Review The Rings of Power Episode 3 : Galadriel ke Numenor, Misteri Halbrand Terungkap

Review The Rings of Power Episode 3 : Galadriel ke Numenor, Misteri Halbrand Terungkap
Genre
Actors
  • Morfydd Clark
  • Robert Aramayo
Director
  • J.D. Payne
  • Patrick McKay
Release Date
  • 09 September 2022
Rating
3 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran cerita serial The Rings of Power Episode 3 yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.

Pada hari Jumat, 9 September 2022, Amazon merilis episode ketiga serial The Rings of Power yang bertajuk Adar. Siapa atau apa Adar masih belum dijelaskan di sini, melainkan hanya menjadi misteri yang menggantung di akhir cerita.

Penonton, terutama penggemar berat The Lord of the Rings tentunya sangat berharap bahwa pengembangan karakter dan plot akan lebih baik di episode ketiga ini. Namun, apakah ekspektasi kita akan tercapai di sini? Mari simak ulasan tentang episode 3: Adar, di sini.

Review The Rings of Power episode 3

Episode 3: Galadriel Melanjutkan Pencarian

Review episode 3 The Rings of Power.
Review episode 3 The Rings of Power. Via Istimewa.

Pada episode sebelumnya, kita diperkenalkan dengan tokoh Halbrand, pria misterius dari negeri selatan yang nampaknya menyembunyikan sesuatu. Mau enggak mau, Galadriel harus terjebak dengannya, terombang-ambing di tengah lautan.

Di episode ketiga ini, mereka bertemu dengan seorang kapten kapal misterius dengan kapal misterius. Ialah yang menyelamatkan Galadriel dan Halbrand sekaligus membawa mereka ke Numenor.

Tentu Elf disambut dengan dingin di sana, bahkan oleh sang Ratu. Ada hubungan yang enggak stabil antara manusia dan Elf. Mungkin itu terjadi karena manusia dilarang menyeberang ke Valinor.

Mungkin karena memang banyak budaya yang berbeda. Bisa juga para Elf merasa manusia kurang berterima kasih. Namun, yang jelas diplomasi Galadriel saat datang ke Numenor memang enggak banget. “Tanah ini diberi oleh para Elf..”, ujarnya, yang tentu semakin bikin sebal sang ratu.

Diplomasi yang lebih baik untuk meminta agar diizinkan menyeberang ke Dunia Tengah justru ditunjukkan oleh Halbrand, yang pada bagian akhir ditunjukkan bahwa keluarganya terkena kutukan sumpah darah ke Morgoth.

Itulah yang membuat tingkahnya aneh. Ia muak dan benci dengan kekuatan hitam, tetapi simbol kesetiaan yang turun temurun itu tertanam di tubuhnya. Namun, perkiraan itu juga belum jelas. Halbrand memiliki silver-tongue, perkataannya enggak dapat betul-betul dipercaya.

Dari sisi Arrondir, keadaan lebih enggak nyaman. Setelah ditangkap oleh para Orcs berwajah menakutkan, ia dipaksa untuk bekerja. Akhirnya, ia juga akan dibawa ke Arda, sosok yang mungkin baru kita ketahui kejelasannya di episode berikutnya.

Para hobbit Brandyfoot sedang bersiap-siap untuk migrasi besar-besaran, tentu masih dengan misteri siapa manusia aneh yang ditemui oleh Nori dan apa hubungannya dengan Morgoth.

Formula lampau namun tak punya perkembangan

The Rings of Power Episode 3.
The Rings of Power Episode 3. Via Istimewa.

Dari sisi dialog, sejujurnya belum ada perkembangan. Menurut KINCIR, dialog dalam serial ini terlalu standar, enggak menggambarkan kemegahan dunia Tolkien itu sendiri. Dari segi alur, The Rings of Power berniat untuk mengekor baik The Lord of the Rings mau pun The Hobbit.

Pahlawan-pahlawan di serial ini digambarkan menemui banyak hambatan dan mereka harus menjelaskan maksud baik mereka. Dalam LOTR, hambatan itu misalnya seperti Faramir yang membawa Frodo dan Samwise ke Gondor dan Denethor II. Sementara itu, hambatan dari The Hobbit adalah Thranduil yang menangkap Bilbo Baggins dan kawan-kawan.

Hambatan-hambatan ini memunculkan dialog diplomasi yang kuat, mengharukan, hingga lucu. Namun, nuansa itu enggak ditemukan dalam semua diplomasi Galadriel.

Bisa dibilang inilah serial yang tepat kalau kamu mau membenci Galadriel. Tokoh ini terlalu rentan namun punya ruang besar untuk berkembang. Sayangnya, hingga episode 3, rasanya masih sangat hambar.

Berbeda dengan Lord of the Ring, penggemar Tolkien pasti banyak merasakan dinamisme emosi. Contohnya nuansa magis saat Aragorn menyanyikan dongeng Beren dan Luthien, hingga para kurcaci dan Bilbo menyanyikan lagu The Misty Mountain untuk mengenang kampung halaman mereka.

Semua nuansa magis itu mengabur dalam tiga episode ini. Nuansa itu hanya ada pada sinematografi dan arsitektur semata. Seharusnya, dialog bisa membuatnya menjadi lebih kuat. 

Satu kabar baik dari serial ini adalah diperkenalkannya kapten kapal sebagai tokoh Elendil dan tentu saja Isildur yang masih belia. Semoga tokoh ini membawa harapan dan kejelasan di episode berikutnya.

                                                                    ***

Bagaimana menurut kamu? Jangan lupa untuk terus ikuti KINCIR agar enggak ketinggalan informasi seru seputar serial dan film lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.