Kegagalan BOOM Esports pada Kualifikasi Tertutup ESL One Los Angeles Major tidak membuat tim #INDOPRIDE ini patah arang. Setelah mengamankan seed di kualifikasi turnamen Minor, penampilan impresif Dreamocel dan kawan-kawan membawa mereka ke Grand Final Kualifikasi Regional.
Pada laga dengan format best-of-5 ini, BOOM bertemu dengan Reality Rift yang juga memiliki punggawa dari Indonesia, yaitu Andrew “Drew” Halim. Tak disangka, tim berlambang serigala hitam ini berhasil tampil dominan dengan skor 3-1.
Kejutan diberikan oleh Reality Rift pada game pertama. RR.Drew, carry asal Indonesia bertukar posisi dengan RR.AlaCrity sang midlaner. Namun, strategi tukar posisi yang ditampilkan Reality Rift gagal total. Slark dari RR.AlaCrity mati tiga kali di safelane, sedangkan RR.Drew yang memenangkan pertarungan di mid belum mampu mengangkat permainan Reality Rift.
Permainan brilian Centaur dari Fbz yang mampu menahan Slark membuat BOOM meraih banyak ruang untuk melakukan farming dan membangun networth. Mereka yang telah memuncaki perolehan networth dan mendapatkan kendali permainan langsung saja membabat semua tower Reality Rift sekaligus mengakhiri perlawanan Reality Rift di game pertama pada menit ke-34.
Mikoto akhirnya mendapatkan Hero andalannya, Outworld Devourer di game kedua. Di midlane, dia mendominasi fase laning melawan RR.AlaCrity yang telah kembali ke posisi asalnya. Dominasi Mikoto berlangsung hingga fase late game dan Ultra Kill berhasil dia raih sebelum Reality Rift mengetikkan “GG”.
Di game ketiga, nampaknya BOOM ingin bermain-main. Sempat mendominasi dua game pertama, mereka malah kecele di fase drafting. Kesempatan last pick yang ditujukan untuk Hero midlaner disia-siakan begitu saja. Khezcute terkesan greedy ketika pick Silencer sebagai midlaner untuk melawan Shadow Fiend dari Reality Rift.
Keserakahan pada fase drafting langsung terbalas dengan kekalahan. Bencana dimulai ketika midlaner mereka kalah oleh Reality Rift. Tak ayal kekalahan mid mereka merambat ke seluruh lane dan membuat BOOM tak berkutik. Troll Warlord dari RR.Drew yang memuncaki perolehan networth pun menjadi eksekutor kekalahan Dreamocel dan kawan-kawan di laga ini.
Di game keempat, BOOM tidak ingin bermain-main lagi. Kapok setelah melepas game ketiga, mereka langsung mempersiapan strategi matang sejak fase drafting. Kematangan drafting terbukti dengan mendominasi setiap lane.
Mikoto yang pada game ketiga kalah telak di midlane sukses melakukan balas dendam. Razor yang dia mainkan unggul telak skor kill and deny atas Templar Assassin dari RR.AlaCrity. Keunggulan tidak hanya diraih oleh Mikoto, Lifestealer dari Dreamocel juga sukses memimpin networth.
Dominasi BOOM yang berlangsung hingga akhir laga membuat mereka sukses meraih kesempatan bertarung di babak utama StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3. Pada laga yang digelar di Kiev pada awal Maret nanti, mereka berkesempatan bertarung dengan Gambit Esports dan Business Associate. Selain itu, mereka juga akan berhadapan salah satu dari tiga wakil Eropa, seperti Alliance, Nigma, atau Team Liquid.
Mampukah BOOM Esports memenangkan turnamen Minor ini dan merebut tiket terakhir menuju Los Angeles Major? Ikutin terus berita esports terkini hanya di KINCIR!