Ternyata, perseteruan perang dagang antara Amerika dengan beberapa negara mulai berpengaruh pada sektor industri game. Salah satu MOBA terpopuler, League of Legends yang dikembangkan oleh Riot Games menjadi game yang harus mematuhi embargo Negeri Paman Sam tersebut.
Sejak minggu lalu, para pemain di beberapa negara di Timur Tengah tidak dapat tersambung dengan server milik Riot Games. Dilansir DotEsports, Iran dan Siria jadi dua negara utama yang dibatasi aksesnya ke dalam game League of Legends. Larangan ini ditengarai berasal dari tensi dua negara yang makin memanas setelah drone AS ditembak di wilayah Iran dan Siria.
Meski para pemain tidak bisa masuk langsung ke server Riot Games, dikabarkan kalau solusi network tunneling menggunakan VPN masih jadi cara yang cukup ampuh. Dengan menyamarkan alamat pengguna, server dari Riot Games bakal mengizinkan pemainnya untuk masuk ke dalam layanan.
Tentunya penggunaan VPN untuk bisa masuk punya berbagai kekurangan. Selain latency yang cukup mengganggu, pemain juga mengeluhkan stabilitas layanan yang makin memperburuk koneksi. Sampai saat ini, Riot Games masih meminta para pemain untuk bersabar dan menunggu keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk membuka akses.
Peristiwa ini bisa dibilang unik lantaran urusan politik negara tersebut harus dibawa ke dunia video game. Sebagai bandingan, perang dagang antara Amerika dan Tiongkok tidak berpengaruh banyak ke beberapa layanan game. Malah, Riot Games dan Tencent telah sepakat mengimplementasikan edisi mobile untuk League of Legends.
Wah, bagaimana menurut kalian soal keputusan Amerika ini? Apakah hal ini juga bisa berdampak untuk beberapa layanan di waktu yang akan datang? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita serta tulisan menarik seputar game lainnya hanya di kanal KINCIR!