Setelah League of Legends kehilangan banyak pemain di kawasan Asia, nampaknya sang pengembang, Riot Games juga dirundung masalah baru. Di kantor utama mereka yang bertempat di Los Angeles, Amerika Serikat, ratusan karyawan melakukan mogok kerja. Sebulan belakangan, kantor tersebut dinilai melakukan banyak diskriminasi terhadap karyawannya, termasuk kasus pelecehan seksual yang kerap terjadi pada pekerja perempuan.
Aksi ini digelar (6/5) lantaran Riot Games dinilai enggak mampu menyelesaikan masalah tersebut. Bukannya memecat para supervisor yang bermasalah, mereka justru meminta para karyawan yang mendapatkan diskriminasi dan pelecehan untuk melepasnya dari jalur hukum. Permintaan semacam ini dinilai merugikan para karyawan.
Live at the Riot Games walk out. #RiotWalkout pic.twitter.com/ZzJicl8iUM
— Kevin Hitt (@Kevin_Hitt) May 6, 2019
Pada ajang demonstrasi tersebut, para karyawan melakukan sesi penyampaian aspirasi dan diskusi grup. Hal ini dinilai perlu karena sebelumnya para karyawan enggak punya ruang untuk menyampaikan kasus yang selama ini terjadi di Riot Games. Sontak aksi mereka yang sempat panas di laman Twitter mulai diperhatikan oleh banyak kalangan.
Dengan masalah seperti ini, Riot Games mendapatkan citra negatif. Pasalnya, beberapa masalah ketenagakerjaan semisal bekerja di luar jam seperti yang sempat dialami oleh para karyawan di Rockstar masih bisa dimaklumi. Para employer hanya diharuskan memberikan kesejahteraan yang lebih jika karyawan bekerja di luar batas. Contoh masalah yang bergulir di kantor Riot Games ini dinilai mencederai industri game yang belakangan dicap tidak berpihak pada perempuan.
Aksi tersebut bisa saja digelar kembali oleh karyawan jika Riot Games enggak melakukan rekonsiliasi. Dilansir Gamerant, pihak Riot bakal melakukan opsi untuk memanggil para korban. Sementara itu, Riot menghargai keputusan para karyawan untuk melakukan walkout dan enggak memberikan sanksi maupun perlakuan lain mengikuti kejadian ini.
Bagaimana menurut kalian dengan kasus seperti ini? Apakah Riot Games bisa memperbaiki ekosistem kerja mereka atau justru perusahaan ini memang terkenal "bikin ulah"? Apakah masalah ini bakal berdampak hingga ke jumlah pemain League of Legends nanti? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Terus ikutin juga berita serta tulisan menarik seputar game lainnya hanya di kanal KINCIR!