Kini penyelenggaraan The International sudah lebih dari setengah jalan. Delapan tim akan membuktikan permainan maksimal mereka untuk sampai di Grand Final dan menjadi juara The International 8. Di hari keempat ini, tersaji 3 pertandingan Lower Bracket dan sebuah sajian Open AI 5v5 Match kedua setelah kemarin PaiN Gaming sempat menang 1-0 serta sajian pertandingan All-Star.
Pada 2 pertandingan Lower Bracket pertama, OpTic Gaming dan VGJ.Storm dinyatakan gugur setelah kalah dari Virtus.Pro dan Team Secret. Sebelum masuk ke pertandingan Lower Bracket ketiga, hari kedua sajian pertandingan OpenAI mempertemukan 5 TI Champions sebelumnya dari negeri Tiongkok yang diisi oleh xiao8, BurNIng, rOtK, Ferrari, dan Sansheng. Sementara itu gelaran All-Star juga sangat menghibur dengan dipilihnya mode Mutation.
Pada pertandingan pertama malam tadi, OpTic bertemu dengan juara klasemen DPC musim 2018, Virtus.Pro. Tampil percaya diri sebagai tim kuat, OpTic berhasil meungguli VP di game pertama. Dengan kehadiran Elder Titan sebagai support, ternyata OpTic mampu meredam kombinasi Io-Gyro dan Dragon Knight dari VP. Masih harus mengejar ketertinggalan, VP bermain sangat agresif di game kedua dengan memilih Tiny, Bloodseeker dan Broodmother sebagai hero core. Strategi 3 carry ini berhasil meredam ranged strats dari OpTic yang juga didukung oleh bantuan Alchemist di barisan depan. VP memastikan kemenangan mereka dengan bermain disiplin di game ketiga. Berkat kehadiran Necrophos, Ursa dan Clinkz dari OpTic beberapa kali terkena Repaer's Scythe yang memaksa mereka ketinggalan farming dan waktu hidup.
Secret tampil maksimal dengan mengalahkan kuda hitam, VGJ.Storm 2-0. Di game pertama, Ace mendapat kesempatan untuk memainkan Meepo, hero yang sering menjadi meta rahasia tim mereka. Enggak butuh waktu lama untuk Secret akhirnya mampu mengungguli VGJ.Storm dengan memaksimalkan ketertinggalan VGJ.Storm. Di game kedua, giliran VGJ.Storm memilih Medusa sebagai penutup skuad mereka. Ini terbukti ampuh menahan gempuran Secret dan memaksa mereka bermain di late game. Medusa berkesempatan untuk memiliki Divine Rapier yang ternyata justru jatuh terlalu cepat. VGJ.S membuat kesalahan untuk turun dari markas mereka dan ini dimanfaatkan Secret untuk akhirnya memukul VGJ.Storm.
Sebelum gelaran pertandingan ke-3 game hari keempat tadi, tersaji gelaran OpenAI Match kedua. Kelima legenda TI dari Tiongkok ternyata berhasil memenangkan pertandigan melawan bot paling pintar tersebut. Seorang legenda seperti xiao8 saja terkejut oleh permainan kepintaran buatan yang sangat menyeramkan. Mereka dipaksa mengakui keunggulan para bots di menit-menit pertama. Mereka memaksa para bots untuk bermain lebih lama dan ternyata strategi split push yang dilancarkan oleh para Big Gods ini berhasil memaksa bots untuk akhirnya mengakui keunggulan strategi para legenda. Kecerdasan buatan ini ternyata masih enggak mampu mengalahkan permainan dan strategi terbaik di map terbuka.
Pada game pertama antara EG dan Virtus Pro, EG enggak perlu banyak waktu untuk memastikan keunggulan. Mereka melancarkan ranged strats dan memastikan banning untuk Ursa dan Spectre. Virtus.Pro terpaksa hanya bisa mengamankan Tiny yang kesulitan bermain melawan Storm Spirit dari SumaiL di midlane. Kedua tim tidak banyak mengambil hero disabler dan karena keunggulan networth EG bisa memastikan kemenangan cukup cepat di game pertama. Di game kedua, VP berusaha membunuh gaya bermain ranged dengan melakukan banning terhadap Drow, Io, dan Silencer. Sayangnya EG bermain dengan sangat baik lewat pembawaan Alchemist dan Venomancer. Mereka menekan VP tanpa henti hingga menit ke-40. Ursa dan Tiny dari VP enggak mampu membendung Alchemist yang sudah gendut dari sejak menit 20.
Setelah pertandingan tersebut, tersaji gelaran pertandingan All-Star The International. Ternyata, mode yang dipakai untuk pertandingan tersebut adalah Mutation dan ini membuat gelaran pertandingan tersebut sangat lucu. Aturan dari Mutation di pertandingan All-Star berbeda dengan Mutation yang bisa dimainkan oleh para pemilik Battle Pass. Sebelumnya tim berunding untuk memilih mutasi mereka sendiri. Yang menggelikan adalah tim rOtK yang berisi RTZ dan EE. Mereka memilih Pocket Roshan dan Pocket Tower. Sementara itu, tim BurNIng bermain sedikit cerdik dengan memilih Super Blink Dagger yang sangat berguna. Mereka memilih Tinker, Tiny, dan Terrorblade yang menjadikan mereka sangat sulit untuk dibunuh. Sementara RTZ dan kawan-kawan mengisi map dengan tower dan Roshan, Miracle- dan kawan-kawan berlarian ke sana kemari. Akhirnya dengan keunggulan pilihan hero yang optimal, Miracle dan kawan-kawan berhasil muncul sebagai pemenang.
Buat lo yang ketinggalan keseruan pertandingan All-Star, lo bisa cek cuplikan pertandingannya berikut.
Nah, gimana pertandingan semalam, sangat seru dan menghibur bukan? Kini tinggal tersisa 5 tim yang memiliki kesempatan memenangkan Aegis of Champions dan raihan hadiah terbesar Dota 2 tahun ini. Keseruan masih akan terus berlanjut, makanya kepoin terus Kincir untuk update terbaru The International 2018, ya!