Setelah menggelar acara peluncuran pada Agustus lalu, UniPin resmi memulai gelaran turnamen kelas dunia tingkat ASEAN, SEACA (South East Asia Cyber Arena) hari ini (17/10) di Atrium Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat. Gelaran akbar ini rencananya akan diselenggarakan selama lima hari hingga 21 Oktober 2018. Turnamen ini mempertandingkan sembilan cabang game dengan puluhan tim yang siap memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,4 miliar
Sebagai turnamen bertaraf internasional, SEACA dibuka dengan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF), Triawan Munaf, serta CEO UniPin, Ashadi Ang. Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, diagendakan untuk membuka acara. Sayangnya, beliau enggak jadi hadir karena urusan negara yang harus diselesaikannya.
Berkembang pesatnya industri esports di Indonesia menjadi salah satu motivasi diadakannya SEACA. Menurutnya, diadakannya kompetisi ini sejalan dengan visi UniPin untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat esports se-Asia Tenggara. Menariknya, bagi Ashadi tujuan diadakannya SEACA bukan hanya soal bermain game saja. Baginya, SEACA adalah ajang mempromosikan gaya hidup sehat melalui esports.
"Selama ini bermain game selalu lekat dengan begadang dan gaya hidup yang tak sehat. Untuk itulah kami mengadakan SEACA agar para atlet esports profesional dapat mempromosikan gaya hidup sehat kepada gamer di Indonesia," ujar Ashadi dalam sambutan pembukaan.
Sementara itu, Rudiantara mengapresiasi upaya UniPin untuk menggelar turnamen kelas dunia ini. Menurutnya, pemerintah pun akan terus mendukung perkembangan esports di Indonesia dengan terus memfasilitasi dari segala sektor, mulai dari industri hingga ekosistemnya. Dia pun juga berharap pemain esports tak hanya dari Jakarta dan sekitarnya saja, tapi juga dari seluruh pelosok daerah.
"Kami (pemerintah) akan terus mendukung esports di Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan internet berkecepatan tinggi di Indonesia. Saya juga mengapresiasi UniPin karena telah mengadakan turnamen yang mengajak gamer di seluruh pelosok Indonesia," jelas Rudiantara.
Sebagai perwakilan BEKRAF, Triawan Munaf juga punya harapan yang sama. Namun, dia punya harapan lebih agar tak hanya ekosistem esports di Indonesia yang berkembang, tapi juga industrinya. Dia pun bermimpi game buatan developer Indonesia bisa masuk ke turnamen esports di waktu mendatang.
"Semoga game buatan anak bangsa bisa menjadi game yang dipertandingkan di turnamen esports, jadi tak hanya Mobile Legends, Arena of Valor, atau DotA 2. Sebab, kemampuan anak bangsa sudah baik dan saya yakin impian ini dapat terwujud," ujar Triawan.
SEACA 2018 menghadirkan tim-tim profesional dari beberapa negara di Asia Tenggara seperti Bren Esports (Filipina) dan IDNS (Thailand) dari cabang Mobile Legends. Selain Mobile Legends, AOV, dan DotA 2, game-game yang dipertandingkan antara lain PUBG, Vainglory, Point Blank, Counter-Strike: Global Offensive, Hearthstone, dan Starcraft 2.
Sebelum gelaran Grand Final, SEACA telah mengadakan babak kualifikasi yang digelar di 16 kota di Indonesia. Hasilnya, 230 finalis yang lolos akan berlaga untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,4 miliar. Selain itu, SEACA juga menghadirkan kualifikasi kompetisi World Electronic Sports Games (WESG) dengan total hadiah sebesar 5,5 juta dolar.
Yuk datang ke Mall Taman Anggrek pekan ini dan dukung tim esports favorit lo yang bakal berlaga di SEACA 2018!