– Para penyandang disabilitas ini membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dengan menjadi pro player dan gamer sukses.
– Mereka berhasil mengatasi keterbatasan dengan impiannya yang menembus batas.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri video game, terutama esports, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Para gamer di seluruh dunia pun berlomba-lomba menjadi pro player atau content creator.
Meski terlihat mudah, nyatanya berkarier sebagai pro player atau content creator menuntut kegigihan dari para penggiatnya. Pasalnya, dibutuhkan kemampuan, mental yang kuat, serta kepercayaan diri untuk bisa sampai ke titik tertinggi.
Nah, kalau kalian punya mimpi menjadi atlet esports atau gamer sukses, kisah para penyandang disabilitas di bawah ini bisa jadi inspirasi untuk berkiprah lebih giat lagi. Mereka tidak patah arang dengan keterbatasannya hingga berhasil menjadi gamer yang dipandang. Bahkan, ada juga yang berhasil menjadi pro player ternama.
KINCIR pun mengumpulkan pemain penyandang disabilitas yang pantang menyerah dalam menjalani karier sebagai pro player esports maupun gamer terpandang. Siapa aja kah mereka?
1. Clint “Halfcoordinated” Lexa
Halfcoordinated merupakan seorang gamer yang menderita sebuah kelainan bernama Hemiparesis. Kelainan tersebut membuat salah satu bagia tubuh mengalami kelumpuhan. Meski terhalang oleh penyakitnya, Halfcoordinated membuktikan bahwa dia mampu mencetak prestasi gemilang sebagai seorang gamer.
Walaupun tangan kanannya enggak bisa digerakan secara normal, Halfcoordinated jadi salah satu pemain yang kerap hadir di berbagai turnamen speedrunner, salah satunya Summer Game Done Quick sebuah ajang amal yang bertujuan untuk menggalang dana untuk organisasi kesehatan Doctors Without Borders dan Prevent Cancer Foundation.
Halfcoordinated telah mengidap penyakit ini sejak lahir akibat kelainan sensor motoriknya. Dampaknya, bagian kanan tubuhnya melemah. Speedrunner merupakan sebuah kegiatan bermain game dengan konsep menyelesaikan/menamatkan satu judul game tertentu. Pada 2017 lalu, dia pun mampu menyelesaikan game Nier: Automata hanya dalam waktu 1 jam 43 menit 5 detik.
2. Michael “Handi” Olson
Kehilangan kaki dan tangan sejak kecil enggak membuat Handi menyerah dengan cintanya bermain Counter Strike: Global Offensive (CS:GO). Cowok asal California ini menggunakan bagian wajah, seperti hidung untuk bisa bermain game favorit-nya tersebut.
Walaupun punya keterbatasan, Handi pun kerap menjuarai turnamen-turnamen lokal California sejak tahun 2001. Menempati posisi sebagai AWPer, pemain bernama lengkap Michael Olson ini menggunakan bahu kirinya ke arah keyboard dan sisi kanan mengendalikan mouse.
Sebagai pemain CS:GO yang menginspirasi, Handi sering kali mendapat undangan sebagai pemberi motivasi bagi anak muda. Dia pun juga mengikuti liga ESEA yang merupakan salah satu kompetisi CS:GO tertinggi di Amerika Utara.
3. Adam “Loop” Bahriz
Kembali dari ranah CS:GO, jika Handi enggak memiliki tangan dan kaki, Loop jadi pemain yang menderita Hereditary Sensory and Auditory Neuropathy (HSAN) yang merusak cara kerja saraf dan sistemnya.
Enggak hanya mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, pemain bernama Adam Bahriz ini juga harus hidup tanpa gigi. Untungnya, kelainannya tidak benar-benar membuatnya buta dan tuli. Dalam memainkan CS:GO, Loop harus melihat ke arah yang monitor dengan cukup dekat.
Kemampuannya dalam bermain CS:GO terbilang istimewa. Berdasarkan video streaming-nya, dia mampu menghindari flashbang dan menghabisi musuhnya. Namun, enggak jarang juga dia melakukan kesalahan akibat keterbatasannya. Dia pun memberitahu kondisinya. Namun, Loop kerap mendapat perlakuan yang enggak menyenangkan dari pemain lain.
Pada 2015 dia memutuskan untuk mulai melakukan streaming. Memang, awalnya hanya sebagai hiburan. BNYB, kanal siarannya dapat banyak dukungan dan membuatnya fokus untuk meneruskan hobinya bermain CS:GO.
4. Ian “MistyStumpey” Alexander
Disabilitas enggak membuat MistyStumpey berhenti untuk menjalani hobinya bermain League of Legends. Meski tangan kirinya enggak tumbuh dengan sempurna, kemampuannya bermain game MOBA tidak bisa diremehkan
Walaupun hanya bermain dengan satu tangan, MistyStumpey bukan pemain sembarangan. Namanya pernah berada di peringkat 12 Solo Queue di wilayah Amerika Utara.
Dia pun kerap bermain bersama atau melawan pemain dari tim-tim ternama seperti Cloud9 atau FlyQuest. Enggak hanya itu, dia juga pernah melawan Søren “Bjergsen” Bjerg dari Team Solo Mid.
5. Mike Begum
Buat kalian pencinta ranah kompetitif Street Fighter, mungkin enggak asing dengan nama Mike Begum. Pemain ini mengidap penyakit Arthrogryposis sejak kecil. Dampaknya, otot-ototnya engga berkembang dan tubuhnya enggak bisa difungsikan dengan normal, termasuk tangan dan kaki.
Tak seperti pemain difabel lainnya, Mike menggunakan gamepad yang biasa digunakan oleh para gamers kebanyakan. Memanfaatkan bagian tubuh, seperti pipi dan lidahnya untuk mengontrol permainannya.
Kemampuannya bermain game ini, Mike pun menduduki posisi 678 dalam peringkat World Rnking. Enggak hanya itu, dia juga mengikuti turnamen bergengsi, Texas Showdown 2012-2014 dan Absolute Battle 6.
6. Calvien “Hinelle”
Gemar bermain game Mobile Legends membuat nama Hinelle semakin dikenal oleh para pencinta esports di Indonesia. Jadi salah satu pemain veteran, pemain bernama asli Calvien ini pun hadir sejak 2017 lalu pada ajang MSC bersama Oura dan Daylen Reza saat masih di Saints Indo.
Walaupun punya keterbatasan kosakata dan penyandang tuna rungu, ambisinya untuk jadi pemain esports pun mampu diwujudkan dengan usahanya sendiri. Kini, sang pemain pun masih tetap berjuang di berbagai turnamen Mobile Legends dengan bergabung dengan tim besutan Eiduart, SIREN Esports.
7. Soleil “Ewok” Wheeler
Pada 2019 lalu, FaZe Clan merekrut pemain cewek penyandang tuna rungu sebagai bagian dari divisi Fortnite-nya. Sebelumnya, sang pemain telah berlaga di berbagai turnamen Fortnite, seperti Celebrity Pro-Am yang bermain bersama Jordan Fisher dan memenangkan 20 ribu dolar Amerika untuk disumbangkan.
Biarpun punya keterbatasan, kemampuannya telah diakui oleh para streamer dan mengakui kehebatan pemain cewek ini. Bahkan, beberapa mengatakan enggak bisa mengalahkan pertandingan saat bermain dengan Ewok.
***
Keterbatasan yang dimiliki oleh para pemain di atas, enggak membuat mereka mengubur mimpinya untuk tetap berada di ranah dan esports. Kemampuan beberapa dari mereka pun telah diakui dan kerap hadir di setiap turnamen yang diadakan.
Bagaimana tanggapan kalian dengan deretan gamers dan pemain esports yang menyandang disabilitas? Jika kalian punya nama lainnya, jangan sungkan untuk berbagi di kolom komentar, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan tulisan menarik seputar game dan esports.