Setelah menjuarai Fortnite World Cup, nama Kyle “Bugha” Giersdorf langsung melejit. Remaja berusia 16 tahun ini menjadi sorotan publik semenjak kemenangannya itu. Ketenarannya saat ini ternyata juga memiliki imbas yang buruk bagi kehidupan Kyle.
Contohnya adalah kasus yang baru-baru ini menimpa dirinya. Pada hari sabtu (10/9), pihak SWAT menyergap rumah Bugha ketika dia sedang melakukan streaming di Twitch. Setelah selang beberapa menit, akhirnya dia kembali dan mengkonfirmasi ke penontonnya bahwa saat ini pasukan SWAT sedang menyambangi kediamannya.
Diketahui dari deskripsi Bugha bahwa mereka bersenjatakan lengkap dan siap untuk melakukan penyergapan. Akan tetapi situasi tersebut bisa langsung teratasi berkat seorang polisi yang tinggal dekat dengan Bugha. Beruntung, polisi tersebut pun mengenalinya dan langsung mengamankan kondisi penyergapan tersebut.
Hal ini ternyata merupakan kasus yang dikenal dengan “swatting”. Ada seseorang yang menyebarkan berita hoax ke polisi dan memberikan lokasi tempat tinggal Kyle. Di telpon tersebut, sang oknum mengatakan bahwa ia telah membunuh sang ayah dan mengikat ibunya di garasi.
Masalahnya, pihak kepolisian tidak bisa langsung mengkonfirmasi bahwa panggilan telepon tersebut benar atau sebuah kebohongan. Maka dikirimlah tim SWAT sebagai pencegahan dan penyergapan berdasarkan informasi dari sang penelpon.
Ternyata, kejadian swatting ini memang kerap terjadi di Amerika. Sebelumnya, para selebritis juga pernah mengalami kasus yang sama dengan Kyle, sebut saja Ashton Kutcher dan Justin Bieber.
Selain itu, kasus lebih parah pernah terjadi pada tahun 2017. Seorang pemain Call of Duty juga mengalami hal yang sama, yaitu Andrew Finch yang harus ditembak mati oleh pihak kepolisian karena berita hoax. Berita tersebut berasal dari lawan Andrew di public match, bernama Tyler Barriss. Akhirnya Tyler divonis hukuman penjara selama 20 tahun.
Menanggapi kasus Kyle, pihak kepolisian kota Upper Posttsgrave sudah mengklarifikasi kasus tersebut sebagai berita hoax dan akan menindaklanjuti sang penelpon. Untung saja kasus ini tidak ada korban jiwa. Bayangkan saja jika Kyle harus meregang nyawa akibat kekonyolan seseorang yang ingin mengerjainya.
Buat kalian para pembaca KINCIR, sebaiknya kalian lebih bijak jika bermain game. Meskipun kalian mendalami permainan tersebut secara serius, namun jangan sampai akal sehat kalian dikalahkan oleh emosi. Jangan sampai fungsi game sebagai hiburan alternatif malah jadi alasan untuk membunuh seseorang.
Bagaimana pendapat kalian tentang kejadian yang menimpa Kyle? Semoga kejadian ini tidak terjadi lagi di mana pun, ya! jangan lupa untuk kunjungi website KINCIR untuk tahu berita terbaru seputar esports dan game.