Di Indonesia, segala sesuatu yang berbau horor pastinya akan banyak digemari oleh masyarakat, enggak terkecuali game. Nah, pernahkah kalian mendengar game bernama Devotion? Devotion adalah game horor besutan Red Candle—developer asal Taiwan—yang rilis pada 2019 silam dan merupakan game kedua keluaran Red Candle setelah kesuksesan game pertamanya yaitu Detention.
Pada saat game ini keluar, Devotion mendapat sambutan hangat dari para gamers. Dengan ceritanya yang menarik, Devotion bahkan menjadi Twitch’s Hottest Horror game. Bukan hanya itu, Devotion juga sukses dibanjiri review positif di Steam hingga mendapatkan rating 9.8 dari 10. Namun, sayangnya game ini harus hengkang dari Steam karena mendapat kasus sensitif yang ramai pada saat itu.
Hal itu bermula pada saat seorang gamer asal Tiongkok menemukan poster yang dianggap merepresentasikan presiden China, Xi Jinping Winnie the Pooh di dalam game tersebut. Gamer tersebut memberi ulasan buruk pada game Devotion tersebut dan membuat isunya naik karena diketahui oleh gamers lain.
Pada akhirnya, Red Candle terpaksa harus menarik Devotion dari Steam. Tentunya hal ini sangat disayangkan, mengingat potensi besar yang dimiliki game Devotion ini. Lalu, ada fakta menarik apa sebetulnya dalam Devotion? Yuk simak ulasannya berikut ini!
Berikut fakta menarik soal game Devotion!
1. First-person psychological horror
Game yang mulanya ada di Steam dan kemudian di-banned ini merupakan first person psychological horror yang dimainkan secara single player. Game yang rilis pada 19 Februari 2019 lalu ini kemudian booming di Indonesia pada bulan April di tahun yang sama.
2. Plot cerita yang menarik
Berlatar tahun 1980-an, Devotion diangkat dari kisah nyata. Menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga yang terdiri dari Feng Yu sang ayah, Gong Li Fang sang istri yang digambarkan sebagai pensiunan penyanyi, dan Du Mei Shin yang merupakan putri mereka. Keluarga ini mulanya berada dalam kehidupan yang dipenuhi kebahagiaan. Namun, kemudian Mei Shin menunjukkan tanda-tanda penyakit misterius setelah Feng Yu sang ayah berhenti bekerja sebagai penulis naskah.
Saat itulah situasi keluarga kecil yang tinggal di sebuah apartemen tersebut mulai memanas. Keuangan keluarga yang semakin buruk membuat Feng Yu dan Li Fang berdebat soal apakah Li Fang harus bekerja untuk membantu keuangan keluarga.
Tak tahan melihat kesulitan orang tuanya yang menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarganya, Mei Shin berinisiatif untuk mengikuti kontes menyanyi sebagai upaya dia menyenangkan kedua orang tuanya. Dengan penyakit yang diderita Mei Shin, Feng Yu sempat membawa putrinya tersebut ke dokter. Namun, ketimbang mengikuti saran dari dokter, Feng Yu malah mengikuti ajaran pemimpin kultus Mentor Heuh mengenai dewa rakyat Cigu Guanying.
Dengan arahan dari Mentor Heuh tersebut, Feng Yu percaya bahwa hal tersebut bisa menyembuhkan putrinya. Sejak saat itulah semuanya bermula dan hal-hal mistis mulai dialaminya.
3. Penuh dengan jumpscare
Bukan game horor namanya kalau tidak ada jumpscare di dalamnya. Jika kamu sempat mencoba game ini, pastinya kamu sudah mengalaminya sendiri bahwa ada banyak jumpscare yang bisa bikin kamu kaget saat bermain game Devotion ini. Jadi buat kamu yang jantungnya lemah atau gak siap sama jumpscare, jangan coba-coba deh main game ini.
Sama halnya dengan game horor lain, jumpscare pada game Devotion ini ditandai dengan lampu yang tiba-tiba meredup, ruangan menjadi gelap dengan balutan warna merah untuk menambah kesan horor. Ditambah lagi, terdapat iringan scoring musik bernuansa mencekam.
Ada hal menarik yang menjadi salah satu keunikan game ini. Jumpscare pada game Devotion ini bisa looping, di mana kita akan dihadapkan pada situasi menegangkan yang membawa kita melewati lorong dan membuka pintu, tetapi setelah itu ternyata kita kembali ke titik awal saat kita melangkah.
4. Terasa real karena bisa berinteraksi dengan objek dalam game
Saat memainkan game Devotion ini, kamu bisa mendapatkan pengalaman yang terasa nyata karena kamu bisa berinteraksi dengan objek di dalam game ini. Adapun tujuan diadakannya fitur ini adalah untuk menambah pengalaman para pemain agar merasa dirinya menjadi peran utama dalam game tersebut. Fitur-fitur semacam ini memang biasanya sering ada di game psychological horor.
Objek-objek yang bisa kamu ajak interaksi di antaranya adalah kamu bisa menyalakan televisi, menyalakan korek api, membuka dan menutup pintu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Interaksi-interaksi dengan objek tersebut juga bisa menjadi penentu langkah kita selanjutnya saat bermain game. Sayang banget game ini harus dibanned dari Steam, padahal bakal jadi game yang populer banget kalau masih bertahan.
5. Terinspirasi dari game lain
Sebuah game seperti halnya karya lain, juga tak luput dari saling mempengaruhi. Begitu pun dengan game Devotion ini. Ternyata, game Devotion terinspirasi dari game-game lain yang mendahuluinya. Game Devotion digadang-gadang terinspirasi dari game Layers of Fears, P.T, dan What Remains of Edith Finch. Bedanya, game-game yang disebutkan tadi sangat kental dengan nuansa Amerika dan Eropa.
Terinspirasi dari game tersebut, Red Candle membuat game Devotion juga sarat akan budaya Taiwan yang kental. Dengan latar apartemen yang penuh dengan ornamen Taiwan, game ini juga menggunakan bahasa Taiwan sebagai bahasa utamanya, meski tetap menambahkan terjemahannya dalam bahasa Inggris untuk memudahkan para pemain.
6. Game sarat akan pemecahan misteri
Game Devotion menuntut para pemainnya untuk memaksimalkan indra yang dimilikinya. Game ini juga mengajak para pemain untuk berpikir dalam demi bisa memecahkan satu per satu potongan-potongan misteri yang ada. Kalau kamu adalah orang yang menyukai misteri dan teki-teki, sepertinya game ini adalah salah satu game yang cocok untuk kamu mainkan.
Ketika bermain game ini kita akan diberikan berbagai teka-teki yang menuntut kita untuk jeli dalam melihat sebuah persoalan tentang apa yang terjadi sebenarnya dengan keluarga Feng Yu tersebut. Misalnya saja, ketika kamu menemukan dua buah porcelain bowls di sebuah kardus, lalu kamu menyimpannya di wastafel tempat mencuci piring, tiba-tiba sesuatu terjadi pada porcelain bowls tersebut seolah-olah memberikan petunjuk.
Dalam hal lain, saat kita menemukan poster foto Li Fang yang masih menjadi aktris, rupanya bisa terjadi sesuatu ketika itu ditempelkan di paku yang memiliki tanda tanya di dinding kamar. Saat poster itu ditempelkan, foto-foto masa lalu Li Fang dan Feng Yu bermunculan menghiasi seluruh dinding kamar, hanya saja dengan wajah Feng Yu yang hilang.
7. Alasan Devotion di-banned dari Steam
Seorang gamer asal Tiongkok menemukan sebuah poster di dalam game Devotion yang dianggap merepresentasikan meme yang sempat populer pada tahun 2017 yaitu “Xi Jinping Winnie The Pooh”. Meme tersebut rupanya merupakan meme yang sangat sensitif bagi masyarakat Republik Rakyat Tiongkok karena dianggap menghina presiden Tiongkok Xi Jinping dan dimiripkan dengan karakter beruang madu dalam kartun Winnie The Pooh.
Gamer Taiwan yang merasa tersinggung karena pemimpin bangsanya dihina, memberikan ulasan dan rating yang buruk pada game Devotion tersebut. Siapa menyangka bahwa satu ulasan buruk bisa menggerakan banyak orang untuk melakukan hal yang sama? Gamer asal Tiongkok lain yang melihat ulasan tersebut kemudian ikut memberikan ulasan dan review buruk.
Red Candle sempat merilis permintaan maafnya dan mengaku bahwa timnya tak menyadari akan keberdaan poster tersebut. Mulanya, Red Candle hanya menarik Devotion dari Steam server Tiongkok, tetapi akhirnya Red Candle benar-benar harus menarik seluruh game tersebut dari Steam. Tak hanya itu, Red Candle juga harus menanggung risiko kehilangan kontrak kerja sama dengan Indievent dan Winking Entertainment dan harus mengembalikan uang kerugian yang disebabkannya.
***
Nah, itulah fakta menarik soal game Devotion. Apakah kalian pernah memainkannya? Share pengalaman kamu di kolom komentar, dong, kalau kamu pernah memainkan game Devotion ini.