*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 9 | Penokohan: 9 | Visual: 9 | Sound Effect/Scoring: 9 | Nilai Akhir: 9/10
Setelah bikin film-film luar biasa kayak The Dark Knight, Inception, dan Interstellar, Christopher Nolan kembali dengan karya terbarunnya, Dunkirk. Sebenarnya, gagasan Nolan bikin film ini awalnya dianggap kurang ngejanjiin. Namun, Nolan tetap menghadirkan sesuatu yang intens, ngelebihin Dark Knight atau Inception, tanpa bikin para penikmat film ngerasa kelelahan.
Mungkin lo udah baca sinopsisnya yang udah banyak kesebar. Film Dunkirk bercerita mengenai operasi penyelamatan ratusan tentara sekutu di masa Perang Dunia II. Berawal dari kekalahan Perancis oleh Hitler di tahun 1940, Jerman akhirnya berhasil memojokkan setidaknya 400.000 tentara sekutu dari Inggris di Pantai Dunkirk buat dibombardir.
Demi menyelamatkan tentara-tentara tersebut, Inggris akhirnya melakukan Evakuasi Dunkirk. Kalau dalam sejarahnya, Inggris harus kehilangan ribuan tentara. Namun, evakuasi penyelamatan ini dianggap berhasil karena lebih dari 300 ribu tentara berhasil dievakuasi dari Dunkirk. BTW, Buat penyuka cerita sejarah, sebenarnya peristiwa Dunkirk ini udah berkali-kali ditayangin. Misalnya aja film Dunkirk yang keluar pada 1958 dan sebuah drama dokumenter buatan BBC pada 2004.
Enggak kayak film perang lainnya yang nampilin adegan kekerasan dan pertempuran, Nolan lebih milih buat ngurangin adegan berdarah-darah. Justru hal ini menciptakan suasana film perang yang berbeda. Kalau dibandingin sama film perang kisah nyata lain kayak Pearl Harbour dan Black Hawk Down, film ini jauh lebih ramah buat anak kecil sekalipun.
Terlihat dari awal film, Nolan enggak berfokus pada perangnya. Melainkan, pada para tentara yang terpojok dan bagaimana usaha Inggris menyelamatkan tentara-tentara tersebut dari pembantaian Jerman. Kali ini, Nolan milih sudut pandang yang berbeda, lebih humanis.
Karena lebih menonjolkan sisi humanisme, ditambah suasana perang, narasi dalam film ini enggak banyak. Kabarnya, keseluruhan film cuma memerlukan 112 halaman skrip. Pengenalan karakter, penjelasan lokasi medan perang, latar belakang pertempuran, juga enggak akan lo temui di sini. Kalau lo enggak tahu kisah asli Dunkirk, dijamin bakalan bingung. Makanya, buat mengantisipasi hal itu, Nolan dengan cerdasnya bakal langsung ngejerumusin penonton ke tengah-tengah peperangan.
Nantinya, lo disuguhin cerita yang di dalamnya merupakan sebuah kerangka waktu tumpang tindih yang membedakan antara seminggu, satu hari, dan satu jam aja. Ada tiga plot yang berbeda, yaitu seminggu di darat, satu hari di laut, dan satu jam di udara. Tentunya, akan ada adegan yang nyatuin ketiga plot tersebut.
Kisah selama seminggu berada di daratan “The Mole”, dermaga di Pantai Dunkirk. Di sinilah para pasukan Inggris dan Perancis terjebak karena serangan Jerman. Enggak ada tempat berlindung buat evakuasi ratusan ribu tentara. Mereka pun menjadi sasaran terbuka bom-bom Jerman. Sang Komandan Angkatan Laut (Kenneth Branagh) menyadari bahwa kehadiran pasukan Inggris di Pantai Dunkirk merupakan benteng terakhir agar Jerman enggak menyerang ke daratan Inggris.
Plot kedua berada di laut yang diceritakan selama satu hari. Kisahnya berawal dari tanah Inggris. Seorang kakek bernama Mr. Dawson (Mark Rylance) lagi nyiapin perahu kayu kecilnya buat perjalanan yang katanya menyenangkan. Bersama dengan anak cowoknya, Peter (Tom Glynn-Carney) dan George (Barry Keoghan), Dawson udah mutusin buat mengabdi pada panggilan negaranya. Dawson akan menjadi armada sipil yang dikerahkan buat ngebantuin upaya pengangkutan tentara yang terjebak di Dunkirk.
Kemudian, plot ketiga yang berlangsung satu jam bertempat di udara di atas pantai dan perairan Selat Inggris. Ada tiga pesawat tempur Royal Air Force. Dua pilot, Collins (Jack Lowden) dan Farrier (Tom Hardy), harus memberikan serangan dengan penuh perhitungan demi menghalau pesawat-pesawat Jerman yang kerap ngejatuhin bom di Dunkirk. Lo bakal lihat plot di laut dan udara ini yang sering berpotongan dan menciptakan adegan dramatis yang saling emosional.
Unsur drama cerita makin menegangkan dengan sentuhan audio. Yap, selain Nolan, Hans Zimmer juga bikin film ini keren. Melalui nada-nada uniknya, Zimmer berkali-kali ngebawa penonton kayak berada di pertempuran dan menekankan kondisi yang terjadi di dalam adegan. Apalagi Viki nontonnya di IMAX, terasa banget tekanan luar biasa yang dihadapin para tentara buat bertahan hidup, betapa mengerikan misi Dunkirk, dan sungguh leganya ketika satu per satu berhasil diselamatkan.
Seperti yang Viki bilang di awal, enggak ada pengenalan karakter dan dialog pun minim. Mayoritas para tentara yang ada di Dunkirk adalah orang asing satu sama lain. Mereka hanya bertahan hidup dan satu-satunya tujuan mereka adalah pulang ke rumah (Inggris). Walaupun pasti ada seleksi alam, yang kuat yang bertahan, mereka tetap berjuang bersama-sama, saling menjaga, agar bisa pulang dengan selamat. Kehadiran orang-orang sipil dengan kapal nelayan pun jadi pahlawan bagi tentara Dunkirk.
Dunkirk diakhiri dengan penyelamatan dramatis dan surat kabar Winston Churchill yang terkenal dengan pidato di House of Commons setelah evakuasi Dunkirk. Pidato ini sengaja digaungkan kembali lewat seorang prajurit. Soalnya, bakal terasa berbeda maknanya jika diucapkan oleh prajurit dibanding oleh Churchill sendiri.
“Kita akan berperang di pantai, kita akan berperang di tempat pendaratan, kita akan bertempur di ladang.”
Nolan selalu ngasih sentuhan ajaib pada tiap filmnya. Walaupun aneh, pasti ada twist. Itulah karakter khas film-film garapan Nolan. Di Dunkirk, film ini terlihat enggak punya tokoh utama yang dominan. Sebagai gantinya, lo bakal disuguhin karakter yang mampu menceritakan suasana pertempuran yang mengerikan melalui perilaku mereka.
Kalau dilihat dari kualitas akting para pemerannya, lo enggak bakal dibikin kecewa, kok, walaupun sebagian besar aktornya bukan dari kalangan papan atas. Dunkirk yang dibintangi oleh Tom Hardy, Fionn Whitehead, dan Harry Styles juga dapet banyak ulasan positif. Misalnya aja Rolling Stone yang nyebut bahwa film ini layak masuk Oscar karena memiliki visual yang memukau. Enggak ketinggalan, dari Rotten Tomattoes, sejak tulisan ini dibuat, Dunkirk dapat 94% ulasan positif.
Enggak heran, Nolan memang sengaja bikin penonton terpukau lewat film bertema perang. Nolan ngebungkus cerita heroik dan epik tersebut dengan format 70 mm yang klasik dan melakukan syuting dengan kamera IMAX 2D. Nolan juga bukan penggila proyektor digital dan jarang menggunakan efek CGI. Yap, Nolan bikin film dramatis dengan cara klasik. Ditambah cerita yang begitu intens, enggak heran kalau para kritikus film nyebut Dunkirk sebagai film terbaik Nolan.
Buat lo yang pengen menghayati film Dunkirk, lo bisa membaca buku berjudul Dunkirk: Fight to the Last Man karya Hugh Sebag-Montefiore dan Dunkirk: The Men They Left Behind karya Sean Longden. Buku-buku itu bisa bikin lo ngerasain bagaimana rasanya jadi prajurit yang berada di ambang kematian. Ketegangan itu juga tergambarkan lewat cuplikan filmnya yang dirilis Warner Bros.
Save every breath. DUNKIRK tayang 3 Hari Lagi di bioskop dan @IMAX pic.twitter.com/JLjJPx1foD
— Cinema XXI (@cinema21) July 18, 2017
Buat lo yang penasaran sama Dunkirk, lo bisa menikmatinya di bioskop kesayangan lo pada 21 Juli 2017 nanti. Biar enggak penasaran, tonton dulu, yuk, cuplikan filmnya di bawah ini.