(MSC 2019) Analisis Pertandingan Grand Final: ONIC Vs. Louvre

Dominasi ONIC seakan masih terus berlanjut. Pada gelaran Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC 2019), mereka mampu merebut kemenangan dengan sangat dominan. Dengan hanya satu kali kalah sepanjang turnamen, Udil dan kawan-kawan layak diberikan titel sebagai tim terkuat di Asia Tenggara saat ini.

Dalam gelaran Grand Final, ONIC kembali harus berhadapan dengan Louvre. Secara data historis, ONIC tercatat selalu mampu mengalahkan Louvre di laga Grand Final. Kita dapat melihat gelaran Piala Presiden Esports 2019 ataupun MPL ID S3 sebagai dua turnamen rujukan untuk mengukur kemampuan ONIC dalam mengalahkan Louvre.

Di sisi lain, Louvre juga tidak dapat diremehkan. Dalam ajang MSC 2019, Marsha dan kawan-kawan memperlihatkan determinasi tinggi untuk merebut gelar juara. Mereka selalu bermain tenang, walau sedang berada di bawah tekanan. Dengan cermat, Marsha dan kawan-kawan selalu bisa keluar dari dominasi musuh dan membalikkan keadaan.

Pada tulisan ini, KINCIR akan menganalisis gelaran Grand Final di MSC 2019 yang mempertemukan dua tim besar dari Indonesia, yaitu ONIC dan Louvre. Silahkan simak uraiannya berikut ini.

 

Agresivitas Tinggi dari ONIC

Pada game pertama, Psychoo, Drian, dan AntiMage bermain dengan sangat agresif. Mereka tidak takut untuk melakukan pertarungan di territorial kekuasaan dari Louvre. AntiMage yang bermain dengan Thamuz tidak takut untuk melakukan inisiasi pertarungan, sebab Psychoo (Akai) dan Drian (Lolita) dengan sigap akan melakukan perlindungan untuk AntiMage. Pola permainan tersebut juga terjadi di game kedua maupun ketiga. 

Di fase mid-game, AntiMage menjadi salah satu pemain kunci ONIC untuk melakukan inisiasi pertarungan. AntiMage yang selalu bermain dengan Thamuz di tiga game tersebut memang bermain dengan sangat agresif. Inisiasi pertarungan yang dilakukannya juga sangat cerdas. Dia tahu kapan harus masuk ataupun keluar area pertarungan. Berkatnya, ONIC bermain dengan tempo yang sangat cepat dan kerap kali membuat Louvre terpojok.

 

Farming yang Optimal dari ONIC

Rotasi gemilang dari Psychoo dan Drian ternyata mampu menciptakan ruang bagi temannya untuk farming. Sebagai contoh, pada game pertama, rotasi Psychoo dan Drian di daerah atas membuat Udil dapat farming dengan leluasa di lane bawah. Kondisi tersebut membuat Udil dapat mengoptimalkan seluruh lane minion ataupun jungle minion (untuk memperoleh buff).

Ruang bebas tersebut hadir dari absennya para pemain Louvre. Marsha dan kawan-kawan direpotkan dengan berbagai rotasi serangan yang diinisiasi oleh Psychoo dan Drian. Dampaknya, pemain carry dari ONIC mampu mendulang gold lebih banyak dan mendapatkan item core lebih cepat. Sehingga, daya serang ONIC di fase late-game nantinya akan jauh lebih mengerikan lagi.

Marsha dengan Franco Jadi Harapan Louvre

Louvre sempat mampu mengimbangi tempo permainan ONIC di game ketiga. Udil dan kawan-kawan tanpa diduga tidak melakukan ban terhadap Franco. Padahal, Marsha terlihat sangat lihai dan berbahaya dalam memakai Franco pada gelaran MSC 2019.

Dalam beberapa kesempatan, Marsha seringkali mampu mengarahkan hook ke tempat yang tepat dan menarik satu Hero core musuh. Kondisi tersebut pernah dirasakan oleh ONIC di babak Main Event ketika mereka harus kalah dari Louvre di game pertama.

Penampilan Marsha dengan Franco di babak Grand Final seakan memberikan peluang bagi Louvre untuk memetik kemenangan. Namun, sayangnya, ONIC memiliki Grock yang dapat kebal dari efek hook di garda depan. Hal tersebut membuat ONIC memiliki tameng yang ideal dan mampu melakukan gempuran serangan dengan leluasa.

 

Louvre Bermain dengan Pasif

YoR dan Jeel terlihat bermain dengan rotasi yang buruk. Hal tersebut memaksa Louvre untuk bermain dengan aman. Sayangnya, ketika satu pemain Louvre berada pada posisi yang salah, ONIC dengan mudah membunuh pemain tersebut. Pengambilan posisi yang buruk tersebut berulang kali terus terjadi. Kondisi tersebut pun terus menguntungkan ONIC untuk meraih pundi-pundi Gold dan EXP.

Gaya permainan pasif dari Louvre membuat Marsha dan kawan-kawan tidak dapat menguasai daerah jungle dengan leluasa. Ditambah lagi dengan tingginya tingkat agresivitas dari ONIC, Louvre terlihat tidak berani keluar dan bermain terlalu jauh dari turret. Kondisi tersebut membuat Marsha dan kawan-kawan tidak mampu melakukan farming dengan optimal. Perlahan tapi pasti, mereka tertinggal jauh dari segi raihan item ataupun level.

Bicara soal tekanan dari ONIC, bisa dikatakan yang paling merasakannya adalah Kido. Midlaner Louvre ini benar-benar tak diberi ‘napas’. Kondisi ini pun memaksanya harus mundur hingga terciduk beberapa kali sehingga raihan Gold dan level jadi kalah jauh.

 

Bermain Objektif dengan Mudah

Ketika Louvre berada pada posisi terpojok. ONIC dapat dengan mudah menguasai daerah pertarungan. Kondisi tersebut membuat para pemain ONIC tidak perlu takut akan pergerakan dari Louvre. Dominasi area pertarungan tersebut membuat Udil dan kawan-kawan mampu mendapatkan objektif permainan dengan mudah. Terdapat tiga objektif permainan yang dikuasai oleh ONIC, yaitu buff, turtle, dan turret.

Penguasaan objektif permainan membuat ONIC mendapatkan lebih banyak gold dan level dari Louvre. Efek snow-balling dari kondisi tersebut membuat Udil dan kawan-kawan menjadi musuh yang sangat berat bagi Louvre di fase late-game.

Dari poin ini, kita patut memberi apresiasi sebesar-besarnya kepada Udil, SaSa, dan Antimage. Ketiga ini tak hanya bermain agresif, tapi juga penuh perhitungan serta objektif. Keputusan tiga bocah ajaib ini selalu tepat sehingga dia selalu berhasil mendapatkan objektif dengan efektif.

***

ONIC memang menjadi tim Mobile Legends terkuat saat ini di Asia Tenggara. Bahkan, strategi dan eksekusi permainan mereka terlihat jauh lebih unggul dari Louvre. Gelaran Grand Final di MSC 2019 kemarin menjadi pembuktian atas dominasi ONIC yang belum berkurang di skena esports Mobile Legends.

Bagaimana menurut kalian dengan laga Grand Final di MSC 2019 lalu? Silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Serta, ikuti terus informasi terkini mengenai Mobile Legends hanya di kanal KINCIR, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.