(Dota 2) 5 Tim Kuda Hitam Paling Ditakuti Sepanjang Sejarah The International

The International dikenal selalu punya tim-tim kuda hitam alias tim Dota 2 yang kurang difavoritkan, tapi pada akhirnya bisa memenangkan semuanya!


The International (TI) merupakan gelaran esports Dota 2 paling bergengsi. Dengan prize-pool yang sangat besar dan selalu meningkat tiap tahunnya, tim-tim esports profesional pun berlomba-lomba merebut kemenangan dengan mengeluarkan seluruh performa terbaik yang dimiliki.

Selain tim papan atas, The International juga dikenal selalu punya tim-tim kuda hitam alias tim yang kurang difavoritkan. Meski begitu, tim kuda hitam tidak jarang dapat merebut perhatian para penonton dengan menampilkan performa yang sangat baik.

Biasanya, tim-tim kuda hitam memiliki strategi dan meta permainan yang berbeda pada umumnya sehingga cukup sulit untuk diantisipasi. Walau biasanya tidak memiliki deretan pemain bintang, tim kuda hitam tersebut mampu memperlihatkan eksekusi dan mekanik permainan yang sangat baik.

Lalu, tim kuda hitam apa saja sih yang paling ditakuti sepanjang sejarah The International? Langsung saja simak daftarnya berikut ini, ya!

Tim Kuda Hitam Dota 2 Terkuat dalam Sejarah The International

1. CDEC – The International 2015

CDEC Dota 2.
CDEC Dota 2. Via Istimewa.

CDEC menjadi tim yang tampil mengejutkan pada The International 2015. Sebelum TI 5 dimulai, tim yang diperkuat oleh Agressif, Shiki, Xz, Q, dan garder tersebut merupakan tim yang sangat tidak difavoritkan.

Bahkan, tidak ada yang mengira kala itu, kalau CDEC memiliki performa yang sangat baik. Pasalnya, tim asal Tiongkok tersebut terbilang hoki bisa bermain di The International 2015 melalui jalur Wild Card, babak penyisihan untuk tim peringkat dua di regional.

Biasanya, tim Wild Card hanyalah tim yang dianggap meramaikan gelaran The International semata saja. Pasalnya, tim-tim papan atas yang masuk melalui invitation menjadi tim-tim yang lebih ditunggu performanya. Namun, CDEC berhasil membuktikan performa permainannya yang sangat mengerikan. 

Pada gelaran The International 2015, CDEC berhasil melaju sampai ke babak Grand Final—walau akhirnya harus kalah dengan Evil Geniuses (EG) di laga tersebut. Walau begitu, capaian CDEC sudah terbilang sangat besar untuk tim non-unggulan. Mereka berhasil mengalahkan tim-tim papan atas kala itu, seperti LGD, Cloud9, sampai Team Secret sekalipun.

2. TNC Pro Team – The International 2016

Tim Dota 2 TNC Pro Team The International 2016.
Tim Dota 2 TNC Pro Team The International 2016. Via Istimewa.

Bertahun-tahun, tim Southeast Asian (SEA) selalu dianggap remeh oleh skena kompetitif Dota 2. Bukan tanpa alasan, regional SEA memang minim prestasi kala itu, bahkan pemain-pemain bintang dari regional tersebut dapat terhitung jari kala itu.

Pada 2016, SEA mengirimkan tiga tim perwakilan, yaitu TNC Pro Team, Fnatic, dan Execration. Dari ketiga tim tersebu, Fnatic mungkin satu-satunya tim yang dianggap lumayan kuat karena memiliki Mushi—salah satu pemain carry terbaik di masanya.

Ternyata, performa mengejutkan justru muncul dari TNC Pro Team. Kala itu, tim asal Filipina tersebut dipimpin oleh DeMoN—salah satu pemain kawakan yang cukup dihormati di regional Amerika Utara.

Berkat kepemimpinan DeMoN, TNC Pro Team kala itu sukses mengalahkan Team OG yang sangat difavoritkan oleh skena Dota 2 kala itu. Pasalnya, Team OG diperkuat oleh pemain-pemain kelas atas di tahun 2016, seperti Miracle-, Moon, ataupun N0tail.

Prestasi TNC Pro Team yang berhasil mengalahkan Team OG dalam gelaran The International 2016 merupakan capaian yang sangat tinggi. Selain sukses menendang Team OG pulang lebih dulu, TNC Pro Team juga memperlihatkan kalau para pemain SEA sebenarnya memiliki penguasaan mekanik yang sangat tinggi.

3. Digital Chaos – The International 2016

Via Istimewa

Bagi penulis pribadi, Digital Chaos merupakan tim kuda hitam yang paling mengerikan. Tim yang diperkuat oleh Resolut1on, w33, Moo, Misery, dan Saksa tersebut merupakan tim baru yang dibentuk untuk mencoba peruntungan dalam gelaran The International 2016.

Melalui babak kualifikasi untuk regional Amerika, Digital Chaos menjadi salah satu tim perwakilan benua Amerika bersama dengan Evil Geniuses kala itu.

Sebagai tim kuda hitam, Digital Chaos memperlihatkan performa yang sangat mengerikan sejak babak grup. Tim yang dipimpin oleh Misery tersebut berhasil mengamankan posisi upper-bracket, walau nantinya harus turun ke lower-bracket.

Secara mengejutkan, mereka berhasil mengalahkan tim-tim papan atas, seperti LGD Gaming, EHOME, sampai Evil Geniuses. Sayangnya, mereka harus kalah dari Wings Gaming di babak Grand Final.

4. Team OG – The International 2018

OG The International 2018.
OG The International 2018. Via Istimewa.

Setelah ditinggal Cr1t- dan Fly, N0tail akhirnya harus mencari kembali bibit-bibit baru untuk Team OG. Pada tahun 2016, mereka sempat mendapatkan Miracle- yang kala itu dikenal sebagai pub-star dengan poin MMR Individu yang sangat tinggi.

Sayangnya, Team OG kala itu belum bisa memberikan performa terbaik—bahkan harus kalah dengan tim papan bawah, seperti TNC Pro Team. Hasilnya, mereka pun kembali melakukan reshuffle pemain demi memperbaiki performa.

Pada tahun 2018, Team OG menambahkan Topson ke line-up pemain mereka. Pemain asal Finlandia tersebut merupakan pemain yang tidak dikenal dalam skena kompetitif Dota 2. Enggak cuma itu, 7ckingMad yang sebelumnya menjadi Coach untuk Tim OG juga terpaksa harus masuk ke lini pemain dan mengganti namanya menjadi Ceb.

Dengan roster seadanya, OG setelah ditinggal Fly dan Cr1t- menjadi tim kuda hitam yang performanya sempat diragukan. Apalagi, mereka menambahkan Topson sebagai midlaner—pemain yang saat itu belum diketahui performanya dalam skena kompetitif. 

Bahkan, tim yang dipimpin oleh N0tail tersebut harus berjuang melalui babak kualifikasi, karena tidak mendapatkan slot invitational. Namun, siapa sangka, mereka ternyata mampu merebut gelar juara The International 2018. Topson sebagai pemain baru juga mampu memperlihatkan performa yang sangat mengerikan kala itu. 

5. Team Spirit – The International 2021

Kisah Cinderella kembali terulang di The International 10.
Kisah Cinderella kembali terulang di The International 10. Via Istimewa.

Team Spirit merupakan salah satu nama baru dalam deretan tim kuda hitam terkuat sepanjang gelaran The International. Tim yang diperkuat oleh Yatoro, TORONTOTOKYO, Collapse, Mira, dan Miposhka tersebut berhasil mengamankan slot The International 2021 melalui poin DPC tertinggi dalam regional Eropa Timur.

Team Spirit merupakan tim kuda hitam yang harus berhadapan dengan deretan tim-tim besar di gelaran The International 2021, seperti PSG.LGD, Team OG, ataupun Team Secret.

Dalam babak grup, Team Spirit berhasil mengamankan posisi upper-bracket di bawah PSG.LGD, Team Secret, dan Invictus Gaming. Sayangnya, dalam posisi upper-bracket, Team Spirit harus kalah dengan Invictus Gaming dan tersingkir ke lower-bracket.

Dalam perjalanannya di lower-bracket, Team Spirit berhasil mengalahkan deretan tim-tim besar, seperti Team OG, Secret, dan Virtus Pro. Bahkan, tim yang dipimpin oleh Miposhka tersebut berhasil mengamankan gelar juara dengan mengalahkan PSG.LGD di babak Grand Final.

Dengan prestasi gemilang yang mereka raih, enggak heran jika banyak orang yang menilai Team Spirit merupakan tim kuda hitam paling kuat sepanjang sejarah The International.

***

Berkaca dari performa tim-tim kuda hitam di atas, gelaran The International seakan menjadi panggung yang ideal untuk memperlihatkan potensi-potensi tersembunyi dari tim-tim yang diremehkan.

Enggak heran, kalau gelaran paling bergengsi dalam skena kompetitif Dota 2 tersebut menjadi ajang yang sangat sulit untuk diprediksi tiap tahunnya. Sebab, tim-tim kuda hitam dapat memberikan performa kejutan yang mampu mengalahkan tim papan atas sekalipun.

Bagaimana pendapat kalian dengan deretan tim-tim kuda hitam terkuat sepanjang sejarah gelaran The International di atas? Silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Serta, ikuti terus informasi terkini mengenai esports hanya di KINCIR, ya! 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.