Kabar duka kembali menyelimuti dunia seni di tanah air. Pada hari Rabu pagi (9/03/2021), Hilman Hariwijaya dikabarkan meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan oleh Agung Saputra, produser film Trinity: The Nekad Traveler dan beberapa film lainnya di Indonesia melalui akun Instagramnya.
Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis kaliber Indonesia pada era 1980-1990an. Ia dikenal melalui karakter Lupus, seorang remaja cowok yang menjadi ikon ‘anak asyik’ pada masanya. Banyak banget remaja yang menggandrungi kisah Lupus karena kocak, seru, dan menggambarkan kehidupan anak muda.
Hilman Hariwijaya meninggal dunia lantaran sakit yang sudah dideritanya sejak beberapa waktu. Irgi Achmad Farezi, pemeran dari serial Lupus Milenia (1999-2001) di Indosiar mengatakan bahwa penyakit yang diderita oleh Hilman adalah komplikasi. Lewat Instagram Story, pria yang kini telah memiliki tiga anak itu juga menuliskan rasa dukanya.
Bermula dari majalah, bertransformasi jadi ikon remaja idaman
Sejak remaja, sosok Hilman Hariwijaya memang sudah memiliki minat besar terhadap dunia penulisan. Minat itu disalurkannya pada saat ia berkuliah di Universitas Nasional (Unas), DKI Jakarta.
Pada tahun 1986, cerpen Lupus diterbitkan oleh majalah Hai. Kemudian, kisah itu dibukukan dengan judul Tangkaplah Daku Kau Kujitak. Pada tahun 1987, kisah Lupus diangkat menjadi film dengan almarhum Ryan Hidayat yang berperan sebagai remaja tersebut.
Film ini disambut dengan sangat baik oleh khalayak. Pada tahun berikutnya, sekuel Lupus muncul dengan judul Makhluk Manis dalam Bis. Sekuel ini berlanjut hingga Lupus V yang bertajuk Iih, Syereem (1991).
Kemudian, kisah Lupus juga diangkat dalam sinetron bertajuk Lupus (1995-1997) dan Lupus Milenia (1999-2001). Pada tahun 2013, dibuat remake Lupus yang berjudul Bangun Lagi Dong Lupus.
Total ada lebih dari 30 novel yang didasarkan pada tokoh Lupus. Kisah Lupus memang mengasyikkan untuk ditonton. Gayanya keren, dengan rambut bak John Taylor, bassist dari Duran-Duran.
Ia adalah anak yatim dengan adik perempuan bernama Lulu dan hidup dengan sang ibu. Ia juga gaul dan memiliki pekerjaan sampingan sebagai wartawan di majalah Hai sembari bersekolah di SMA. Dan yang enggak boleh dilupakan adalah permen karet yang selalu menemani hari-harinya. Untuk itu, ilustrasi Lupus enggak pernah melupakan bulatan permen karet yang ia gelembungkan.
Lupus adalah sosok yang gokil dan iseng. Terkadang, Lupus bisa menjadi orang yang menyebalkan. Namun, sebetulnya ia adalah remaja yang rajin, berdedikasi tinggi, dan sayang dengan orang di sekitarnya. Sosok ini seperti merepresentasikan kehidupan remaja yang penuh warna dan keingintahuan. Makanya, Lupus bisa menjadi ikon yang “disayang” oleh remaja pada masa itu.
Kisah Lupus berpusat pada konflik-konflik pertemanan dan remaja. Dalam perjalanannya, kisah Lupus juga dimeriahkan oleh tokoh sampingan lain seperti Boim dan Gusur.
Boim adalah sahabat Lupus yang keriting, berkulit hitam, dan suka menggoda cewek. Nahasnya, enggak ada cewek yang nyantol. Selain itu, ia juga hobi meminjam uang.
Gusur sendiri adalah sahabat Lupus yang bertubuh tambun, tinggal bersama kakeknya, dan merupakan penggemar sastra. Ada pula sosok Poppy, significant other dari Lupus yang digambarkan cantik dan pintar.
Hampir enggak ada yang sempurna dalam Lupus
Ada begitu banyak sosok fiktif yang digambarkan sempurna untuk memenuhi mimpi khalayak. Namun, hal itu enggak terjadi pada Lupus.
Lupus sendiri enggak digambarkan sempurna. Selain merupakan anak yatim, ia juga kerap iseng dan enggak selalu “lurus”. Teman-teman Lupus pun hadir dengan konfliknya masing-masing.
Misalnya, Boim yang sok kepedean, atau Gusur yang ditelantarkan orang tuanya. Ada pula sosok unik lain seperti Fifi Alone, teman Lupus yang sangat berkeinginan menjadi artis, tetapi berakhir hanya menjadi figuran di beberapa film dan memiliki penyakit aphasia. Penyakit ini membuat apa yang ia katakan enggak sinkron dengan apa yang ia pikirkan.
Keluarga Lupus juga enggak kalah menarik. Lulu, walaupun manis, tetapi kerap gagal dalam kisah cintanya dan pernah ditipu. Saking inginnya menjadi penyanyi, ia terbuai mulut manis produser rekaman jingle iklan gadungan.
Jasad Hilman Hariwijaya dimakamkan pada sore hari di TPU Jombang di Ciputat, Tangerang Selatan. Kepergian beliau tentu membuat banyak yang kehilangan Namun, karya-karyanya tak akan pernah mati. Ada begitu banyak kenangan dan pelajaran manis yang didapatkan khalayak dari karya legendaris ini.