Final Kualifikasi Tertutup Piala Presiden Esports (PPE) 2020 cabang Free Fire telah usai dengan Louvre Esports sebagai juara. Tim asal Kota Surabaya tersebut berhak lolos ke Grand Final yang akan diadakan pada Februari 2020.
Bermain dalam skema tujuh ronde, Louvre berhasil mengunci puncak klasemen setelah memperoleh catatan dua kali “Booyah!” dan 40 poin kill. Berkat catatan tersebut mereka akhirnya mendapatkan 1.925 poin.
Di sisi lain, hasil akhir Kualifikasi Tertutup juga menjadi kabar duka bagi EVOS dan ONIC. Pasalnya, mereka tampil buruk sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengamankan tiket Grand Final. Lebih parah lagi EVOS yang tidak punya wakil sisa dari Kualifikasi Regional.
Kami mencoba merangkum keseruan pertandingan laga Final Kualifikasi Tertutup kemarin. Simak ulasannya di bawah ini, yuk.
XCN Tampil Mengejutkan
Sekadar info, laga penentu tiket Grand Final kemarin diikuti oleh 12 tim. Mereka adalah Aura, Alter Ego, Bigetron, BOOM Cerberus, EVOS Esports, Island of Gods, Louvre, ONIC Esports, RRQ, Star8, Victim, dan XCN.
Bermuda menjadi map pertama untuk membuka pertandingan Final Kualifikasi Tertutup. Hal mengejutkan terjadi pada tim ONIC. Mereka ternyata harus tumbang dengan cepat tanpa meraih poin.
Hal itu bermula pada pertempuran ONIC dengan Alter Ego yang membuat tiga pemain tim Landak Kuning harus tumbang. Kemudian satu pemain mereka yang tersisa, yakni ONIC.Kroeger juga berhasil ditumbangkan oleh tim Louvre.
Penampilan mengejutkan justru datang dari rekan satu grup ONIC. XCN berhasil meraih “Booyah!” di ronde pertama dan ketiga.
Melewati mid game dengan kemenangan dari Louvre di Bimasakti membuat XCN berhasil memasuki late game. Kemudian mereka memilih bermain aman demi bermain objektif dan hasilnya ternyata berhasil. Pertarungan terakhir berhasil mereka menangkan setelah menghadapi satu pemain Alter Ego.
XCN berhasil mengamankan laga pembuka dengan 540 poin. Sementara posisi dua diamankan oleh Alter Ego dengan 360 poin. Penampilan mengejutkan selanjutnya dari XCN juga terlihat pada ronde ketiga. Pada laga tersebut lagi-lagi mereka mencatatkan “Booyah!” untuk kedua kalinya.
“Booyah!” Percuma dari EVOS dan Bigetron
Meskipun Bigetron dan EVOS sama-sama berhasil “Booyah!”, ternyata raihan tersebut tidak membuat kedua tim tersebut berpeluang besar lolos ke Grand Final.
Pada Ronde keempat, EVOS berhasil tampil baik dengan meraih “Booyah!”. Bahkan mereka pada ronde tersebut tercatat sebagai tim yang meraih poin sangat besar, yakni 420 poin.
Sayangnya EVOS memiliki catatan buruk pada ronde ketiga. Mereka harus tumbang cepat tanpa mendapatkan satu poin pun. Nasib sial pun berlanjut hingga tiga laga berikutnya. Mereka tidak mampu meraih “Booyah!” lagi yang membuat mereka harus puas duduk di posisi ketiga klasemen akhir.
Begitu pula dengan catatan “Booyah!” Bigetron di ronde keenam yang sama sekali tidak berarti. Pasalnya mereka melewati lima ronde sebelumnya dengan bermain buruk. Ronde kelima menjadi puncak penampilan buruk mereka dengan tumbang cepat tanpa meraih poin. Akhirnya Bigetron harus puas duduk di posisi keenam klasemen akhir.
Blunder Berujung Petaka bagi BOOM Cerberus
Sebagai salah satu tim unggulan, BOOM Cerberus memang bermain baik selama lima ronde. Namun, hasil akhir yang mereka dapatkan bisa dikatakan kurang maksimal jika dibandingkan dengan para kompetitornya.
Permainan konsisten mereka baru terbayar pada ronde kelima dengan catatan “Booyah!”. Begitu pula pada ronde berikutnya, BOOM Cerberus berhasil mendapatkan 300 poin.
Sayangnya, tim Serigala Hitam melakukan blunder fatal di ronde terakhir. Pasalnya, mereka jadi salah satu tim yang tumbang di awal permainan sehingga hanya meraih total 40 poin.
Padahal, jika mereka tidak gagal dalam pertandingan terakhir itu, BOOM Cerberus adalah tim yang berpeluang besar untuk lolos ke Grand Final. Hal itu juga terlihat dari klasemen akhir pertandingan antara Louvre dan tim Serigala Hitam yang terpisah dengan selisih 25 poin saja.
Andai saja, BOOM Cerberus mampu mengamankan posisi tiga besar dengan poin kill yang cukup di Ronde ketujuh, bisa saja mereka dapat menggagalkan peluang Louvre untuk lolos.
ONIC Melempem di Laga Final
ONIC memang berhasil melewati fase kualifikasi grup dengan sangat meyakinkan. Mereka tercatat berhasil melewati babak tersebut dengan angka maksimal sebesar 48 poin dari Grup B.
Sayangnya ketika laga final, tim Landak Kuning sangat melempem. Seakan-akan duri dari sang landak berhasil digerogoti hingga halus. Mereka tumbang cepat di laga pembuka tanpa meraih poin. Disusul dengan lima ronde berikutnya yang hanya mampu meraih catatan tertinggi sebesar 200 poin.
Menurut salah satu caster Piala Presiden Esports 2020, Lihan, ada beberapa faktor yang bikin ONIC melempem. Pertama, semua disebabkan absennya salah satu pemain andalan mereka, Amek. Kedua, Lihan berpendapat ONIC kerap tampil buruk di laga pamungkas.
Sang caster tersebut juga menambahkan bahwa gaya permainan dengan tempo yang lambat dan cenderung bertahan dapat membuat ONIC kalah. Pasalnya pada pertandingan kemarin terlihat beberapa tim memilih bermain objektif.
Hasil akhir di laga Final Kualifikasi Tertutup kemarin berbanding terbalik dengan fase kualifikasi. Kali ini, mereka benar-benar terpuruk di dasar klasemen dengan 625 poin.
Bermain Objektif Jadi Kunci Kesuksesan Louvre
Sempat bermain buruk di laga pembuka, Louvre hanya mendapatkan 30 poin saja. Namun mereka berhasil bangkit di ronde kedua dengan mengamankan “Booyah!” dan poin kill yang banyak.
Berkat penampilan itu hebat di ronde kedua, mereka berhasil meraih poin yang sangat besar, yakni 600 poin. Bahkan angka tersebut berhasil membawa Louvre mencatatkan sebagai peraih poin terbesar di laga itu.
Memasuki ronde ketiga hingga kelima, Louvre hanya mendapatkan hasil yang cukup untuk mengamankan peluang mereka berada di puncak klasemen. Mereka hanya berhasil mengamankan angka 200, 310, dan 165 poin di tiga ronde tersebut.
Harapan Louvre untuk lolos ke babak Grand Final Piala Presiden Esports 2020 sempat pupus di ronde keenam. Pasalnya, ronde tersebut jadi laga yang buruk bagi mereka setelah harus tumbang di tengah jalan dengan catatan mendapatkan 20 poin saja.
Namun, dewi fortuna berpihak kepada Louvre. Ternyata BOOM Cerberus sebagai kompetitor terkuatnya harus terpeleset di ronde akhir. Begitu pula dengan XCN yang melakukan blunder di dua babak akhir.
Louvre berhasil mengamankan “Booyah!” keduanya di babak akhir. Hasil tersebut berhasil didapatkan setelah mereka memenangkan peperangan dengan EVOS. Sementara sebelumnya Alter Ego berhasil ditumbangkan oleh tim macan Putih.
Kemenangan tersebut membuat Louvre meraih 540 poin. Angka tersebut sekaligus sebagai poin penting untuk menyalip BOOM Cerberus yang sebelumnya memimpin di puncak klasemen.
***
Bagaimana menurut kalian tentang pertandingan Babak Final Kualifikasi Tertutup Piala Presiden Esports 2020? Silahkan berikan tanggapan kalian di kolom komentar, ya. Jangan lupa juga untuk terus baca KINCIR biar kalian enggak ketinggalan kabar seru lainnya tentang esports dan gam