Belajar Mengatasi Pandemi dari Insiden Corrupted Blood di World of Warcraft

– Siapa bilang virus di video game tidak berbahaya?
– Bagaimana upaya Blizzard mengatasi wabah ini sehingga kasusnya dijadikan acuan untuk mengatasi wabah virus Corona?

Saat ini, dunia sedang dalam keadaan enggak sehat. Pasalnya, ada sebuah virus yang bisa menjangkit siapa aja, yaitu Corona atau COVID-19 yang telah memakan banyak korban. Kehadirannya pun membuat sebagian dunia mengurangi aktivitasnya di luar rumah. Enggak hanya itu, industri game pun turut menjadi korban dengan membatalkan ajang konferensi game terbesar di dunia, yaitu E3 2020.

Sebenarnya, jika kalian pemain dari game besutan Blizzard, yaitu World of Warcraft (WoW), game tersebut pernah tertimpa kasus “pandemi” serupa. Pada 13 September 2005, WoW mengalami peristiwa yang enggak menyenangkan dan menyebabkan penyebaran virus ke seluruh player-nya. Virus yang bernama “Corrupted Blood” ini menyebabkan kerusakan untuk para pemain sewaktu-waktu.

Melihat kasus yang serupa tapi tak sama ini, tentu menarik untuk membahas keterkaitannya. Terlebih bagaimana Blizzard saat itu membasmi virus tersebut dan penerapannya dengan situasi yang terjadi saat ini. Biar enggak penasaran, yuk simak pembahasannya di bawah ini!

Apa itu “Corrupted Blood”?

Corrupted Blood merupakan kerusakan yang terjadi dari sistem pemrograman di game World of Warcraft. Sama dengan virus Corona, virus ini pun bisa menulari siapa saja yang ada di dekatnya. Efeknya, pemain yang terkena akan mengalami kerusakan pada darahnya dan akan mematikan karakter kalian yang masih memiliki level kecil.

Awalnya, virus ini berasal dari boss yang bernama Hakkar the Soulflayer. Pemain yang harus bertandingan dengannya pun akan terjangkit virus ini karena efek dari Zul’Gurub. Corrupted Blood pun akan hilang jika karakter kalian mati.

Persamaan dengan Virus Corona

Jika di dunia nyata, Corona akan menyerang paru-paru kalian dan menghambat saluran pernapasan. Sementara Corrupted Blood mengakibatkan pengurangan darah pada karakter World of Warcraft. Kedua virus tersebut pun bisa menular pada siapa pun yang berada di dekatnya.

Namun, jika sistem imun kalian bagus, virus ini pun enggak akan menunjukkan efeknya dalam tubuh. Sama halnya dengan WoW. Jika kalian mempunyai hewan peliharaan, sistem immune di tubuh manusia sama dengan hewan yang ada di WoW. Mereka akan membuat kalian tetap aman jika kalian mengaktifkannya. Walaupun terjangkit, kalian enggak akan merasakan efek dari virus ini dan tetap bisa menulari ke para pemain lainnya.

Memang, jika karakter WoW yang mati akan bisa dihidupkan lagi dalam waktu yang sekejap. Sayangnya, hal ini enggak berlaku di dunia nyata. Orang yang terpapar virus Corona akan meninggal untuk selama-lamanya. Tetap saja, kematian di WoW menimbulkan ketidaknyamanan para pemainnya.

Pencegahan Melalui Social Distancing

Para pemain pun melakukan hal ini seolah-olah hal ini terjadi di dunia nyata. Sejak merebaknya virus Corrupted Blood, pemain pun beralih ke kota-kota kecil yang ada di dalam game World of Warcraft. Mereka pun menghindari pusat kota yang selalu diramaikan oleh para pemain lainnya seperti Ironforge. Hal ini pun mencegah untuk enggak kembali tertular oleh virus tersebut dengan melakukan social distancing.

Buat para pemain yang mempunyai level lebih kecil akan melarang pemain lain di dekatnya agar enggak tertular. Menariknya, pemain yang mempunyai skill menyembuhkan akan membuka jasa untuk menghilangkan virus tersebut. Sama seperti dokter dan tenaga medis di dunia nyata yang siap menyembuhkan para pasien.

Sebagai developer, Blizzard pun menyarankan untuk melakukan karantina sukarela untuk memutuskan rantai penularan. Sayangnya, hal ini enggak mudah untuk dilakukan. Sama seperti yang terjadi saat ini di tengah wabah virus Corona, masih saja ada beberapa pemain yang enggak menanggapi masalah ini dengan serius.

Virus yang Disengaja atau Kerusakan?

Di masa kejayaannya, World of Warcraft merupakan game bergenre MMORPG yang digandrungi oleh para pencinta game. Pasalnya, mereka pun mempunyai lebih dari 2 juta pemain dari seluruh dunia. Makanya, berbagai perdebatan pun hadir para pemainnya. Apakah Corrupted Blood buatan atau kesalahan dari game.

Blizzard pun sempat mendapat telepon dari salah satu pemainnya yang marah akan adanya wabah ini. Mereka pun mengadukan dan mengeluh apa yang baru saja terjadi dengan para karakternya yang mati dengan tiba-tiba. Enggak hanya itu, ada juga pemain yang terpaksa untuk meninggalkan WoW.

Sedikit intermeso, virus Corona pun sempat diberitakan merupakan virus yang dibuat manusia. Kebocoran laboratorium pun menjadi salah satu faktor meluasnya wabah ini di seluruh dunia dan mengancam kesehatan masyarakat. Namun, teori ini belum bisa dipastikan kebenarannya karena belum ada bukti yang mengarah ke sana.

WoW Sebagai Tempat Uji Coba?

Memang ada beberapa kesamaan antara Corrupted Blood dengan Corona. Namun, Blizzard mengatakan bahwa World of Warcraft adalah game pertama dan yang terpenting untuk mereka. Game ini pun enggak dirancang untuk mencerminkan kejadian di dunia nyata.

Penyebaran Corrupted Blood dan perubahan perilaku pemain menarik perhatian ahli epidemiologi, yaitu Dr. Nina Fefferman yang merupakan salah satu pemain WoW pada saat kejadian. Bersama rekannya Dr. Eric Lofgren, mereka pun membuat sebuah makalah tentang perilaku manusia yang kompleks selama pandemic. Freeman mengatakan jika insiden tersebut telah membantu menginformasikan penelitiannya saat ini dalam pemodelan prediktif tentang COVID-19.

“Apa yang saya lakukan adalah mempelajari semua aspek wabah penyakit menular dan membantu kita untuk mempersiapkan pandemi. Kami benar-benar melihat keseluruhan perilaku yang ada di dunia nyata dengan serangan Corrupted Blood,” ungkap Dr. Nina Fefferman.

Dirinya pun yakin jika dunia virtual seperti WoW merupakan tempat uji coba sempurna untuk pengujian reaksi masyarakat terhadap pandemi. Tapi, Dmitri Williams selaku professor rekanan dari University of Southern California (USC) masih mempertanyakan apakah pemenuhan Fefferman merupakan cerminan valid untuk kehidupan nyata.

***

Bagaimana tanggapan kalian dengan penelitian Corona yang menggunakan game World of Warcraft? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar game.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.