5 Pelajaran Berharga yang Bisa Dipetik dari Nonton Siksa Kubur

Sudahkah kamu menonton Siksa Kubur di bioskop? Untuk kamu yang punya mental baja dan ingin merasakan pengalaman baru tentang gambaran siksa kubur yang mindblowing, karya terbaru Joko Anwar ini juga memberikan banyak pelajaran kepada para penonton.

Film ini berangkat dari premis seorang perempuan penjaga panti jompo bernama Sita. Ia memiliki trauma akibat orang tuanya menjadi korban bom bunuh diri seorang ekstrimis. Dibantu oleh kakaknya, Adil, yang menjadi korban pelecehan seksual di masa muda, Sita berusaha untuk masuk ke kuburan pendosa dan membuktikan kepada dunia kalau siksa kubur itu enggak ada. Namun, usaha ini adalah awal dari semua kejadian anomali dan mengerikan.

Dari Siksa Kubur, kamu enggak hanya mendapatkan sajian horor yang bikin paranoid. Ada banyak pelajaran dan inspirasi yang bakal bikin kamu lebih mawas diri. Apa saja pelajaran yang bisa kamu petik dari film Siksa Kubur?

Pelajaran berharga dari nonton Siksa Kubur

Kejahatan akan melahirkan masalah lain

Film Siksa Kubur
Siksa Kubur. Dok. Istimewa.

Saat dewasa, Sita, bekerja di panti jompo untuk bisa menemukan orang paling berdosa, masuk ke kuburannya, dan membuktikan kalau siksa kubur itu enggak nyata. Sementara itu, Adil, sang kakak, memiliki kecenderungan untuk menyukai mayat dengan sesama jenis hingga diusir dari rumahnya.

Keduanya memang terlihat seperti pendosa besar. Namun, dosa-dosa besar itu lahir dari dosa besar struktural lain yang lebih punya kuasa. Sita, adalah korban dari dendam akibat orang tuanya menjadi korban bom bunuh diri seorang ekstrimis. Sementara itu, saat masih kecil, Adil pernah dilecehkan oleh seorang laki-laki yang memiliki kuasa.

Film Siksa Kubur enggak cuma berusaha untuk mempertanyakan dan memberi gambaran dampak atas kerasnya hati Sita, tetapi juga mencoba untuk mengkritik kejahatan-kejahatan yang melahirkan kerusakan lain bagi orang-orang yang enggak memiliki kuasa untuk melawan.

Pentingnya Moving Forward

Adil dan Sita via Istimewa.

Saat dewasa, walaupun enggak mewah, bahkan cenderung pas-pasan, sebetulnya hidup Adil dan Sita sudah cukup tenang. Namun, keduanya masih terkurung di dalam trauma masa lalu mereka dan lupa menghargai “hal-hal kecil” berharga yang mereka miliki. 

Trauma memang enggak mudah untuk dihilangkan. Selain perlu proses, menghilangkan trauma seringkali membutuhkan bantuan orang lain bahkan bantuan medis. Namun, Siksa Kubur juga menekankan pentingnya untuk moving forward, melihat ke depan, dan menghargai banyak hal yang kita miliki saat ini karena belum tentu kita akan memilikinya lagi di masa depan.

Berpikir sebelum melakukan sesuatu

teori maksud ending film siksa kubur
Siksa Kubur. Dok. Istimewa.

Obsesi Sita untuk membuktikan ketiadaan Siksa Kubur sudah berada pada taraf ekstrem, bahkan membahayakan nyawanya sendiri. Untuk bisa menyiarkan ke dunia bahwa siksa kubur itu enggak betulan ada, Sita rela untuk meminta tolong kakaknya agar dikubur ke dalam kuburan orang yang paling berdosa yang ia kenal.

Keinginan Sita ini memiliki risiko yang tinggi, setidaknya risiko secara realistis. Di dalam liang kubur, ada banyak hewan yang dapat mengancam nyawa. Selain itu, kurangnya oksigen juga bisa menyebabkan kematian –dan ini ada di salah satu teori kapan Sita meninggal dunia. Dilihat dari sisi mistis yang ditonjolkan di dalam film, keputusan Sita ini juga mengobrak-abrik kehidupannya dan membuatnya menemukan “akhir” yang mungkin enggak dia inginkan.

Pentingnya peace of mind

Dok. Istimewa.

Siksa Kubur menjadi tontonan yang cukup unik dan menarik untuk ditelusuri lebih dalam karena adanya sudut pandang berbeda mengenai siksa kubur. Apabila merujuk pada teori bahwa Sita memang sudah meninggal dunia di awal, maka siksaan kubur yang terjadi pada Sita bukan cuma siksaan berbentuk “fisik” yang kita yakini, tetapi siksaan bagi jiwa.

Jiwa Sita yang tersiksa ini bukan hanya perkara karena dia enggan percaya sama hari akhir, tetapi karena Sita juga enggan memaafkan keadaan. Siksaan jiwa yang ia terima ini terasa lebih relate dengan konsep siksa kubur itu sendiri. Soalnya, ketika kita menemui akhirat, jasad kita hanya sekadar komponen organik yang membusuk? Sementara itu, justru jiwa kita-lah yang kemudian harus menghadapi apa yang kita pikirkan dan kita perbuat di dunia.

Berpikir panjang sebelum terlambat

Siksa Kubur via Istimewa

Terlambat. Itulah sebetulnya keadaan yang ditemui oleh para tokoh yang ada di dalam film Siksa Kubur. Sita dan Adil, yang sebetulnya korban, terlambat untuk memaafkan keadaan. Pak Wahyu, sang pendosa, terlambat untuk bertaubat dan membayar semua kejahatannya.

Hal yang serupa juga terjadi pada ustazah yang dulu pernah menitipkan anaknya lantaran hamil di luar pernikahan. Semua keterlambatan untuk melakukan hal yang benar dan sesuai dengan nurani manusia ini menyebabkan rantai masalah yang enggak berkesudahan. Pada akhirnya, hal-hal itu membuat pikiran mereka menjadi terganggu, menyiksa diri mereka sendiri, dan menyebabkan kejahatan dan keburukan yang lebih panjang lagi kepada orang lain.

***

Alih-alih tampil sebagai gore semata yang menegangkan, Siksa Kubur juga tampil sebagai film yang membuka pandangan kita soal masalah struktural, kemunafikan orang-orang yang berlagak suci, hingga bagaimana menciptakan kedamaian jiwa. Nah, sudah menonton dan merasakan sensasi siksaannya?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.