Agustus 2016 menjadi saksi bergulirnya turnamen E-Sport terbesar di Dunia, DotA 2 The International 2016. The International (TI) adalah kejuaraan tahunan DotA yang berlangsung sejak 2011. Saat pertama kali digelar, tim asal Ukraina—Natus Vincere (Na’Vi)—didaulat sebagai yang terbaik setelah menyingkirkan lawan-lawannya. 2012, Invictus Gaming dari Cina berhasil mengalahkan dominasi Na’Vi. Dan di tahun 2012, lagi-lagi Na’Vi harus rela berada di posisi ke-2 setelah dikalahkan Alliance. Sejak saat itulah, Na’Vi jarang naik podium karena banyak tim baru yang bermunculan dengan talenta gaming yang mahadahsyat.
Saat TI 2014 berlangsung, tim asal Cina, Newbee, berhasil menjuarai turnamen tersebut dan mengantongi hadiah sebesar Rp67milyar. Di tahun itu pula bintang Newbee, Chen Zhihao (Hao) dinobatkan sebagai gamer terkaya 2014 mengalahkan kekayaan para gamer dari kejuaraan Starcraft. Sementara itu, 2015, menjadi tahun bersejarah buat tim E-Sport profesional asal Amerika, Evil Geniuses (EG). EG berhasil mengantongi total hadiah sebesar Rp86milyar. Meski yang dinobatkan sebagai gamer terkaya 2015 adalah pemain EG bernama, Peter Dager (PPD), Sumail Hassan berhasil mencuri perhatian dunia saat itu. Gamer asal Pakistan ini adalah anggota termuda di EG sekaligus gamer termuda dalam sejarah yang menjuarai turnamen E-Sport tingkat internasional. Saat menjuarai TI 2015, Sumail baru berumur 16 tahun.
Di tahun 2016 ini, TI kembali bergulir dan lagi-lagi berhasil mencetak rekor di dunia E-Sport. Dengan total hadiah mencapai US$19,6juta (sekitar Rp250milyar), TI 2016 tercatat sebagai turnamen E-Sport dengan hadiah tertinggi sepanjang sejarah.
Untuk menjadi yang terbaik di TI 2016, 16 tim terbaik dari seluruh dunia harus berjibaku dan memaksimalkan strategi serta kerja sama tim yang kokoh. TI 2016 berlangsung mulai 2 – 13 Agustus 2016. 16 tim tersebut dibagi menjadi dua grup. Posisi teratas (1-4) bakal menuju tahap upper-bracket. Sedangkan posisi terbuncit (5-8) harus melalui tahap lower-bracket. Uniknya turnamen DotA adalah sistem bracket tersebut. Tim yang saat penyisihan gagal menunjukkan performa maksimal dan harus ke lower-bracket, masih berkesempatan untuk menjadi juara TI 2016. Soalnya kalo satu tim berhasil menang terus di tahap lower-bracket, mereka naik kelas ke upper-bracket dan menantang tim upper-bracket lainnya. Bukan enggak mungkin sebuah tim yang kurang perform di awal turnamen, berhasil menjadi juara. Oleh karena itulah, semua tim yang bertanding selalu menampilkan kemampuan terbaik yang bikin semua penonton deg-degan kayak nonton Piala Dunia.
TI 2016 bakal menampilkan persaingan sengit di antara 16 tim yang bertanding. Apalagi kalo melihat susunan tim yang ada di grup A. Dalam grup tersebut, EG sebagai juara bertahan harus menghadapi gempuran dari OG, Na’Vi, Alliance, dan LGD Gaming. OG merupakan tim yang lagi naik daun setelah menjuarai Manila Major 2016. Amer Barqawi (Miracle) sebagai mid-laner OG bisa dibilang sedang dalam performa terbaiknya. Sementara itu, Danil Ishutin (Dendi) dari Na’Vi belum lama ini mendapatkan kepercayaan dirinya kembali sebagai top player di DotA 2. Ditambah lagi LGD gaming yang dari tahun ke tahun selalu menjadi lawan yang enggak bisa disepelein. Kompetisi pun bakal semakin seru, setelah EG memutuskan untuk kembali ke formasi awal ketika menjuarai TI 2015.
Dari 16 tim yang bertanding, kandidat terkuat juara TI 2016 versi Viki adalah EG, OG, dan Newbee. Tiga tim tersebut merupakan tim dengan penampilan paling konsisten di tiap pertandingan. Meski begitu, enggak menutup kemungkinan Na’Vi, Team Secret, dan tim lainnya menjadi juara. Soalnya DotA enggak cuma butuh skill perorangan, tetapi juga kerja sama tim dan strategi yang mumpuni. Kalo menurut lo, siapa yang bakal jadi juara?