Bisa dibilang, turnamen Mobile Legends di Garuda Cup 2018 by Tokopedia Voucher Game menjadi salah satu pertandingan eSports di Tanah Air paling seru tahun ini. Bagaimana enggak? Aerowolf Roxy sebagai tim terbaik Mobile Legends saat ini benar-benar harus bersusah payah untuk mengalahkan Louvre. Bahkan, Aerowolf nyaris menelan kekalahan di pertandingan final yang berakhir dengan skor 2-1 tersebut. Pertandingan terakhir pun menjadi yang paling menegangkan dan melelahkan karena berlangsung selama 40 menit.
Nah, sebenarnya apa, sih, yang mereka rasakan setelah kembali berhasil menjadi tim Mobile Legends terbaik se-Indonesia? Kebetulan banget, pas acara konferensi pers MPL Indonesia Season 2, lima pemain tim Aerowolf datang menjadi tamu. Tim Kincir.com pun berkesempatan buat ngobrol dengan sang kapten, Afrindo "G" Valentino.
Sebenarnya, Kincir ingin mengobrol dengan empat pemain lainnya. Sayang, mereka semua mempercayakan dan mewakili suaranya kepada sang kapten yang selama ini memang selalu menjadi jubir Aerowolf. Daripada berlama-lama lagi, yuk, simak obrolan seru bersama G di bawah ini tentang apa sebenarnya yang mereka rasakan setelah Garuda Cup 2018!
Sebelumnya, selamat buat kemenangan Aerowolf Roxy di Garuda Cup 2018. Lo semua GG banget!
G: Hoki. Kalau kata orang-orang, kami semua menang hoki.
Loh, kenapa hoki? Menurut para penonton, lo dan kawan-kawan bermain apik dan solid. Kelihatan mental lo semua udah teruji di situasi seperti itu.
G: Kami sendiri enggak nyangka bisa menang. Makanya, wajar aja kalau banyak orang bilang faktor keberuntungan besar banget di kemenangan kami. Abis main, kami aja langsung gemetaran. Semuanya jadi lesu.
Bagaimana sebenarnya perasaan lo dan teman-teman setelah memenangkan pertandingan final yang benar-benar menguras tenaga dan mental?
G: Gua sendiri merasa terharu. Jujur, air mata gua keluar pas tahu kami menang. Soalnya, pertandingan yang kami jalani memang sulit sekali. Kami sendiri ngerasa sangat bahagia atas kemenangan yang luar biasa ini.
Sempat, enggak, lo semua ngerasa bakal kalah?
G: Jujur, nih, di antara anggota tim, justru cuma gua yang pesimis duluan bakal kalah. Soalnya, gua (memakai Lancelot) mati pas serangan Lord ketiga kali dari Louvre. Di situ, gua ngerasa gagal. Gua udah taruh iPad dan siap kasih tepuk tangan buat Louvre. Namun, gua urung melakukannya karena melihat semangat tim gua yang enggak mau nyerah. Gua pun ikutan semangat lagi.
Sebenarnya, apa yang terjadi di game pertama sampai lo sekalian sama sekali enggak berhasil membobol satu pun turret Louvre?
G: Watt (Supriyadi Dwi Putra) ngaku dia main jelek. Pas gua tanya, "Watt, kenapa mid (laning) lo hancur banget?" Dia bilang lagi dehidrasi. Gua enggak mau nyalahin dia. Memang, dia lagi enggak enak badan sejak seminggu sebelum grand final. Makanya, dia mempercayakan gua untuk jaga mid lane di game selanjutnya.
Di game kedua, kalian nge-pick Zilong yang saat ini enggak lagi jadi meta. Apakah ada strategi khusus di baliknya?
G: Sejujurnya, enggak ada hal spesial di baliknya. Seperti yang udah kami bilang sebelumnya, strategi kami sejak awal, ya, main santai dan ketawa bareng. Sejak game kedua, teman-teman percaya gua untuk urusan pick. Makanya, di game kedua, gua kasih pilihan, mau pick Natalia, Saber, atau Zilong. Mereka pilih Zilong.
Game ketiga itu epik banget. Louvre kelihatan benar-benar hampir menang. Akan tetapi, kalian bisa membalikkan keadaan hingga menang. Apa rahasianya?
G: Rahasianya, ya, jangan kayak gua. Sejujurnya, gua udah nyerah padahal game belum kelar. Apalagi teman-teman lo masih mau berjuang sampai akhir. Intinya, teruslah berjuang sampai pertandingan benar-benar selesai.
Lagi-lagi di game ketiga, kalian melakukan surprise pick. Kalian enggak memilih satu pun hero Mage dan justru milih Saber di-pick terakhir. Apakah ada maksud di baliknya?
G: Yang ini baru sengaja. Sejak awal, kami pede enggak nge-pick Mage. Soalnya, kami pernah menang tanpa magic damage di MPL Season 1. Kami tahu risikonya, tapi kami tetap pede bisa menang.
Apakah strategi surprise pick seperti yang kalian sering lakukan selama ini ampuh dan bisa mengimbangi pick meta?
G: Sebenarnya enggak selalu. Akan tetapi, selagi lo memang ahli menggunakan hero non-meta tersebut, kenapa enggak coba aja? Kayak di game ketiga Garuda Cup 2018. Banyak yang bilang Billy (Agung Tribowo) cuma bisa pakai Alpha. Padahal, gua suruh dia begitu karena memang dia GG banget pas pakai Alpha. Pilih mana, deh, lo pakai hero kejutan tapi menang atau kalah gara-gara maksa ikutin meta?
Ada, enggak, pemain Louvre yang bikin lo kesal selama pertandingan final Garuda Cup 2018?
G: Ada. Pokoknya yang pakai Tank, khususnya Jawhead dan Hylos, itu ngeselin. Soalnya, mereka ngincar gua terus sejak awal.
Mau tahu keseruan pertandingannya? Baca aja Analisis Pertandingan Garuda Cup 2018: Aerowolf Roxy Vs. Louvre.
Lo bilang tadi strategi Aerowolf adalah main santai dan happy. Nah, lo sendiri milih main santai tapi happy atau main enggak santai tapi menang?
G: Main happy tapi menang. Intinya, selama kita enggak saling menyalahkan, pasti bisa main happy dan menang.
Sejak masa MPL Season 1, kalian terkenal selalu main dengan rileks dan tanpa beban. Sebenarnya apa, sih, rahasianya?
G: Sebenarnya, kami enggak main rileks banget. Kami udah nemuin momentumnya pas berhasil menang lawan RRQ. Dari situ, kami ngerasa udah kayak juara. Soalnya, RRQ udah kuat banget dan juara regular season. Makanya, pas grand final (MPL), kami main santai aja. Mau menang atau kalah, yang penting kami udah ngerasa juara (ngalahin RRQ) meski sebenarnya kami enggak nyangka juga bisa juara juga. He-he-he.
Enggak terasa, MPL Season 2 udah mau mulai. Ada persiapan khusus?
G: Untuk sekarang, belum. Tenaga dan mental kami masih terkuras sejak final Garuda Cup 2018. Kalau ada pun, ya, biasa, main santai dan rileks.
A post shared by Aerowolf Pro Team (@aerowolfproteam) on
Bagaimana tanggapan dan harapan kalian terhadap gelaran Mobile Legends Southeast Asia (MSC)?
G: Menurut kabar yang gua dengar, bakal ada tiga tim direct invite dari Indonesia. Semoga kami semua bisa menang dan penggemar Mobile Legends di Indonesia selalu mendukung semua wakil Indonesia. Meski kami atau ada tim lain kalah, masih ada wakil lain. Dukunglah mereka karena mereka membawa nama Indonesia.
Strateginya masih sama, nih? Main santai tapi happy?
G: Tentu, dong. Kalau kata orang-orang, kami menang karena hoki. Nah, kata manajemen Aerowolf, kami menang karena kompak.
Lo sendiri setuju dibilang kompak? Jika iya, apa, sih, rahasianya bisa bikin tim jadi sekompak ini?
G: Kami kompaknya di dalam game aja. Kalau udah di luar game, kami suka main kata-kataan. Akan tetapi, enggak ada yang baper. Contohnya si LJ (Joshua Darmawan) yang sering jadi “korban”, tapi dia enggak baper. Justru dia balik ngatain lagi. Udah kayak keluarga banget rasanya. Intinya, makin sering teman ngatain lo, artinya mereka sayang. Makanya, kami bisa sekompak ini pas lagi main.
***
Nah, sekarang udah tahu, dong, rahasia di balik kekompakan Aerowolf Roxy? Namanya juga berkompetisi, yang namanya konflik antartim pasti ada. Akan tetapi, semuanya balik lagi ke masing-masing pemain untuk merespons dan menghadapinya. Intinya, baper bukan solusi dan justru bisa menghancurkan chemistry tim lo.
Sukses terus untuk Aerowolf Roxy! Semoga aja bakal ada tim-tim lain yang bisa menginspirasi kayak begini, ya!