Jelang babak Main Event Piala Presiden Esports 2021 (PPE 2021), enggak ada salahnya jika kita sedikit mengingat laga sengit di setiap babak Kualifikasi.
Di Kualifikasi Regional Sumatera cabang Free Fire, ada salah satu tim dari Divisi 1 Free Fire Master League (FFML) yang berjuang untuk bisa menjadi wakil Regional tersebut, yaitu Red Bull Rebellion.
Tim yang diperkuat oleh MrHome, Fruzt, Xiro, Joeyyy, MrLonely, serta sang coach, Fuddi sukses mendominasi Kualifikasi Regional Sumatera dengan mengantongi Booyah! Sebanyak empat kali.
KINCIR berkesempatan untuk mendengarkan para pemainnya dalam merintis karier di pro scene. Yuk simak di bawah ini!
Gemar Bermain Game Sejak Duduk di Bangku Sekolah Dasar
Jauh sebelum pemain Red Bull Rebellion terjun ke ranah pro scene, para pemainnya merupakan seorang gamers yang kerap menghabiskan waktunya bermain game. Enggak hanya di platform PC, ada juga yang mulai bermain di Playstation.
Menempati posisi sebagai rusher, Hafiz “Fruzt” Nurhidayah sebelum sukses di Free Fire, pemain ini merupakan seorang anak warnet yang gemar bermain Point Blank. Pemain ini pun kenal dan mulai memainkan game besutan dari Garena ini sejak 2017 lalu.
“Sebelum kena Free Fire yang saya merupakan anak yang telah kenal game sejak SD. Pernah juga jadi anak warnet untuk main Point Blank,” ungkap Fruzt.
Ketagihan Ikut Turnamen hingga Putuskan Jadi Pro Player
Kecintaan para pemain Red Bull Rebellion pada game Free Fire memang terbukti mengubah kehidupan mereka. Dari yang dulu hanya sekadar bermain, kini mereka pun jadi salah satu tim yang pernah berlaga di gemerlap panggung Free Fire Master League (FFML) Season 3 hingga jadi juara di musim tersebut.
Sebenarnya, Dwi “MrHome” Aidil Fikri enggak pernah merencanakan untuk menjadi seorang pro player dari Free Fire. Tapi, setelah dirinya mencoba mengikuti beberapa turnamen dan merasakan hasil dari ajang tersebut. Baru memutuskan untuk menjadi seorang pemain profesional dan bergabung dengan tim esports.
“Tadinya enggak ada niat sama sekali buat terjun di kompetitif. Tapi, setelah beberapa kali ikut turnamen dan merasakan hasilnya, baru putuskan untuk bergabung dengan tim,” ungkap MrHome.
Terus Ikut Turnamen untuk Buktikan Kepada Orang Tua
Bisa dibilang tantangan awal untuk terjun ke esports dengan menjadi pro player adalah meminta restu dari orang tua. Hal ini pun dirasakan oleh Muhammad “Xiro” Ainul Yakin. Pemain Support ini pernah mendapatkan pertentangan dari keluarganya saat ingin terjun ke esports.
Walaupun mendapatkan pertentangan dari orang tuanya, Xiro enggak menyerah untuk bisa membuktikan jika industri ini bisa untuk mencari pundi-pundi rupiah dan jadi salah satu pilihan karier.
“Awalnya orang tua enggak mendukung karena kurang tahu jelas tentang industri ini. Mereka juga enggak tau kedepannya akan kaya gimana di esports. Tapi, saya tetap membuktikan dengan tetap ikut turnamen offline dan online. Bersyukurnya sering menang dan bisa memberikan pada keluarga,” ungkap Xiro.
Sempat Gagal di Tahun Lalu, Piala Presiden Esports 2021 Sebagai Pembuktian!
Menariknya, ini bukan kali pertama MrHome mengikuti turnamen Piala Presiden Esports. Pasalnya, di tahun sebelumnya dia juga pernah mengikuti ajang besutan pemerintah ini dan juga berjuang di Regional Sumatra.
Sayangnya, perjuangan dari pemain ini harus berhenti di babak lower bracket. Kegagalan tersebut juga diakui karena kurang pengalaman di skena kompetitif Free Fire. Bergabung dengan Red Bull Rebellion, tim divisi 1 dari FFML ini pun sukses tembus Main Event.
“Ini bukan tahun pertama saya ikut Piala Presiden Esports. Di tahun lalu, saya juga pernah mencoba dan akhirnya gagal karena kurangnya pengalaman. Kini, bersama dengan Red Bull Rebellion dan pengalaman yang sudah ada jadi bekal untuk di Main Event nanti,” ungkap MrHome.
Mungkin, beberapa kalian bertanya kenapa Red Bull Rebellion mengikuti Kualifikasi Regional, bukannya dari Closed Qualifier. Sebenarnya, Closer Qualifier diambil dari grand finalis dari Free Fire Indonesia Master. Tapi, mereka hanya sampai di babak play-ins.
Waspadai Tim Regional di Main Event Piala Presiden Esports 2021
Jadi salah satu tim divisi 1 dari FFML, Red Bull Rebellion telah merasakan kekuatan dari beberapa tim profesional yang juga tembus ke Main Event, seperti EVOS Divine, Echo Esports, dan SES Alfaink. Hal ini pun membuat mereka telah hafal dengan gameplay lawan dan telah menyediakan beberapa strategi untuk menghadapi tim tersebut.
Bedanya, di turnamen besutan pemerintah ini MrHome dan kawan-kawan akan berhadapan dengan tim komunitas yang sama sekali belum mereka hadapi. Tak punya data gameplay, membuat mereka harus ekstra hati-hati di Main Event nanti.
“Yang kita waspadai itu sebenarnya, ya tim-tim komunitas. Soalnya, kita enggak bisa menebak arah drop zone dan rotasi mereka. Berbeda dengan tim pro lain yang pernah kita hadapi,” ungkap Fuddin selaku Coach dari Red Bull Rebellion.
***
Bagaimana tanggapan kalian dengan kisah perjalanan Red Bull Rebellion di skena kompetitif Free Fire? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.