Bagi seorang pemain Dota 2, MMR alias matchmaking rating menjadi gengsi tersendiri. Pasalnya, rating ini terhimpun dari setiap kemenangan di mode Ranked. Angka dan sistem medali yang ada di dalamnya pun menentukan kualitas permainan seseorang. Apalagi, bagi seorang pro player, wajib hukumnya memiliki MMR tinggi hingga menyentuh rank Immortal serta masuk leaderboard.
Tengok saja daftar pemain profesional yang bisa memecahkan rekor MMR hingga di atas 10.000 yang tergolong sangat fantastis. Di Indonesia, pemain muda Rafli “Mikoto” Fathur pun menjadi pemain pertama dan satu-satunya yang berhasil menyentuh angka ini. Dirinya pun menghabiskan waktu ribuan jam untuk bisa menyentuh angka tersebut.
Kini, sejarah baru di Dota 2 kembali tertorehkan kala tiga pemain Evil Geniuses berhasil menjejaki Leaderboard di tiga wilayah sekaligus. Abed telah lama mendominasi wilayah Asia Tenggara sementara Arteezy susah payah mempertahankan takhtanya di Amerika Utara. Kini, Cr1t pun telah memuncaki tangga MMR di Eropa dan jadi satu-satunya pemain support yang berhasil menyentuh posisi puncak ini.
Evil Geniuses pun jadi satu-satunya tim dengan tiga anggota yang berhasil memuncaki klasemen di tiga wilayah. Dua pemain lainnya, yakni Fly dan Ramzes juga punya MMR yang cukup tinggi dan masing-masing menduduki Top 100 MMR di leaderboard Amerika dan Eropa. Jika wilayah Rusia membuka sistem leaderboard sendiri, Ramzes pun punya kesempatan memuncakinya karena mantan carry ini yang kini memegang posisi offlaner di EG tersebut pernah memuncaki tangga MMR di Rusia.
Di regional lain, pemain baru di EHOME, yakni "NothingToSay" menarik perhatian dengan prestasinya mengalahkan para legenda di leaderboard regional Tiongkok. Jika saja EG memiliki pemain dari regional ini, bukan enggak mungkin akhirnya tim tersebut memiliki empat pemain yang berhasil memuncaki tangga MMR di setiap wilayah.
Pencapaian ini tentu membuat Evil Geniuses jadi tim dengan pemain multinasional yang terbukti punya kemampuan tinggi. Enggak hanya memiliki MMR tinggi, Evil Geniuses telah membuktikan prestasi di musim Dota Pro Circuit 2020 ini dengan mengumpulkan 4450 poin dan berada di urutan keempat musim esports Dota 2 tersebut.
Tapi, seperti kata sang legenda Dota 2, Dendi bahwa MMR itu hanyalah angka. Di pertandingan esports, hal tersebut enggak menjamin dominasi para pemainnya. OG yang terbukti mampu menjadi satu-satunya tim yang mendapatkan dua kali gelar The International, kelima pemainnya enggak pernah menembus Top 10.
Nah, bagaimana menurut kalian dengan pencapaian tiga personil Evil Geniuses ini? Jangan sungkan untuk berikan kesan kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita seputar game dan esports hanya di kanal KINCIR.