat karena lebih terasa menutup cerita dibanding musim keempat.
***
Musim ke empat sudah berakhir dan jadi penutup seriap Sex Education. Jadi setuju kah kamu kalau Sex Education season 4 jadi musim terburuk sepanjang penayangan serial ini?