Team Secret selalu dikenal sebagai tim Dota 2 yang gemar merombak roster mereka setiap tahun. Dikomandoi oleh kapten legendaris, Clement "Puppey" Ivanov, tim ini berniat menjadi salah satu organisasi independen saat pertama kali dibentuk. Tujuannya agar setiap pemain mendapatkan gaji dan pembagian hadiah turnamen yang lebih besar.
Setelah mendapatkan hasil kurang memuaskan di The International 2018 lalu, Puppey memecat Carry mereka, Ace, lalu menggantinya dengan talenta muda asal Polandia, Michal "Nisha" Jankowski. Sejak Dota Pro Circuit (DPC) 2019 dimulai, Team Secret telah memenangkan dua Major dan mampu memimpin klasemen sementara.
Apakah Nisha mampu menjadi Carry yang membawa Team Secret memenangkan The International tahun ini? Yuk, kenalan sama Carry muda yang satu ini!
Muda dan Sangat Berbahaya
Ketika pertama kali masuk Team Secret, Nisha baru saja menginjak umur 18 tahun. Meski tak semuda SumaiL saat pertama ditarik masuk Evil Geniuses, dia juga mampu menunjukkan taringnya dan kini menjadi pemain paling muda dalam esports Dota 2 profesional bersama dengan Abed.
Membela Kinguin Sebelum Berlabuh ke Secret
Sebelum ditarik oleh Puppey, Nisha bermain di tim asal Polandia, Kinguin. Sejak berada di Kinguin, Puppey mulai melirik sang pemain yang dianggap mampu bermain apik. Bersama Kinguin, dia mendapatkan banyak gelar turnamen Minor di luar skena DPC musim 2017 dan 2018. Bahkan, mereka sempat menjegal tim kuat di Eropa dalam kualifikasi dan menunjukkan potensinya.
Belajar Dota 2 Bersama Sang Kakak di ALTERNATE aTTaX
Pemain yang bernama asli Michał Jankowski ini ternyata punya seorang kakak bernama Przemysław Jankowski atau yang memiliki nickname Supreme di dalam game. Bersama kakaknya tersebut, dia mengawali karir pertama kali di tim asal Polandia, ALTERNATE aTTaX dan mendominasi kompetisi lokal.
Pemain Baru dengan MMR Tinggi
Menuju 2018, region Eropa memiliki Leaderboard MMR yang paling besar dibanding wilayah lainnya. Nisha sempat membuat geger lantaran memiliki MMR 9000 meski ID yang dia pegang masih terhitung baru. Pemain yang baru menyentuh esports Dota 2 pada 2016 ini ternyata telah menyentuh MMR sangat tinggi padahal belum bermain hingga 1.000 pertandingan.
Dari Midlane Menjadi Hard Carry
Nisha terkenal punya win rate yang sangat tinggi ketika dia menjadi pemangku midlane. Hampir 70% pertandingannya di publik didominasi oleh kemenangan. Ketika masuk ke Team Secret, dia masih bergantian mengisi jalur tengah dengan MidOne hingga separuh Dota Pro Circuit lalu. Kini, dia menjadi salah satu Carry paling berbahaya di skena kompetitif Dota 2.
Gemar Memakai Hero Kompleks
Di antara pilihan Carry miliknya, Nisha selalu suka memakai Hero rumit. Morphling, Lone Druid, dan Spectre seringkali jadi pilihannya. Kemampuannya yang di atas rata-rata membuat permainan dari Hero yang sulit terasa mudah.
Salah Satu Pemain Kidal Dota 2
Ternyata, Nisha merupakan salah satu pemain kidal di Dota 2. Dia pun memegang mouse di tangan kiri, sedangkan keyboard-nya terletak di sebelah kanan. Meski begitu, ternyata enggak ada set-up unik dari keyboard dan hotkey miliknya. Dia mengaku sudah terbiasa dan memakai layout seperti ini sejak bermain di PC milik ayahnya yang juga kidal.
***
Bagaimana pendapat kalian tentang Nisha? Apakah kalian juga setuju kalau dia punya potensi sangat besar memboyong Team Secret jadi juara The International 2019? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya. Terus ikuti juga berita serta informasi menarik seputar game dan esports lainnya hanya di kanal KINCIR!