Rekomendasi Film Tentang Pulang yang Bisa Ditonton Secara Legal

Apakah mudik sekadar pulang? Budaya mudik bukanlah sekadar tentang pulang saja. Bagi masyarakat Indonesia, mudik memiliki makna yang lebih hangat dan dalam. Mudik menjadi momen untuk healing, untuk berkumpul dengan sanak saudara, dan untuk bernostalgia setelah sekian lama merantau. 

Oleh karena maknanya yang mendalam, ada banyak film yang menyorot mudik dengan cara yang manis. Buat kamu yang merayakan Idulfitri ini dengan berkumpul sama keluarga, atau kamu yang rindu kampung halaman karena belum berkesempatan mudik, mari resapi makna pulang lewat film-film ini.

Tenang saja, film-film ini ditayangkan di berbagai platform secara legal. Kamu dapat menontonnya dengan perangkat apa pun, termasuk kalau kamu lagi di jalan!

Rekomendasi film tentang pulang yang bisa ditonton legal

Mencari Hilal (2015)

Via Istimewa

Ketika anak-anak merantau, ada banyak di antara mereka yang kemudian menemukan identitas yang berbeda dengan orang tua mereka. Perbedaan ini terjadi karena pengaruh lingkungan dan juga kesenjangan generasi.

Mahmud, adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun yang merupakan pendakwah. Idealismenya soal agama sangat tinggi. Namun, ia kecewa saat mendengar cerita bahwa Kementerian Agama menganggarkan uang miliaran rupiah untuk mencari hilal. Ia yakin betul bahwa uang tersebut disalahgunakan karena mencari hilal enggaklah semahal itu dan Islam enggak pernah memberatkan umatnya.

Maka, Halida, sang anak yang bekerja di keimigrasian, mengutus sang adik untuk menemani sang ayah yang pengin banget mencari dan memastikan hilal dengan berkelana dari satu desa ke desa lain. Sang adik, Heli, sudah lama enggak pulang dan enggak akur dengan sang ayah. Hal ini terjadi karena perbedaan pendapat dan ideologi soal agama.

Heli terpaksa menuruti permintaan kakaknya agar dipercepat dalam mengurus paspor untuk proyek lingkungannya. Sudah bisa ditebak, perjalanan akan penuh dengan perseteruan ayah-anak, tetapi momen kembali ini adalah waktu bagi Mahmud dan Heli untuk saling introspeksi diri dan membuka perasaan satu sama lain.

Film ini bisa kamu tonton secara legal di Vidio

Batal Mudik (2016)

Jika saat Idulfitri kegiatanmu cukup padat, film pendek ini bisa menjadi opsi penghibur dan renungan singkat di tengah perjalanan silaturahmi, lho.

Diproduksi oleh Unilever, Batal Mudik berkisah tentang Amin, seorang laki-laki yang enggan mudik karena berkonflik dengan sang ayah. Namun, apakah betul bahwa hati ayah Amin sekeras itu?

Ending dari film ini menyadarkan kita bahwa banyak orang tua yang akan melakukan apapun untuk anaknya. Selain itu, kita juga bakal disadarkan dengan makna “pulang” yang lebih dari sekadar pergi ke kampung halaman, tetapi juga tentang keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.

Buat kamu yang masih punya ganjalan perasaan pada Idulfitri ini, segera ungkapkan dan maafkan, ya!

Pulang (2022)

Via Istimewa

Jika kamu suka road movie dan film tentang ayah dan anak, coba deh nonton Pulang. Seusai menonton, kamu akan merasakan sebuah kesedihan sekaligus renungan yang bisa membantu kamu memahami apa makna pulang sesungguhnya.

Prasetyo dan anaknya, Rindu, bertolak ke Yogyakarta untuk menjemput Santi, sang istri, dan anak bungsu mereka, Biru. Perjalanan ini bukan penjemputan biasa. Rumah tangga mereka berdua sebetulnya sudah retak. Santi, tetap ingin mengajar di Yogyakarta. Sementara itu, Pras ingin mengejar karier seniman di Jakarta. Kejenuhan dan isu orang ketiga juga semakin memperparah hubungan mereka.

Melewati jalan-jalan yang sunyi, keramaian kota-kota kecil, bahkan hutan, mengingatkan kita pada momen-momen manis menjelang pulang kampung. Disambut kehangatan Yogyakarta, film ini memberikan kita pemahaman tentang bagaimana kampung halaman lebih dari sekadar tempat: ia adalah asal-usul kita, ia adalah keluarga, dan juga kenangan.

Tonton secara legal film ini di KlikFilm

Pulanglah (2018)

Merupakan proyek film indie, Pulanglah (#Maafkan) memang memiliki kisah sederhana. Rio, seorang barista, sudah lama enggak pulang. Namun, menjelang lebaran, ia begitu merindukan ibu dan adiknya, sehingga memutuskan untuk pulang.

Simple banget, kan? Memang, apa yang terjadi di film sangat mudah dipahami, enggak ribet dan enggak banyak plot twist. Namun, di situlah menariknya Pulanglah. Terlebih, di akhir film, kita bisa melihat ketulusan keluarga. Walaupun Rio jarang pulang, ibu dan adiknya selalu menyambutnya dengan tulus dan mempersiapkan makanan-makanan terbaik.

Mudik (2019)

Film dengan judul internasional Homecoming ini memang enggak punya suasana hangat. Bahkan, jauh mungkin dari nuansa mudik yang kamu pikirkan.

Film diawali dengan konflik enggak enak. Sepasang suami istri, Firman dan Aida, memutuskan untuk pulang kampung dengan kendaraan. Namun, bukannya senang, mereka malah terlibat cekcok. Pada dasarnya, Firman memang berselingkuh dan Aida udah enggak betah, tetapi ia mempertahankan pernikahan demi pandangan sosial semata.

Enggak sengaja, mobil yang mereka tumpangi menabrak seseorang hingga meninggal. Mereka pun dimintai uang pertanggungjawaban dari desa, tetapi uang itu enggak sampai ke tangan sang janda, Santi.

Film Mudik menyorot bagaimana Santi dan Aida “pulang” dengan cara yang lain. Maksudnya, bagaimana mereka berani pergi dari lingkungan toksik dan bagaimana mereka memaafkan diri mereka sendiri. Sebuah road movie yang memberikan perspektif lain tentang mudik dan menyadarkan kamu bahwa bukan cuma orang lain, di hari lebaran ini sebaiknya maafkan dirimu sendiri agar kamu tenang.

Film ini bisa kamu saksikan di MOLA TV.

***

Begitu banyak makna yang dapat dijaring dari momen pulang. Mulai dari bertemu keluarga, sanak saudara, teman lama, hingga menemukan makna keikhlasan, setiap yang pergi memang semestinya menyempatkan untuk pulang agar enggak kehilangan diri sendiri. Selamat Idulfitri!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.