Membuat film musikal bukan sesuatu yang mudah, karena karya ini melibatkan perpaduan antara musik, tari, akting, dan visual sinematik yang harus berjalan seirama. Banyak elemen yang harus diselaraskan dalam satu waktu yang sama. Para pemain pun juga harus melakukan latihan yang lebih banyak, bukan hanya latihan berakting tetapi juga latihan gerakan tari dan juga menyanyi.
Kerumitan ini kadang membuat pembuatan film musikal enggak selalu sesuai rencana. Sebagian rumah produksi berhasil membuat film musikal yang sukses dan memorable, sisanya justru menciptakan karya-karya yang mudah terlupakan, bahkan panen kritik buruk karena dianggap enggak matang. Namun, walaupun ada beberapa film musikal yang dianggap buruk, para kritikus dan penonton mengapresiasi kiprah para aktor di dalamnya yang berhasil menyelamatkan film.
Lantas, apa saja film-film musikal buruk yang aktornya berakting dengan baik? Berikut adalah daftarnya.
Francesca Hayward – Cats (2019)
Film musikal Cats, yang menampilkan Taylor Swift sebagai bintang utama, mendapatkan kritik pedas baik dari kritikus mau pun penonton. Dengan skor IMDb 2,6 dan RottenTomatoes 18%, Cats dianggap sebagai bencana film musikal. Alur ceritanya enggak jelas, CGI-nya buruk, dan kostumnya bulu kucingnya enggak rapi.
Namun, penampilan balerina Francesca Hayward, yang berperan sebagai kucing putih terlantar Victoria, cukup mengesankan. Koreografi dan aktingnya bagus, suatu hal yang enggak perlu diragukan lagi mengingat ia adalah balerina di Royal Ballet di Covent Garden London. Ia juga menyanyikan Beautiful Ghosts, penampilan perdananya bernyanyi di layar, dan membawakan lagu itu dengan baik. Sayang, penampilannya yang cemerlang ini enggak terlalu bisa mengangkat kualitas film memang sudah kacau sejak awal.
Tom Cruise – Rock of Ages (2012)
Film Rock of Ages punya premis yang menarik, yakni tentang dua orang dari kota kecil, Sherrie dan Drew yang ingin mengejar mimpi di Los Angeles. Berlatar waktu tahun 1987, nuansa rock and roll sangat kental terasa dalam karya musikal ini. Saat menonton Rock of Ages, kamu bisa bernostalgia mendengarkan lagu-lagu Guns N Roses sampai dengan Bon Jovi.
Premis tentang dua orang yang mengejar mimpi di belantara kota besar, rock and roll sebagai budaya populer, serta intimidasi dari pemerintah yang enggak menyukai budaya rock and roll sebetulnya bisa menjadi modal yang bagus untuk film. Sayangnya, karya ini punya alur yang lemah dan lagu-lagu rock di dalamnya seolah hanya tempelan. Maka dari itu, selain mendapatkan nilai rendah dari kritikus, film ini juga gagal secara finansial.
Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah penampilan Tom Cruise sebagai Stacie Jaxx, vocal lead sebuah band rock and roll yang mau tampil. Tom Cruise sangat meyakinkan sebagai bintang rock yang sangat bersemangat dan punya serangkaian sifat ekstrem ajaib. Riasan Tom Cruise dalam film ini juga betul-betul merepresentasikan bintang rock pada zamannya.
Emmy Rossum – Phantom of the Opera (2004)
Drama panggung Phantom of the Opera oleh Andrew Llyod Webber adalah sebuah karya legendaris, tetapi enggak dengan adaptasi film-nya pada tahun 2004 oleh Joel Schumacher. Phantom of the Opera sendiri berkisah tentang cinta segitiga Erik (Phantom) sang jenius musik dengan wajah separuh cacat yang menghantui opera, Christine, perempuan yang mati-matian dicintai Phantom, dan Raoul, bangsawan teman Christine sejak kecil. Berbeda dengan drama panggung aslinya, versi film Schumacher dianggap membosankan, dan terlampau dramatis.
Namun, walaupun filmnya diberi skor buruk, Emmy Rossum mendapatkan pujian saat berakting sebagai Christine. Keanggunan, kegalauan, dan campuran emosi lain bisa dibawakan dengan baik, begitu pula gerak dan tariannya.
Cher – Burlesque (2010)
Burlesque yang dibintangi oleh Christina Aguilera adalah film yang masuk kategori so bad it is good. Sejujurnya, film ini memang asyik untuk ditonton, tetapi kualitasnya, baik dari segi dialog mau lun plot, kalau ditinjau dari kritik film, memang menyedihkan.
Burlesque menceritakan perjalanan Ali, seorang gadis dari kota kecil yang bermimpi menjadi penyanyi terkenal. Ia meninggalkan kampung halamannya menuju Los Angeles dan menemukan klub bernama Burlesque Lounge, tempat pertunjukan musik dan tarian bergaya kabaret digelar. Klub tersebut dikelola oleh Tess, seorang pemilik yang tegas namun penuh kasih. Ali berhasil memikat hati Tess dan menjadi bintang baru di panggung Burlesque dengan bakat menyanyi dan menarinya yang memukau. Namun, ia harus menghadapi persaingan ketat dan tantangan pribadi di balik gemerlap dunia hiburan tersebut.
Penampilan memikat dari film tersebut dibawakan oleh Cher yang berperan sebagai Tess. Selain punya aura mothering yang kuat, Cher juga memberikan penampilan vokal yang keren. Salah satu lagu yang ia nyanyikan secara powerful dan membekas, baik bagi penggemar mau pun penonton lain adalah You Haven’t Seen the Last of Me.
Lady Gaga – Joker : Folie à Deux (2024)
Bicara soal kegagalan film musikal, rasanya sulit jika enggak membicarakan soal Joker 2. Folie à Deux, yang diharapkan betul-betul bisa mengeluarkan sisi gila lantaran Harley Quinn juga ada di sana, justru malah panen kritik dan buruk dari segi pendapatan.
Film ini punya alur yang membosankan dengan sisi musikal yang enggak betul-betul membaur ke dalam ceritanya. Eksplorasi tokohnya pun kurang maksimal.
Namun, penampilan Lady Gaga selaku Harlen “Lee” Quinzel alias Harley Quinn di film ini mendapatkan pujian. Gaga mampu membawakan karakter Quinn yang beda dengan Harley Quinn versi Margot Robbie, lebih gelap serta manipulatif. Sayang, karakter ini enggak digali dengan lebih dalam.
Belum lama bertengger di bioskop, film ini langsung turun layar dan kini sudah bisa disaksikan oleh penonton melalui Prime Video.
Performa maksimal dari para aktor di atas dalam film-film musikal yang panen kritik membuktikan bahwa kegagalan film musikal bukan hanya tentang penampilan buruk para aktor. Ada banyak elemen, mulai dari pengabaian terhadap plot sampai dengan peletakkan musik, yang bikin film musikal jadi enggak menarik untuk ditonton.