SFI Critical merupakan salah satu finalis dari Pontianak di Kualifikasi Regional, Piala Presiden Esports 2019. Namun, dalam pertandingan final Kualifikasi Regional Pontianak, SFI Critical harus mengakui ketangguhan permainan dari Cupu Team. Kondisi ini tentu sangat disayangkan mengingat mereka adalah tim yang sejak awal diunggulkan untuk mewakili regional Pontianak di Main Event Piala Presiden Esports 2019.
Meski kalah di final kualifikasi regional, perjalanan SFI Critical di Piala Presiden Esports 2019 belum berakhir begitu saja. Mereka mengikuti kualifikasi terbuka tingkat nasional untuk kembali membuktikan kebolehan mereka.
Kali ini, Dewi Fortuna justru berpihak pada mereka. Pada gelaran final kualifikasi terbuka Piala Presiden Esports 2019 di grup D, mereka mampu mengalahkan Power Danger E-Sports dan keluar sebagai juara. Kemenangan ini membuat SFI Critical maju ke tahap selanjutnya, yakni kualifikasi terbuka final.
Nah, tim KINCIR berkesempatan mewawancarai para punggawa SFI Critical sebelum pertandingan final kualifikasi regional Pontianak Piala Presiden Esports 2019. Biar enggak penasaran, yuk langsung simak obrolan serunya di bawah ini!
David “Joker” Ginola
Dian “Wongcoco” Agusta
Rendy “Ipin” Kurniawan
Tantyo “DoyokSyl” Aditya
Rama “Ramzu” Galasepta
Hary “Babyy” Kurniawan
Berawal dari Kampus
Pada tahun 2017, skuat SFI Critical saat ini berdiri dengan nama Elite8. Tim ini dibentuk oleh beberapa pendiri pertama mereka, yaitu Jack, Joker, King, dan Maverick. Mereka adalah kawan bermain yang hobi bermain Mobile Legends kala itu di kampus Widya Dharma di Pontianak.
Setelah Elite8 terbentuk, mereka berhasil menorehkan beberapa prestasi gemilang di skena kompetitif Mobile Legends. Salah satunya adalah mereka berhasil masuk ke MPL musim pertama. Sebuah raihan yang sangat gemilang kala itu untuk tim regional.
“Awalnya bernama Elite8, itu sebelum saya masuk. Tim ini awalnya terbentuk dari kampus, Jack, Joker, King, dan Maverick itu teman-teman satu kampus. Nama kampusnya Widya Dharma di Pontianak,” ucap Wongcoco, kapten tim dari SFI Critical.
Berganti Nama karena Sponsor
View this post on Instagram
A post shared by SFI Esports (@sfiesportsteam) on
Kemampuan Elite8 di kancah nasional ternyata tak diragukan lagi kualitasnya. Mereka berhasil menembus tahap Regular Season MPL Season 1. Namun, kini nama Elite8 hanya menjadi sebuah legenda. Pasalnya, mereka melakukan pergantian nama tim menjadi SFI Esports untuk gelaran MPL Season 2.
Pergantian nama tersebut dikarenakan adanya kebijakan sponsor. Pada Kualifikasi Regional Pontianak dan MPL musim ketiga, mereka kembali mengganti nama menjadi SFI Critical sampai detik ini. Tidak hanya pergantian nama tim, SFI Critical juga merekrut beberapa pemain baru, seperti Wongcoco dan Ramzu. Walau sebagian besar dari mereka masih tercatat dalam domisili Pontianak.
“Dari Elite8 terus kita ganti nama jadi SFI Critical. Itu karena masalah sponsor aja. Makanya, saat ini kita pakai nama SFI Critical,” ucap Doyok.
Eksis dari MPL Musim Pertama
Elite8 bukanlah tim amatir dalam skena esports Mobile Legends. Menjadi salah satu tim yang berlaga di MPL musim pertama membuat Joker dan kawan-kawan memiliki nama besar kala itu, walau mereka harus puas menempati urutan kesepuluh setelah kalah dari RRQ. Selanjutnya, mereka tidak pernah absen dalam salah satu turnamen bergensi tersebut yang diadakan oleh Moonton sebagai sang pengembang game Mobile Legends.
Pada MPL musim kedua, mereka masuk dengan nama SFI Esports, walau harus puas diperingkat akhir karena kekalahan mereka dengan Louvre di lower-bracket. Namun, rekam jejak mereka di MPL tidak sampai di situ. Pada MPL musim ketiga inipun, Joker dan kawan-kawan masih membuktikan kemampuan mereka. Hingga tulisan ini dirilis, SFI Critical menempati urutan ketiga klasemen.
“Kita udah lama banget, udah ada dari MPL musim pertama. Pertama kali masuk ranah profesional waktu itu. Namanya masih Elite8. Bahkan anak-anak main Mobile Legends dari (MPL) Season 1,” kenang Joker.
Dilarang Bermain di Skena Regional
View this post on Instagram
A post shared by SFI Esports (@sfiesportsteam) on
Reputasi dan prestasi mereka di skena esports Mobile Legends memang tidak perlu lagi diragukan. Nama besar mereka membuat mereka kesulitan untuk berlaga kembali di skena esports daerah. Wongcoco yang menjadi kapten tim dari SFI Critical mengakui bahwa mereka kini tidak mungkin lagi diizinkan untuk berlaga di skena lokal.
Larangan tersebut bukannya tanpa alasan. Semua karena raihan prestasi mereka di skena esports profesional. Hingga rasanya, tidak adil kalo mereka harus bertanding dengan tim-tim amatir dari daerah, karena tidak memberi tim-tim tersebut peluang untuk berkembang nantinya.
“SFI Critical udah dilarang bermain di turnamen regional. Alasannya karena kami udah pernah masuk MPL. Makanya, adanya Piala Presiden Esports ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengasah skill dan kemampuan,” jelas WongCoco.
Sempat Tidak Punya Gaming House
Nama besar Elite8 tidak serta merta mengubah segalanya menjadi mudah. Pada gelaran MPL musim pertama, mereka mengaku bahwa mereka tidak memiliki gaming house (GH) untuk tempat berlatih. Di Pontianak, mereka hanya mengandalkan warung-warung kopi yang ada untuk latihan.
Untungnya, nasib berkata lain ketika mereka digandeng SFI sebagai sponsor pada MPL musim kedua. Hal tersebut membuat Joker dan kawan-kawan akhirnya memiliki GH di Pontianak sebagai tempat berlatih. Namun, karena Pontianak dianggap tidak maksimal untuk berlatih, GH mereka akhirnya dipindahkan ke Jakarta ketika MPL musim ketiga ini.
“Kami sempat enggak punya gaming house (GH) untuk latihan. Di Pontianak, kami bermain di warung-warung kopi. Bahkan ketika kami mengikuti MPL musim pertama, kami enggak punya GH. Baru punya GH ketika masuk sponsor SFI,” curhat WongCoco.
***
Bagaimana menurut kalian mengenai SFI Critical, tim regional asal Pontianak yang telah malang-melintang di skena esports profesional ini? Silahkan tulis pendapat lo di kolom komentar dan terus ikuti informasi terkini seputar dunia esports hanya di kanal KINCIR, ya!