Berbagai Film tentang Kisah The Little Mermaid dari Masa ke Masa

Simak rentetan film tentang kisah The Little Mermaid dari masa ke masa


Dongeng putri duyung yang jatuh cinta kepada manusia bermula dari tulisan Hans Christian Andersen, seorang pendongeng tersohor, dan dirilis pada tahun 1837. Di dalam kisah tersebut, putri duyung meminta bantuan kepada Ursula agar memberikannya kaki supaya bisa berjalan layaknya manusia dan bisa bertemu dengan pangeran yang ia cintai.

Namun, karena kaki itu ditukar dengan suaranya, sang pangeran justru menikahi perempuan lain karena enggak tahu bahwa sang putri duyunglah yang dulu menyelamatkannya. Karena depresi, putri duyung pun bunuh diri dan menjadi buih lautan.

Kisah putri duyung ini, sudah pernah diangkat ke layar berkali-kali, termasuk oleh Walt Disney, tentunya. Seperti apakah versi-versi kisah putri duyung tersebut dalam layar sinema dan apa yang membuat masing-masing dari film tersebut unik? Mari simak berbagai adaptasi kisah The Little Mermaid dari masa ke masa.

Film adaptasi The Little Mermaid dari masa ke masa

Shirley Temple’s Storybook The Little Mermaid (1961)

Bisa dibilang, Shirley Temple’s Show The Little Mermaid adalah visualisasi pertama dari kisah Hans Christian Andersen tentang sang putri duyung.  Versi ini adalah live action yang dibuat dengan teknologi sederhana dan merupakan episode ke-22 dari series Shirley Temple.

Film putri duyung adaptasi The Little Mermaid.
Film putri duyung adaptasi The Little Mermaid. Via Istimewa.

Pemeran dari Little Mermaid alias sang putri duyung remaja dalam film ini adalah Shirley Temple. Pada masanya, Shirley Temple adalah aktris cilik yang terkenal. Shirley Temple juga membintangi berbagai macam film yang diadaptasi dari kisah-kisah dongeng Hans Christian Andersen.

Hans Christian Andersen’s The Little Mermaid (1975)

Film duyung selain The Little mermaid
Film duyung selain The Little mermaid Via Istimewa.

Toei Manga Matsuri, sebuah rumah produksi dari Jepang, pernah membuat film animasi yang diadaptasi langsung dari kisah putri duyung Hans Christian Andersen pada tahun 1975. Film dengan judul asli Anderusen Dōwa Ningyo Hime ini berbeda dengan versi Disney yang dirilis 14 tahun kemudian.

Film duyung ala Toei ini betul-betul mengangkat kisah yang sama dengan kisah besutan Andersen. Maka, alih-alih memasuki dunia magis yang indah bagi anak-anak dan remaja, kisah ini justru meninggalkan rasa sedih. Sang putri duyung, di akhir cerita, dikisahkan bunuh diri karena depresi.

The Little Mermaid (1989)

Via Istimewa

Inilah animasi The Little Mermaid pertama dari Disney yang paling membekas di hati penonton. Setiap mengingat sosok putri duyung pemimpi, pikiran kita akan selalu tertuju kepada Ariel versi 1989 ini.

Film ini berkisah tentang Ariel, seorang putri duyung berambut merah yang punya banyak keingintahuan terkait daratan. Minatnya ini tentu saja ditentang sang ayah yang merasa kalau daratan itu enggak aman. Ayahnya pun semakin murka saat mengetahui bahwa ia menyelamatkan Pangeran Eric dari kapal karam.

Merasa hopeless, ia pun masuk ke dalam jebakan Ursula, penyihir lautan yang memberikannya kaki dengan ditukar oleh suara. Ariel kemudian bisa berjalan di dunia manusia hingga bertemu Pangeran Eric. Namun, karena ia kehilangan suara, maka ia enggak bisa langsung menjelaskan ke Eric bahwa Ariel-lah yang menolongnya. Hal ini pun dimanfaatkan oleh Ursula.

Berakhir dengan baik, enggak seperti cerita asli Hans Christian Andersen, animasi ini merupakan animasi besutan Disney yang longlast dan disukai oleh anak-anak lintas generasi.

The Little Mermaid II: Return to the Sea (2000)

Sebenarnya bukan sekuel, tapi lebih mirip versi spin-off dari versi 1989-nya. Kisah Animasi ini sangat jauh melenceng dari kisah asli Hans Christian Andersen. Bahkan, bisa dibilang ia merupakan murni rekaan dari Disney.

Via Istimewa

Return to the Sea bercerita tentang pembalasan dendam Morgana, saudara Ursula, atas kematian Ursula pada The Little Mermaid 1989. Dari situ ia pun mencoba untuk menangkap Melody, anak dari Eric dan Ariel. Walaupun premisnya terasa menarik dan cukup laris di pasaran, Return to the Sea panen kritik pedas. Ceritanya dianggap bertele-tele dan enggak sepadat kisah aslinya.

The Little Mermaid Live! (2019)

Via Istimewa

Sebelum live action terbaru pada tahun 2023, terdapat versi live action dari kisah sang putri duyung pada tahun 2019. Hanya saja, konsepnya bukan film live action yang dirilis di bioskop, melainkan sajian teatrikal yang ditayangkan sebagai TV Show ABC.

Kisah yang ditampilkan diadaptasi dari film orisinal yang rilis tahun 1989. Auli’i Cravalho, pengisi suara Moana, menjadi Ariel dalam versi ini. Sementara itu, penyanyi dan aktris Queen Latifah menjadi Ursula dan mendulang pujian dari sana.

Ia mampu membawakan kemegahan, kesombongan, dan kelicikan Ursula dengan akting apik dan suara menggelegar, tanpa harus menggunakan efek-efek CGI nan ajaib. Penampilan para aktor dalam versi TV show ini kerap dibandingkan dengan versi film tahun 2023.

The Little Mermaid (2023)

Via Istimewa

Inilah versi terbaru The Little Mermaid yang menuai respon beragam. Sebelum dirilis bahkan hingga saat ini, sebagian masyarakat mengkritik pemilihan Halle Bailey sebagai Ariel, tetapi banyak juga yang memuji suara dan performa ciamiknya.

Versi live action The Little Mermaid bercerita tentang hal yang sama dengan animasi aslinya. Perbedaan hanya ada sedikit yakni pada hubungan Triton dan Ursula, penamaan anak-anak Triton (saudara Ariel), dan sedikit modifikasi aksi pada waktu-waktu tertentu. Selebihnya, alur dan penokohannya setia kepada versi animasi.

                                                                        ***

Itulah perjalanan kisah sang putri duyung yang diawali dari cerita tragis Hans Christian Andersen. Mana nih, versi yang kamu suka? Ada baiknya kamu menyaksikkan beberapa versi sebelumnya sebelum menonton versi terbaru!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.