Jangan ngakuin diri lo sebagai pemain atau penggemar berat Dota 2 kalau lo enggak tau sama Dendi. Yap, veteran di ajang Pro Circuit Dota 2 ini terkenal dengan rotasi hero seperti Rubick, Invoker, Puck, Queen of Pain, dan yang paling terkenal Pudge. Dendi juga terkenal sebagai Midlaner yang jago karena punya kreativitas tinggi. Saking kreatifnya, banyak banget build atau gaya permainannya yang susah buat diikutin.
Nah, buat yang penasaran banget sama siapa sebenarnya Dendi, lo bisa kenalan lebih dekat dengan legenda hidup Dota 2 lewat ulasan profilnya di bawah ini. Selamat menyimak!
1. Dendi punya nama lengkap Danylo Ishutin. Dia lahir di Lviv, Ukraina, pada 30 Desember 1989.
Dendi pertama kali bermain games sejak usia 6 tahun. Pada saat itu, dia masih bermain menggunakan komputer keluarga.
2. Setelah kakaknya menikah dan membawa komputer untuk keperluan pekerjaan, Dendi jadi hobi bermain di warung internet (warnet). Game yang dia suka waktu itu adalah Counter Strike.
3. Warcraft III adalah game yang membuatnya jatuh cinta terhadap dunia eSports dan membawanya terjun ke dalam dunia kompetitif. Dia juga mencoba Dota yang waktu itu masih menjadi mod Warcraft III.
Siapa sangka, ternyata hal yang awal mulanya coba-coba bikin dia jadi jatuh cinta hingga sekarang.
4. Layaknya seorang pemain Dota pemula, Dendi memilih untuk bermain sebagai support sebelum mempelajari berbagai hero lainnya saat bermain untuk pertama kali.
Dalam hitungan bulan, kemampuannya telah berkembang pesat hingga tiba saatnya Dendi untuk harus membentuk timnya sendiri demi mengikuti turnamen IHCS1. Itulah awal mula kariernya sebagai pemain profesional.
5. Di umur 17 tahun, Dendi sudah menjadi atlet eSports bersama Wolker Gaming. Lepas dari Wolker Gaming, dia berpindah-pindah antara KS.Int dan DTS, dua tim Dota terbesar saat itu.
6. Dendi juga sempat masuk menjadi anggota tim nasional Ukraina dalam turnamen MYM Prime Nation. Dia lalu bergabung dengan Natus Vincere (Na’Vi) pada 2010.
Saat bergabung bersama Na’Vi, Dendi merupakan mahasiswa aktif di Ukrainian Academy of Printing.
7. Bersama Na’Vi, dia memenangkan The International I bersama Xboct, Puppey, Artstyle, LighTofHeaven.
Tim Na’Vi pada saat itu dianggap sebagai salah satu tim yang terkuat walaupun cuma berhasil menjadi runner up di The International 2012 dan The International 2013.
8. Bersama Na’Vi, Dendi dikenal dengan permainan combo Chen dan Pudge, yaitu Fountain Hook. Dendi juga tampil dalam film dokumenter Free to Play (2014) dari Valve yang menceritakan kehidupan para pemain profesional pada saat The International I.
9. Dendi juga dikenal memiliki kreativitas dalam build Dota 2, seperti meta Earthshaker mid, Rubick mid, atau Nature Prophet yang menggunakan Blink Dagger.
10. 2014 dan 2015 menjadi tahun terburuk bagi Na’Vi. Akibatnya, banyak perubahan roster yang sering terjadi. Seperti yang lo tahu, hanya Dendi yang tetap setia dengan Na’Vi.
11. Na’Vi sempat bubar pada 16 Oktober 2015 dan membuat Dendi menjadi free agent. Namun, pada 20 Oktober 2015, Na’Vi mengumumkan bahwa Dendi dan SoNNeikO akan membangun kembali tim Na’Vi.
Hingga saat ini, Dendi merupakan pemain Dota 2 yang paling banyak bermain dalam satu tim!
12. Di ulang tahunnya ke-28 yang jatuh pada 30 Desember 2017, tim Na’Vi memberikan kado berupa video dokumenter yang menceritakan perjalanan hidup dan kariernya.
13. Pada The International 2013 All-Star match, Dendi memakai Pudge berhasil nge-hook Omniknight yang dipakai oleh Puppey. Tiba-tiba, dia nge-pause pertandingan dan keluar dari booth timnya menuju tim Puppey sambil joget Gangnam Style!
14. Tingkah unik Dendi enggak selesai sampai situ aja. Pada The International 2015, Dendi melakukan sebuah kejutan dengan menyamar menjadi cosplayer Pudge dan dipilih sebagai pemain dalam acara All-Star Match 10v10. Uniknya, dalam acara itu, Dendi bermain dengan mantan rekan setimnya, Puppey.
Sifat Dendi yang terbuka, lucu, jahil, dan gampang berbaur membuat dirinya disukai banyak orang, terutama penggemarnya.
15. Uniknya, dalam setiap sesi wawancara, pasti ada wartawan bertanya, “Kapan hengkang dari Na’Vi?” Dendi selalu enggak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Wajar aja, sih. Kayaknya Dendi memang mau menghabiskan kariernya bersama tim yang udah membesarkan namanya.
***
Sosok Dendi memang enggak bisa lepas sebagai salah satu ikon Dota 2. Sifatnya yang jahil dan lucu membuat Dendi mempunyai banyak penggemar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Semoga aja, Dendi bisa melakukan yang terbaik bersama Na’Vi saat datang ke Indonesia mengikuti GESC: Indonesia Dota2 Minor yang diselenggarakan pada 15 Maret 2018.
Nah, bagaimana menurut lo? Apakah Dendi pantas disebut sebagai role model di dunia eSports? Silakan kasih pendapat lo di kolom komentar, ya!