Layaknya game kompetitif pada umumnya, penguasaan karakter memang perlu dilakukan oleh pemain guna memperluas gaya permainannya, apalagi sekelas atlet profesional. Mereka yang dianggap ahli dalam permainan, dituntut untuk menguasai sebanyak mungkin karakter demi menunjang kemenangan tim. Hal ini dirasakan oleh Skadoodle yang menyatakan mundur sejenak untuk memperluas agent pool di Valorant.
Pengumuman ini dimuat melalui akun resmi Twitter miliknya. Pada cuitan tersebut, Skadoodle mengatakan bahwa dirinya akan absen dari turnamen yang akan T1 jalani akhir pekan ini. Alasannya cukup mengherankan, yaitu ingin berlatih kembali dan memaksimalkan kemampuannya menggunakan senjata Operator.
An update to my fans, and fans of @T1: As you may have noticed, I haven't been playing with the squad in competitions, and again won't be competing in this weekend's event.
— Tyler Latham (@Ska) August 24, 2020
Bagi seorang atlet profesional, memang sudah seharusnya punya skill di atas rata-rata pemain publik. Mengingat mereka dikontrak karena dirasa mampu mengangkat nama tim di skena kompetitif Valorant. Akan tetapi, keputusan ini seperti privilege untuk Skadoodle dari tim yang dibelanya yaitu T1.
Mengherankannya, mengapa dirinya berlatih sendirian? Padahal, berkembang bersama rekan tim lainnya merupakan hal yang penting guna meningkatkan kerjasama tim. Apakah Skadoodle menjadi beban bagi tim sehingga diberikan kompensasi untuk berkembang sendirian?
Sayangnya, pihak tim belum memberikan penjelasan terhadap hal ini dan keputusan tetap bulat untuk tidak mengikutsertakan Skadoodle di turnamen akhir pekan nanti. Padahal, T1 saat ini dirasa butuh sosok yang cukup berpengalaman di game FPS, mengingat Skadoodle merupakan seorang mantan veteran atlet CS:GO.
Jika sedikit melihat sepak terjang divisi Valorant T1, sejak Ignition Series dimulai mereka memang tidak terlalu tampil memukau dan terbilang minim prestasi. Bahkan mereka sering terelminasi di fase grup. penampilan yang kurang memuaskan ini tentunya menjadi catatan besar bagi T1 dan mungkin saja latihan mandiri Skadoodle merupakan solusi paling tepat yang bisa diambil oleh tim.
Padahal, empat pemain lainnya tidak kalah hebat dari Skadoodle, beberapa dari mereka pun punya pengalaman di ranah game FPS, contohnya Braxton “Brax” Pierce yang dulu juga merupakan mantan pemain profesional CS:GO. Kemudian ada sang kapten, yaitu Keven “AZK” Lariviere yang dulunya adalah seorang mantan atlet profesional Overwatch untuk tim Liquid.
Apa pun alasan yang menyertai kemunduran Skadoodle, manajemen T1 harus mencari penggantinya untuk berlaga di turnamen akhir pekan ini. Semoga saja, ketika kembali dari latihan, Skadoodle bisa memperbaiki catatan prestasi T1 di ranah kompetitif Valorant.
Bagaimana menurut kalian tentang keputusan Skadoodle untuk latihan mandiri demi meningkatkan kemampuannya? Silakan tuang pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus ikuti KINCIR agar kalian tidak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game lainnya.