(Dota 2) Update 7.23 di Skena Pro, Anugerah atau Musibah?

Update patch 7.23 bertajuk “The Outlanders” merombak banyak aspek permainan Dota 2. Selain mendatangkan Hero baru, ternyata update ini menghadirkan banyak perubahan dari mulai item baru yang jatuh dari neutral creep hingga bertambahnya bangunan Outpost.

Sederet perubahan ini bakal mengubah permainan Dota 2. Dalam beberapa waktu ke depan, kita bakal melihat turnamen esports dari Major kedua di Dota Pro Circuit 2020 yang bakal menggunakan patch baru ini. Enggak bisa terbayangkan bagaimana jadinya The International 2020 nanti.

Ragam perubahan ini tentu menyulut beragam komentar dari para pemain. Enggak hanya pemain kasual, para pemain profesional hingga caster dan analis ikut angkat bicara. Kira-kira, bagaimana pendapat langsung dari para pelaku esports luar negeri dan dalam negeri? Simak rangkuman dari KINCIR berikut, yuk!


Patch Baru yang Membawa Kesegaran

Via tangkapan layar

Sederetan perubahan yang datang dianggap memberi kebaruan yang positif. Hadirnya Outpost bakal memberikan objektif baru sementara item yang jatuh dari para neutral creep juga memberi build alternatif buat pemain. Para pemain kini enggak hanya mengumpulkan gold ketika melakukan jungling namun bisa mendapatkan item yang berguna buat anggota tim.

Sang offlaner dari Evil Geniuses, Ramzes mengatakan patch ini sangat sempurna. Tampaknya, Ramzes merasakan perubahan permainan yang jadi lebih bervariasi. Kita bisa melihat perubahan ini dari hadirnya Outpost yang bakal menambah experience jika dikuasai oleh satu tim. Ditambah lagi, ada beberapa Neutral Items yang bisa memberikan kemampuan untuk Hero tertentu seperti menambah jarak serangan atau menambah durabilitas.

Via tangkapan layar

Hampir sama dengan Ramzes, Owen Davies atau ODPixel yang dikenal sebagai shoutcaster di skena Dota 2 juga merasa patch ini menarik. Menurutnya, banyak tawaran baru, khususnya perubahan kemampuan Aghanim’s Scepter untuk beberapa Hero.

Baginya, perubahan Aghanim’s Scepter milik Sven sangat menggelikan. Jika biasanya Sven melempar Storm’s Hammer, kini sang kesatria berpedang besar ini ikut terbang ke depan layaknya Thor yang terbang menggunakan Mjolnir. Dengan begini, Sven enggak butuh Blink’s Dagger untuk menghampiri musuh.


Waktu yang Tepat untuk Jadi Support

Via istimewa

Sudah lama para pemain Support di Dota 2 menderita dan dipandang sebelah mata. Apalagi, mereka sering disalahkan jika para Carry terbunuh di permainan. Meski krusial, peran ini biasanya jarang dipilih lantaran dianggap membosankan dan enggak membanggakan seperti peran para Carry.

Setelah patch 7.23, para Support seakan mendapat durian runtuh. Hal ini disuarakan oleh Nahaz, presenter sekaligus analis yang berpendapat bahwa pemain harus menjajal peran ini. Soalnya, di patch baru ini, Observer Ward digratiskan dan setiap pemain langsung mendapat kurir. Alhasil, Support bisa menabung uang lebih banyak.

Via dok. istimewa

Salah satu pemain terbaik asal Indonesia, Kenny “Xepher” Deo juga mencurahkan isi hatinya sebagai seorang Support. Kepada KINCIR, Xepher mengatakan bahwa update “The Outlanders” menawarkan banyak hal baru dan terasa menyenangkan, terutama dengan adanya Outpost.

Kegunaan Outpost untuk memberi experience dinilai bisa berpengaruh banyak buat anggota tim. Apalagi, Support biasanya ketinggalan level karena sering berkorban di pertempuran. Kini, para Support bisa sedikit lebih lega karena mendapat tambahan experience points setiap sepuluh menit sekali.

“Sebagai Support, saya merasa adanya Outpost membuat level saya selalu tinggi di setiap permainan,” ujarnya.


Terlalu Banyak Perubahan, Dota 2 Jadi Rusak

Via tangkapan layar

Meski patch ini menawarkan banyak hal menarik, sebagian pelaku esports justru kontra “The Outlanders”. Terlalu banyak perubahan yang datang secara sekaligus sehingga permainan terasa asing. Alhasil pemain, profesional sekalipun, harus belajar banyak untuk beradaptasi.

Perubahan yang terlalu masif ini, menurut Austin “Capitalist” Walsh, merupakan langkah paling berani yang diambil IceFrog. Di sisi lain, keberanian sang developer dinilai sang caster sebagai kegagalan terbesar yang bisa merugikan para pemain. Bisa jadi, skena esports Dota 2 nantinya mengalami suasana kompetisi yang berbeda.

Mantan kapten dan Carry legendaris dari Alliance, Jonathan “Loda” Berg, punya kekhawatiran serupa. Bahkan, dia mengaku benci dengan Neutral Items. Apa yang dirasakan Loda cukup beralasan mengingat pemain bakal mendapat item jika berhasil mengalahkan monster. Konsep ini mirip dengan looting yang ada di MMORPG dan sangat bertumpu dengan keberuntungan pemain.


Hero Baru yang Menyebalkan

Via istimewa

Selain sederet perubahan, datangnya Void Spirit dan Snapfire sebagai Hero baru dalam patch 7.23 juga sangat berdampak pada permainan. Dengan kemampuan yang berbahaya, keduanya punya rata-rata damage yang besar serta kemampuan mobilitas yang tinggi.

Baik Void Spirit maupun Snapfire merupakan Hero yang bisa menghindari kepungan musuh. Void Spirit dapat melakukan Dissimilate untuk menghilang sementara, sedangkan Snapfire mampu meloncat dengan Firesnap Cookie miliknya. Kedua Ultimate Hero ini juga punya damage besar yang sulit diantisipasi dan bisa merusak formasi lawan.

Via istimewa

Kedua hal inilah yang dirasa caster asal Indonesia, Velajave, bikin kedua Hero tersebut jadi imba. Menurutnya, Snapfire adalah Hero Support dengan kemampuan lengkap, mulai dari damage yang besar, mobilitas yang baik, serta stun. Hero yang mengendari kadal bernama Mortimer ini pun dianggapnya sebagai role Support yang enggak bisa jadi support.

Sementara itu, Void Spirit dianggapnya punya damage yang sangat tidak masuk akal. Hero Spirit keempat ini makin berbahaya karena punya kemampuan escape yang sangat baik. Dia pun memprediksi bahwa kedua Hero baru ini bakal jadi rebutan pada fase draft karena OP dan cenderung mudah dikuasai.

“Mereka bakal di-abuse habis-habisan di ranked. Dua Hero ini bikin Dota 2 semakin ‘digoyang’. Meski begitu, saya lebih takut sama Void Spirit ketimbang Snapfire, sih,” ujar cewek yang memiliki nama asli Veronica Fortuna ini sambil tertawa.

Sementara itu, analis Dota 2 berkebangsaan Belanda, Jorien “Sheever” van der Heijden, mengatakan kedua Hero baru tersebut merupakan tambahan yang menarik. Namun, dia merasa Void Spirit kurang bersinar dibanding Snapfire. Menurutnya, Void Spirit belum bisa tampil kuat dengan damage yang dia miliki. Di sisi lain, Snapfire punya kemampuan nuke yang terlalu besar untuk seorang Support.

Via istimewa

Meski sudah bisa digunakan di permainan, Void Spirit dan Snapfire saat ini masih belum bisa dipakai di pertandingan resmi. Jika sudah tiba masanya dua Hero ini dapat digunakan dalam pertandingan, misalkan ESL One Major di Los Angeles pada Maret 2020 nanti, bisa jadi mereka bakal masuk meta. Namun, sebelum itu, harus ada perubahan yang didasarkan pada feedback dari komunitas.


Tantangan Baru di Arena Kompetisi

Via istimewa

Perubahan besar dalam patch 7.23 perlu waktu untuk diadaptasikan dalam skena kompetitif. Sejak dirilis pada 27 November silam, patch ini dipakai dalam kualifikasi terbuka di Leipzig Major dan Bukavel Minor mendatang. Artinya, tim profesional punya waktu kurang dari seminggu untuk mempelajari perubahan patch yang besar ini.

Beratnya proses adaptasi untuk menguasai patch ini dirasakan juga oleh Xepher. Kepada KINCIR, mantan pemain RRQ ini beranggapan bahwa waktu rilis “The Outlanders” terlalu mepet dengan masa kualifikasi terbuka untuk Leipzig Major. Hal ini tentu merugikan tim profesional yang bertanding di masa Dota Pro Circuit 2019/2020.

Tengok saja tim besar seperti PSG.LGD yang terhempas di kualifikasi terbuka untuk regional Tiongkok pada 29 November lalu. Tim jagoan yang kerap jadi langganan calon juara ini harus menelan pil pahit dari tim ‘antah berantah, FTD.Apollo dalam permainan yang cepat.

Pembaruan yang menghadirkan 61 item baru tentu sangat sulit dikuasai dalam jangka waktu yang sangat singkat. Kepada KINCIR, caster dan analis Dota 2 dalam negeri, Gisma “Melon” Priayudha, berbagi pandangannya. Menurutnya, patch ini memang punya permasalahan dari mekanisme Neutral Items.

“Mau nge-push saja, kita mesti nunggu Neutral Items bagus yang keluar. Hal ini bikin jengkel, apalagi kalau permainan sudah masuk menit 30 ke atas,” ujar caster asal Malang ini.

Via istimewa

Melon juga menambahkan aspek lain seperti rework Aghanim dari beberapa Hero punya dampak signifikan. Meski kini ada level cap di angka 30, setiap tim harus berusaha menghancurkan Ancient musuh dengan efektif.

Sementara itu, Riantoro “Pasta” Yogi berpendapat bahwa kehadiran Outpost yang menggantikan Side Shop memberikan pengaruh penting dalam permainan. Kini, pemain juga bisa memperebutkan experience points dengan menguasai tempat ini.

Via istimewa

“Sebelumnya, pemain berlomba-lomba memperebutkan Tower, Ancient, Roshan, dan Rune. Sekarang, ada Outpost yang objektif baru dan bisa menambah keseruan permainan,” ungkap caster yang pernah bercita-cita jadi pro player ini.

Di dalam game, Outpost baru bisa dikuasai di atas menit 10. Selanjutnya, setiap lima menit, tim yang mengontrol tempat ini bakal mendapat tambahan experience points yang bertambah seiring waktu. Fase ini akan jadi momentum krusial untuk menguasai permainan.

***

Dota 2 memang tak lagi terasa sama. Wajar jika para pelaku esports hingga komunitas merasa perubahan besar di patch 7.23 ini mengubah permainan dengan signifikan.

Menurut kallian sendiri bagaimana? Jangan sungkan untuk berikan pendapat di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga tulisan menarik seputar Dota 2 dan game lainnya hanya di KINCIR.


Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.