Siapa bilang Indonesia tak punya prestasi di kancah esports internasional. Buktinya, “timnas” Pro Evolution Soccer (PES) Indonesia berhasil menjuarai ajang PES League 2019 Asia di Jepang beberapa waktu lalu. Bisa dibilang, prestasi tersebut tak lepas dari peran bocah ajaib bernama Rizky Faidan.
Bocah yang satu ini memang sangat ajaib. Di usianya yang masih remaja (16 tahun), cowok yang biasa dipanggil Faidan ini menjadi pemain kunci kemenangan Indonesia di nomor 3 vs 3 dan 1 vs 1 PES League 2019 Asia. Dia pun saat ini sedang berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang PES League 2019 World Final yang diselenggarakan di London, Inggris, pada 28—29 Juni 2019.
Nah, belum lama ini, KINCIR berkesempatan untuk mewawancarai Rizky Faidan. Yuk simak kisah pemain muda ini dari awal dia bermain PES hingga bisa menjuarai berbagai turnamen kelas dunia!
Bercita-Cita Menjadi Atlet Sepak bola
Setiap anak pasti punya cita-cita yang ingin mereka capai di masa depan. Faidan juga sama dengan kebanyakan anak cowok lainnya. Kegemaran menonton pertandingan sepak bola membuat dia ingin menjadi atlet pada nantinya.
Sayang, cita-cita tersebut tak bisa diwujudkannya. Pasalnya, Faidan merasa sepak bola adalah permainan yang sulit. Namun, hal tersebut tak membuatnya patah arang. Dia pun ‘banting setir’ dengan menjadi atlet sepak bola di dunia digital. Cita-cita yang akhirnya tercapai meski harus berbeda ‘dunia’.
“Saya dulu mempunyai cita-cita sebagai pemain bola, tapi enggak kesampaian. Makanya, saya bahagia karena seenggaknya bisa jadi atlet esports di game sepak bola,”
Tertarik dengan PES Sejak Kecil
Seperti anak kebanyakan, Faidan juga sangat menyukai bermain game. Sejak kecil, dia sudah dikenalkan dengan game konsol oleh sang ayah. Ketertarikan dengan sepak bola juga membuatnya untuk gemar bermain PES.
Bersama sang kakak, Faidan mulai bermain PES di PS2. Enggak hanya PES yang dimainkannya, dia juga sering bermain game lain seperti FIFA, game fighting, dan game dengan tema perang. Namun, tak ada yang membuatnya benar-benar jatuh hati seperti PES yang sangat dicintainya.
“Saya mulai main PES sebelum masuk sekolah dasar dan sejak zaman PS 2. Kebetulan juga dulu orangtua juga senang bermain game perang, dan saya bersama kakak bermain PES. Orangtua juga sudah mendukung saya terjun ke esports,”
Terjun ke Esports Sejak Umur 12 Tahun, Juara Nasional di Usia 13 Tahun
View this post on Instagram
Haturnuhun viking antapani????☝???? #pes2016 ????
A post shared by rzkyfdnn (@rizkyfaidan) on
Kegemaran Faidan dalam bermain PES memberikan dia motivasi untuk bisa lebih mendalami lagi hobinya tersebut. Dia pun memutuskan untuk menguji kemampuannya dengan mengikuti kompetisi. Istimewanya, Faidan memulai kariernya sebagai atlet esports sejak dirinya berusia 12 tahun
Diawali dengan keisengan untuk menguji kemampuan yang dia miliki di PES, Faidan mengikuti sebuah turnamen yang diadakan oleh sebuah komunitas bernama Aliban. Saat itu, enggak ada perasaan takut di benak Faidan saat pertama kali mengikuti turnamen PES yang diadakan di Bandung. Di antara para peserta lainnya, dia bisa dikatakan pemain paling muda yang mengikuti turnamen itu.
Pada awalnya, Faidan memang tak mampu meraih kemenangan. Namun, para penggiat komunitas Aliban menganggap pemain muda yang satu ini sebagai anak yang sangat berbakat. Untuk itulah mereka mengajaknya bergabung sekaligus melatihnya menjadi pemain profesional.
View this post on Instagram
A post shared by Liga1PES (@liga1pes) on
"Keisengan" Faidan untuk ikutan turnamen pun membuahkan hasil setahun kemudian. Di usianya yang ke-13, dia berhasil memenangkan turnamen PES tingkat nasional. Dia pun akhirnya dipilih menjadi salah satu wakil Indonesia untuk kejuaraan tingkat Asia Tenggara di Vietnam. Meski kalah, Faidan menganggap pengalaman tersebut sangatlah berharga untuk bekalnya menjadi seorang atlet esports.
“Dulu lihat poster turnamen di Bandung, iseng-iseng ikutan buat mencoba kemampuan yang saya punya di PES dan hasilnya kalah. Setelah itu pihak penyelenggara mengajak untuk latihan bareng bersama anak-anak komunitas PES Bandung bernama Aliban. Dari sana, saya mulai ikut turnamen bareng,”
Lebih Memilih PES daripada FIFA, Mobile Legends, dan PUBG Mobile
PES dan FIFA merupakan game yang menyajikan permaian simulasi sepak bola. Namun, ketertarikan Fadian terhadap PES mulai bertambah ketika dirinya mulai mengikuti turnamen-turnamen. Sekadar info, Fadian juga bermain FIFA seminggu sekali.
Namun, dirinya sering menjadi kagok ketika harus kembali bermain PES. Perbedaan cara bermain menjadi salah satu alasannya. Butuh beberapa pertandingan yang harus dia lakukan untuk membiasakan kembali.
Selain FIFA, dia mengaku juga suka bermain game-game yang sedang populer seperti Mobile Legends dan PUBG Mobile. Namun, sama seperti FIFA, Faidan enggak mau serius terjun ke ranah esports seperti yang dilakukannya di PES. Menurutnya, ketiga game tersebut sekadar menjadi pengisi waktu luang.
“Karena yang ikut turnamen pertama kali di game PES jadi malah keterusan dan fokus di PES, kalo FIFA juga masih main sampai sekarang. Memang sedikit kagok, sih, sehabis main FIFA, butuh dua kali pertandingan dulu di PES biar jadi kebiasa lagi,” ungkap Faidan.
Impian Masuk RRQ
Meski punya cita-cita yang tidak tersampaikan, ternyata Faidan juga punya impian yang masih bisa terwujud. Impian tersebut adalah bisa bergabung dengan salah satu tim esports terbesar di Indonesia, RRQ.,
Menurutnya, RRQ merupakan salah satu tim esports terbesar di Indonesia yang sudah mencetak banyak prestasi di esports. Melihat kekompakan yang terjalin di RRQ, membuat dirinya tertarik untuk masuk tim berjuluk “Raja dari Segala Raja” tersebut.
“Kalau dibilang ingin masuk tim mana, saya pilih RRQ. Mereka merata di setiap divisinya. Selain itu, saya juga ingin bermain di luar negeri dan dikontrak divisi esports tim sepak bola Eropa,”
Dukungan Pemerintah Terhadap Esports Indonesia
Perkembangan esports yang sangat pesat telah menyedot perhatian banyak pihak. Enggak terkecuali Pemerintah Republik Indonesia. Dukungan Pemerintah di esports sekarang yang sudah memfasilitasi para pemain untuk bisa lebih menyalurkan minat dan bakatnya di game.
Pembuktian yang diberikan para pemain esports sudah mulai terlihat. Perwakilan tim Indonesia di berbagai game esports dapat menjuarai turnamen tingkat dunia, seperti Point Blank, Mobile Legends, dan PUBG Mobile.
Sebagai atlet esports PES, Faidan merasakan betul dukungan penuh pemerintah. Menurutnya, Pemerintah Republik Indonesia tahu bahwa esports adalah bidang yang menjanjikan. Maka dari itu, saat dia ingin bertanding di PES League 2019 World Final, pemerintah melalui KEMENPORA membantunya untuk mengurus Visa agar dapat bertanding di Inggris tepat waktu.
“Sekarang esports sudah bisa menjadi lahan pekerjaan. Semoga ke depannya game-game lainnya juga maju di esports,”
***
Bagaimana pendapat kalian tentang perjalanan Rizky Faidan menjadi salah satu pemain muda berbakat di PES? Akankah sang wonderkid dapat mengibarkan bendera Indonesia di ajang PES League 2019 World Final? Kalian bisa memberikan dukukan kepadanya di kolom komentar. Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports dan game.