Football Manager selalu jadi saksi dan bukti adanya pemain sepak bola jago banget, serta yang akan jago di masa depan nantinya. Setiap tahunnya, Football Manager pun selalu dirilis dengan sejumlah update yang makin hari makin bikin kalian layaknya manajer sepak bola dunia. 2018 pun jadi tahun dirilisnya Football Manager 2019 (FM 19) yang punya sedikit-banyak perubahan, mulai dari perintah di pinggir lapangan sampai dengan bentuk latihan yang dikasih ke para pemain.
Namun, ada satu yang paling bikin FM 19 ini beda dari seri-seri sebelumnya. Laman blog resmi dari Football Manager ngerilis database beberapa liga sepak bola top dunia untuk musim kejuaraan 2003/2004. Mulai dari Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman, sampai ke Liga Belanda. Kalian bisa unduh itu secara gratis dan mainin FM 19 via Steam.
Karena musim 2003/2004 sudah lama berlalu, pasti kalian bingung, kan, mau ngelatih klub yang mana? Berikut beberapa klub yang pantas dicoba di FM 19 database 2003/2004.
1. Real Madrid, Klub Terbaik Kala Itu
Kalau memang bingung, pilih aja klub terkuat, terhebat, dan terjago di dunia saat itu. Pada 2003, Real Madrid masih menggalakan proyek “Los Galaticos” dengan membeli semua pemain megabintang yang ada di dunia sepak bola. Contohnya pada 2003 saat Real Madrid merampungkan transfer David Beckham dari Manchester United.
Kebayang, dong, skuat yang “gendut” banget, mulai dari Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo, Guti, Raul Gonzalez, Roberto Carlos, dan pastinya David Beckham. Jadi, badai cedera dan padatnya jadwal pertandingan bukan jadi masalah Real Madrid. Namun, kalau sampai kalian enggak jadi juara di akhir musim, kerjaan manajer Real Madrid bakalan langsung dikasih ke orang lain.
2. Arsenal, Tak Terkalahkan Sepanjang Musim
Tentunya, Real Madrid bukan jadi satu-satunya klub yang paling jago di musim 2003/2004. Liga Premier Inggris juga dikejutin sama Arsenal yang bisa dibilang selalu tersenyum sepanjang musim alias enggak pernah kalah. Arsenal berhasil mencatatkan rekor 26 menang, 12 seri, dan 0 kalah pada musim tersebut.
Arsenal pada musim itu emang perkasa banget. Di dalam tim, ada Thierry Henry, Patrick Vieira, Dennis Bergkamp, Sol Campbell, Robert Pires, Freddie Ljunberg, serta Jose Antonio Reyes yang lagi ganas-ganasnya. Tantangannya bukan lagi bikin Arsenal juara, loh. Lo harus bikin Arsenal menang lebih banyak dibandingin sama Arsène Wenger, manajer kala itu. Tertantang?
3. Deportivo La Coruna, Underdog Paling Berbahaya di Liga Spanyol
Kalau kalian bosan pakai Real Madrid di Liga Spanyol, coba pilih Deportivo La Coruna. Pasalnya, klub itu lagi bagus-bagusnya di musim 2003/2004. Percaya enggak percaya, klub berjuluk “Super Depor” itu finis di tangga ketiga di bawah Valencia dan Barcelona. Hebatnya lagi, klub ini sampai ke semifinal Liga Champions di musim yang sama.
Kalian akan bertemu dengan striker bernama Diego Tristán yang kuat dan bisa diandalkan untuk menjebol gawang lawan. Jangan lupa, kalian juga bakalan dikasih sejumlah uang buat beli pemain baru. Masalahnya, kalian harus benar-benar pandai ngatur formasi dan rotasi pemain karena jadwal padat sepanjang musim siap bikin kelabakan.
4. AC Milan, Tim yang Penuh dengan Para Maestro
Kalau kalian ke Liga Italia, cari saja klub AC Milan dan langsung minta buat ngelatih mereka. Serie A musim 2003/2004 itu memang mutlak milik AC Milan dan buat mendadak banyak fans baru setelah mereka juara. Mau bagaimana lagi? AC Milan tahun itu punya segudang pemain top yang menghiasi kamar ganti.
Paolo Maldini dan Alessandro Nesta masih ada di jantung pertahanan. Backup pemainnya ada Kakha Kaladze dan Alessandro Costacurta. Yang bikin menarik dari AC Milan sebenarnya adalah para 'maestro' sepak bola yang mengisi lini tengah tim. Sebut saja Kaka, Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Rui Costa, Massimo Ambrosini, dan Clerence Seedorf. Sementara itu, untuk urusan mencetak gol ada Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi, dan Jon Dahl Tomasson. Ini, sih, kebangetan kalau sampai enggak juara.
5. AC Parma, Masih Punya Banyak Pemain Hebat
AC Parma juga jadi salah satu klub Serie A Liga Italia yang sepertinya menggiurkan buat dilatih di FM 19 pakai database 2003/2004. Bukan tanpa alasan, loh. Parma finis di peringkat ke-5 di akhir musim kejuaraan. Striker Parma kala itu, Alberto Gilardino, berhasil jadi pencetak gol terbanyak kedua dengan 23 gol. Bayangin, deh, jagonya dia kalau kalian bisa nemuin formasi yang tepat di FM 19.
Di awal musim, kalian juga akan dapetin banyak aset berharga yang bisa buat bersaing. Kala itu, masih ada Parma diisi oleh pemain-pemain menjanjikan pada masanya seperti Daniele Bonera, Matteo Ferrarri, dan Manuele Blasi.
Bukan cuma dimainin di lapangan, ya. Beberapa pemain juga sudah dilirik sama klub besar dari awal dan itu bisa kalian jadiin modal buat beli pemain yang benar-benar dibutuhkan buat jadiin AC Parma juara. Ya, minimal lolos ke Liga Champions musim depannya.
6. Chelsea, “OKB” yang Mendadak Jago
Ada dua tipe pemain Football Manager. Satu, mereka yang memang suka dengan pemain-pemain yang ada dan mau buktiin kalau mereka lebih jago dibandingin manajer aslinya. Dua, mereka yang enggak suka sama pemainnya dan mau bikin tim baru pakai uang yang ada.
Kalau kalian termasuk golongan yang kedua, Chelsea FC sepertinya cocok dengan keinginan itu. Di pertengahan tahun 2003, Roman Abramovich nyuntik modal ke Chelsea dan buat klub yang dulunya enggak ada apa-apanya ini menjadi kekuatan baru di Liga Premier Inggris.
Sedikit bocoran, kalian bakalan dikasih transfer budget sebanyak 175 juta Poundsterling. Tuh, silakan foya-foya. Itupun dengan skuat yang terbilang lengkap dengan pemain-pemain berbakat seperti Frank Lampard, Adrian Mutu, Hernan Crespo, William Gallas, dan masih banyak lagi. Asal ingat, pakai Chelsea harus jadi juara, ya. Apalagi kalau sudah belanja banyak.
7. Ajax FC, Sekolah Sepak Bola Para Legenda
Kalau benar-benar mau memulai karier kepelatihan dan bentuk pemain hebat, mulailah dari Ajax FC. Di sana, ada banyak nama-nama beken yang akhirnya jadi legenda. Zlatan Ibrahimovic, Rafael van der Vaart, dan Wesley Sneijder jadi tiga di antara nama-nama bintang muda beken yang ada di skuat Ajax FC musim 2003/2004. Kalian juga dapat hak buat naikin anak-anak muda di Ajax buat dapet kesempatan main bareng para pemain yang akhirnya jadi legenda itu.
Tujuan kalian ngelatih Ajax FC bukan lagi jadi juara Liga Belanda karena itu bakalan gancil banget. Minimal, kalian bisa jadiin Ajax juara Liga Champions supaya bisa dianggap manajer hebat. Selain itu, kalian juga bakalan jadi pedagang pemain karena siap-siap para utusan klub lain datang terus bertamu ke markas buat nanya harga pemain.
***
Menarik, bukan, nostalgia bareng Football Manager 2019? Kalau kalian belum punya game FM 19, buru-buru, deh, beli sekarang. Kalau sudah, unduh tuh database-nya. Mainin dulu, terus ceritain, ya, pengalaman kalian di kolom komentar!