Video game pada idealnya adalah sebuah wadah yang dapat mengembangkan kreativitas serta berbagai hal positif lain. Buktinya bisa lo lihat pada tren jasa pelatih Fortnite yang tak hanya membuka lapangan kerja, tapi juga membuka peluang bahwa video game bisa menjadi sarana edukasi yang didukung orangtua. Namun, di sisi lain, Fortnite ternyata juga menjadi faktor penyebab keretakan rumah tangga, contohnya seperti yang terjadi di Inggris.
Seperti yang dikutip dari Divorce Online, Fortnite disebut punya andil dalam sekitar 200 kasus perceraian yang terjadi di Ingris sepanjang 2018. Angka yang terbilang besar ini dikompilasikan dari petisi cerai yang menyebut Fortnite dan game daring lain sebagai biang kerok keretakan rumah tangga.
"Kecanduan obat-obatan terlarang, alkohol, dan judi seringkali jadi alasan keretakan sebuah hubungan. Namun, revolusi digital telah memperkenalkan sebuah bentuk kecanduan baru," tulis juru bicara Divorce Online dalam blog-nya.
Bicara soal kecanduan, belum lama ini WHO telah mengklasifikasikan kecanduan bermain game sebagai gangguan kejiwaan. Kasus perceraian yang diakibatkan Fornite ini sesuai dengan "meningkatnya prioritas bermain game dibanding kegiatan atau hal lain". WHO juga menyebutkan kecanduan video game dapat berakibat negatif kepada karier dan hubungan seseorang.
Tentunya kasus yang terjadi di Inggris ini erat kaitannya dengan kecanduan video game. Udah pasti ada satu pihak, entah itu cowok atau cewek, yang enggak suka melihat pasangannya ketagihan bermain game dan enggak memedulikan hal sekitarnya. Termasuk kehidupan pribadi dan pasangannya.
Saat ini, wajar jika Fortnite disebut-sebut sebagai biang keladi. Game battle royale buatan Epic Games ini memang sangat digandrungi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh LendEDU, sekitar 38% responden menyebutkan bahwa mereka bermain game ini lebih dari 11 jam per minggu.
Meski terkesan fantastis sekaligus ironis, angka yang disebutkan oleh Divorce Online sebenarnya enggak sepenuhnya bisa dipercaya. Situs ini enggak secara spesifik menyebutkan bahwa 200 pasutri bercerai karena Fortnite saja. Dalam kutipannya, mereka juga disebutkan bercerai karena game daring lain. Jadi, ada kemungkinan Fortnite juga mewakili sebagian kecil, tapi jadi sorotan melihat betapa besarnya game ini sekarang.
Nah, apakah lo juga yakin Fortnite murni jadi biang keladi kasus ini? Mau percaya atau enggak, kita masih bisa ambil hikmahnya bahwa yang namanya kecanduan video game tetaplah enggak baik. So, main game boleh, niat berkarier apalagi. Akan tetapi, jangan sampai kehidupan dan hubungan lo dengan orang terdekat jadi rusak hanya karena hal kayak begini.