(VIP 2019) Ryan “KB” Batistuta, Caster yang Berani Kejar Mimpi

Di dunia esports, ada satu bidang yang perannya krusial, tapi kurang begitu disorot. Apa lagi kalau bukan shoutcaster, sang komentator serta analis pertandingan? Keberadaan seorang caster acap kali diibaratkan penumbra dari gemerlapnya kehadiran para atlet esports yang berlaga di depan layar. Hal inilah yang dirasakan betul oleh Mochammad “KB” Ryan, caster kondang yang berpengaruh besar di komunitas esports Tanah Air.

Berangkat dari seorang penggemar game yang punya visi besar, KB memiliki kisah yang cukup menginspirasi bagi kalian yang berani mengejar mimpi. Mungkin kalian menganggap profesi yang dipilihnya adalah pekerjaan mudah. Nyatanya, semua yang dilakukannya butuh proses untuk bisa sampai saat ini.

Dalam rangka memperingati momentum Hari Sumpah Pemuda 2019, KINCIR menghadirkan program Very Influential Person (VIP) demi berbagi inspirasi kepada kalian melalui kisah perjalanan sang caster. Simak cerita Ryan “KB” yang #BeraniBermimpi di bawah ini!


Berangkat dari Rasa Penasaran

Seperti penggiat esports pada umumnya, KB merupakan seorang gamer yang getol bermain sejak SD. Lalu, ajang The International 2011 (Dota 2) menjadi awal mula ketertarikannya terhadap dunia esports. Rasa penasaran di benak KB pun muncul tentang apa saja hal-hal yang ada di dalam dunia esports.

Awalnya, KB menganggap bahwa esports hanya seputar pemain dan penghasilannya. Sembari memuaskan rasa penasarannya, dia pun sadar betapa besarnya dunia esports dan bukan pemain semata yang membesarkan industri ini.

“Saya sempat berpikir esports itu soal ‘main game dapat duit’. Padahal, enggak seperti itu. Esports ternyata lebih luas lagi. Ada tim, pemain, caster, event organizer (EO), tim produksi, dan segala macamnya,” tutur cowok yang gemar main PlayStation ini.

Via istimewa

Di saat banyak orang lebih tertarik menjadi pemain, KB justru merasa bidang shoutcasting adalah “jalan ninjanya”. Memang, pada awalnya dia menekuni Mobile Legends sebagai game yang dia mainkan. Namun, ada satu titik yang dirasa oleh cowok yang bermain game besutan Moonton sejak musim-musim awal ini yang membuat dia lebih yakin untuk memilih menjadi caster.

Semuanya bermula dari situasi yang terjadi pada ajang Indonesia Games Championship (IGC) 2017. Saat itu, dia menonton live stream dan merasa ada sebuah kekurangan yang cukup fatal pada turnamen tersebut; tidak ada caster atau pun komentator untuk memandu jalannya pertandingan. Merasa penasaran, KB mendatangi langsung acara tersebut.

Ternyata, kekurangan tersebut benar-benar terasa. Pasalnya, penonton hanya disuguhkan pertandingan antara dua tim dan tidak ada tensi yang dibangun di situ. Sejak saat itulah, KB mulai mendalami profesi caster profesional meski tahu enggak setenar atlet esports dengan segala kekurangan yang dia miliki.

Via dok. kincir

Dalam masa pembelajarannya, dia pun banyak melihat beberapa sosok yang menjadi panutan. Dia mengagumi sosok Owen “ODPixel” Davies, Dimas “Dejet” Surya Rizki, dan Gisma “Melondoto” Prayudha yang telah lebih dulu terjun menjadi shoutcaster.

“ODPixel jadi role model saya pertama saat memutuskan menjadi caster. Setelah itu, saya lihat Dejet dari bagaimana cara dia meng-entertain. Sedangkan, Melondoto punya kedekatan dengan komunitas,” ujar KB.

Ketika Dewi Fortuna Berpihak

Dari situasi tersebut, KB pun mempersiapkan semuanya tentang apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang caster. Upaya awal yang dilakukannya adalah menghafal nama-nama Hero serta skill di Mobile Legends. Baginya, pengetahuan tentang game yang dikomentari adalah bekal utama bagi seorang caster untuk bisa memandu jalannya pertandingan dengan baik.

Public speaking menjadi kriteria lain untuk seorang caster yang disebutkan oleh KB. Untungnya, berbicara di depan umum bukan lagi jadi kendala. Pasalnya, sebelum jadi caster, dia sempat mencoba peruntungan sebagai komika stand-up comedy. Rasa tegang, nge-blank saat tampil, atau kekurangan bahan seakan sudah jadi “makanan” sehari-hari baginya saat itu.

Meski demikian, faktor utama yang dianggapnya jadi kombinasi apik usaha dan keberpihakan dewi fortuna adalah keberanian dirinya untuk memperkenalkan diri ke pihak-pihak terkait. Forum resmi Mobile Legends Indonesia pun jadi pihak pertama yang disambanginya.

Di sana, dia berkenalan dengan ketua moderator di Indonesia, yakni Chakra dan Vendi. Kedua orang ini disebut KB memang sudah tidak berkecimpung di dunia Mobile Legends. Merekalah yang pertama kali memperkenalkannya ke skena esports Mobile Legends sebagai caster.

“Setelah berkenalan, saya ditawarin job nge-cast. Seiring berjalannya waktu, mereka bilang suka dengan gaya saya nge-cast dan pengetahuan soal Mobile Legends, termasuk Hero serta skill-nya. Dari situ, saya dikenalkan dengan Melondoto,” ungkap cowok yang mengaku juga suka main Audition AyoDance ini.


Dari Komunitas untuk Komunitas

Perkenalan KB dengan Melondoto dianggapnya jadi salah satu momentum paling berpengaruh dalam hidup serta kariernya sebagai seorang caster. Selain bisa nge-cast bareng dan berbagi ilmu, KB mendapat saran berharga dari caster kondang Dota 2 tersebut, yakni dekat dengan komunitas Mobile Legends.

Saran dari Melondoto agar dekat dengan komunitas baginya merupakan hal yang baru. Soalnya, dari situ dia sadar bahwa bukan hanya pengetahuan tentang game atau skill berbicara di depan umum agar bisa jadi caster yang baik.

Via dok. kincir

“Saat dengar dari Melondoto (soal mendekati komunitas), sejujurnya itu hal baru buat saya. Oke, saya mungkin tahu skena Mobile Legends dari awal bagaimana. Nah, tantangannya, apakah bisa kita nge-keep komunitas biar tetap sehat ke depannya dan bisa mengiktui perkembangannya?” tutur KB.

Bagi KB, bisa dekat dengan komunitas Mobile Legends adalah berkah sekaligus tantangan. Pasalnya, dia punya misi untuk bisa memperkenalkan dirinya sebagai caster ke komunitas sekaligus mempertahankan euforia agar skena esports lebih sehat.

“Penggemar sebenarnya butuh wadah yang bisa menampung mereka untuk bertukar informasi atau sekadar membangun relasi satu sama lain,” ujar cowok kelahiran 1 Maret 1996 ini.

Maka dari itu, pada akhirnya lahirlah akun resmi Mobile Legends Official Indonesia. Selain misi untuk menjaga ekosistem bisa terwujud, di sisi lain, ada keuntungan dari komunitas bagi nama KB. Dari sinilah, dia dikenal sebagai caster yang akrab dan peduli dengan komunitas.

Via istimewa

Selain menjadi pencetus grup Mobile Legends Official Indonesia, KB juga aktif memberikan informasi terkait berita terbaru seputar turnamen Mobile Legends atau pun esports secara general di dalamnya. Bahkan, kedekatan tersebut membuatnya kerap diminta tolong atau saran untuk menyelesaikan masalah yang dialami pemain Mobile Legends di Indonesia.

“Saking akrabnya, saya sempat dianggap seperti admin di komunitas. Bahkan, sampai ada yang bertanya saya soal akun yang di-hack. Jadinya, ‘kan, mispersepsi gitu,” ungkap KB.

Tidak hanya itu, kedekatan cowok yang gemar anime Naruto ini dengan komunitas membuatnya dipercaya jadi tim seleksi pelatih timnas Mobile Legends Indonesia untuk SEA Games 2019. Bersama Volva, KB juga dipilih karena dianggap punya pengalaman sebagai caster yang paham betul dengan skena esports. Pengaruh mereka dianggap membantu untuk menentukan kriteria pelatih yang cocok.

Pengorbanan Ryan Batistuta dalam Mengejar Mimpi

Dalam perjalanannya menjadi seorang caster, apa yang dihadapi KB tidak mudah. Beberapa kendala pun pernah dia lalui untuk mendedikasikan dirinya sebagai seorang caster. Salah satunya adalah sang ayah yang pada awalnya kurang setuju dengan pilihan karier sang anak di ranah esports.

Menurut pengakuannya, sang ayah kurang mendukung karena KB harus mengorbankan pendidikan untuk bisa berkarier sebagai caster. Pasalnya, saat pertama kali memulai kariernya, dia masih berada di semester 6 jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta. Dia pun belum menyelesaikan pendidikannya hingga saat ini karena kesibukannya.

“Mungkin hal yang paling berat untuk dikorbankan adalah keluarga dan pendidikan, tapi saya tetap mau fokus untuk jadi seorang caster,” ujarnya.

Selain itu, KB juga sempat luntang-lantung saat masa-masa awalnya memutuskan untuk jadi caster. Karena esports belum begitu berkembang seperti sekarang, dia kesulitan menemukan job. Namun, dia tetap berjuang dengan coba menambah relasi dalam dunia esports. Uniknya, KB sempat menjadi koki di sebuah kafe internet.

Pekerjaan sampingan menjadi koki inilah yang ternyata menjadi awal gemerlap karier KB sebagai caster. Ternyata, pemilik kafe internet tempatnya bekerja kenal dengan Ahmad “Senz” Syahndy, salah satu kepala tempatnya bernaung saat ini, RevivalTV.

“Dulu saya sempat dicuekin. Untungnya, saat lagi nge-cast, saya dilihat dan akhirnya diterima masuk kerja,” curhat cowok yang juga menggemari waralaba film Final Destination ini.


Moto “Jangan Pernah Puas” Jadi Senjata Utama

Meski pantang menyerah, seorang KB ternyata enggak punya impian yang pasti selain menjadi masinis saat dia masih kecil. Saat ini, baginya yang terpenting adalah bagaimana dirinya bisa jadi sosok yang lebih baik. Prinsip tersebut dianggapnya sangat berperan terhadap profesinya sekarang sebagai seorang caster. Kemauannya untuk terus belajar membangun pribadi yang tidak pernah puas.

“Setiap selesai nge-cast, saya selalu evaluasi diri. Entah kenapa, saya selalu merasa enggak puas tiap kali selesai nge-cast. Dari situ, saya selalu belajar mengembangkan kemampuan shoutcasting saya supaya di lain kesempatan semua kekurangan itu bisa teratasi,” jelas KB.

Via dok. kincir

Menurutnya, menjadi seorang caster tidak semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Tidak hanya pengetahuan tentang game serta skena esports, kemampuan public speaking, atau pengalaman yang dibutuhkan. Ada beberapa ilmu khusus yang wajib diperhatikan.

Shows must go on. Apa pun yang terjadi, saya akan terus jaga profesionalitas dan netralitas saat membawa pertandingan sesuai dengan kesepakatan,” pungkasnya.

Selain pengetahuan tentang game, hal lain yang menjadi tantangan bagi seorang caster adalah berbagi “jatah” bicara. Masing-masing caster harus mengetahui terlebih dahulu porsi bicaranya, hal ini pun menyangkut peran yang dimainkan. Apakah menjadi seorang main cast atau co-cast?

Menurut KB, kasus ini kerap kali ditemukan. Ada kalanya masing-masing caster sama-sama terbawa suasana dan interaksi jadi acak-acakan. Demi menghindari miskomunikasi, diperlukan adaptasi dan briefing yang mendetail dari pihak penyelenggara. Tak lupa, sosok caster itu sendiri juga harus mengontrol diri.

“Tantangan paling berat adalah menurunkan ego. Nge-cast itu juga ada roleplay-nya. Kalau kalian terlalu terbawa suasana dan lupa dengan peran, bisa jadi komunikasi antara dua caster jadi bertabrakan,” kata KB dengan penuh semangat.

***

Banyak pelajaran yang bisa kalian ambil dari kisah Ryan “KB” Batistuta dalam prosesnya menjadi seorang shoutcaster. Bentuk dedikasi dan integritas terhadap bidang yang dicintainya ini membentuk seorang KB menjadi sosok yang cukup berpengaruh terhadap skena esports di Indonesia, khususnya Mobile Legends. Tidak sampai di situ, KB yang masih terbilang muda,menunjukkan dirinya #BeraniBermimpi sehingga bisa disejajarkan dengan shoutcaster yang lebih senior.

Selain KB, masih ada sederet pemuda dan pemudi Indonesia di bidang esports dan film dalam negeri yang berbagi kisah mereka. Pantau terus KINCIR untuk mengetahui cerita mereka dalam program VIP 2019 untuk memperingati momentum Hari Sumpah Pemuda!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.