Baru-baru ini, KINCIR berhasil menyelesaikan sebuah game yang sangat keren, yaitu The Witcher 3. Menurut KINCIR, game tersebut adalah yang terbaik pada tahun 2015. Paling tidak, game ini pasti masuk dalam lima besar game terbaik tahun 2015.
Game yang mengusung genre action RPG dengan sudut pandang third person ini memiliki cabang cerita yang sangat bagus. Para pemain dapat mencapai berbagai akhir cerita yang berbeda tergantung pada cabang cerita yang mereka pilih. Setiap dialog memiliki dampak langsung terhadap masa depan karakter pemain di dalam game yang memiliki grafis yang memukau ini. Selain itu, pemain juga akan tenggelam dalam suasana open world yang begitu realistis, terutama jika dimainkan di layar ultra HD.
Seperti kehidupan nyata, pilihan yang kita buat menentukan masa depan kita. Hal yang sama juga berlaku di dalam game karya CD Projekt ini. Agar tokoh utama, Geralt of Rivia, tidak mengalami nasib yang suram, pemain harus membantunya dalam membuat keputusan yang tepat. Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari bermain The Witcher 3.
1. Tahu kapan harus bohong dan jujur
Dalam beberapa kesempatan dalam alur cerita game ini, kita harus tahu kapan waktu yang tepat untuk jujur atau berbohong. Mirip seperti kehidupan, bukan? Terkadang kita mungkin dihadapkan pada situasi di mana kita harus berbohong untuk menyelamatkan nasib orang lain, dan itu sah-sah saja jika harus berbohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang kita sayangi.
Namun, jika itu berkaitan dengan prinsip-prinsip moral, kita tidak boleh berbohong. Karena, jika kita berbohong tentang prinsip hidup—meskipun kita melakukannya agar tidak menyakiti hati orang lain—pada akhirnya kita sendiri yang akan menderita karena kita sebenarnya sedang membohongi diri sendiri.
2. Tetap fokus pada tujuan
Hidup itu harus punya tujuan. Begitu juga saat bermain The Witcher 3, banyak banget pengalih perhatian dari tujuan menyelesaikan misi. Kalau kita bisa terus fokus dan ingat soal tujuan kita dalam menekuni sesuatu, dijamin kita bakal mencapai kejayaan.
3. Enggak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan
Geralt of Rivia adalah seorang ahli pedang yang terkenal dan ditakuti, bahkan sampai dijuluki sebagai “Butcher of Blaviken”. Namun, kita juga harus memperhitungkan kekuatan sihir yang dimilikinya karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan kekerasan.
Salah satu keahlian sihir penting yang dimiliki Geralt dalam The Witcher 3 adalah sihir hipnotis. Dengan gerakan tangan yang disertai sugesti, orang-orang akan terpikat dan patuh kepada Geralt. Dari sini, kita pun dapat belajar bahwa dalam kehidupan, kita dapat menghadapi masalah dengan menggunakan sugesti dan persuasi dari kata-kata yang positif. Setidaknya, kita dapat memotivasi diri sendiri.
4. Loyalitas adalah segalanya
Jika kamu ingin mendapat perlakuan istimewa dari seseorang, maka perlakukan orang tersebut dengan istimewa pula. Dalam game ini, terdapat dua wanita yang dicintai oleh Geralt of Rivia, yaitu Yennefer dan Triss. Pilih salah satu, jangan serakah!
Begitu juga di dunia nyata, jika kamu tertarik pada seseorang, jangan “main-main” dengan perasaan beberapa orang sekaligus. Bayangkan jika orang tersebut mengetahui bahwa dia sedang dijadikan mainan, pasti hatinya akan hancur. Dan reputasimu pun akan terkena dampaknya. Jadi, tentukan pilihan dari awal, pilihlah dengan bijak, dan jangan mengecewakan. Biarkan kamu dan pasanganmu bahagia bersama selamanya.
Nah, itulah beberapa pelajaran yang dapat kamu ambil dari The Witcher 3 dan dapat kamu terapkan di dunia nyata.