Masuk ke pertandingan, Alter Ego mendapatkan kemenangan cukup mudah dari RRQ Hoshi. Pasalnya, drafting yang lebih kuat membuat Celiboy dan kawan-kawan lebih mudah mendominasi jalannya pertarungan. Terlihat dari Ling Alberttt yang tertahan karena LeoMurphy mengamankan Khufra. Selain itu, Roger yang digunakan Xinn tidak banyak berkutik kala Pai menggila dengan Hero Barats.
Kualitas drafting ini seperti pertandingan Alter Ego sebelumnya ketika melawan Bigteron Alpha. Demi menahan sang carry lawan, Pai dan LeoMurphy mengamankan counter terbaik untuk Branz dan MATT. Sehingga sang lawan kurang mendapatkan keleluasaan melakukan farming atau tampil maksimal ketika teamfight.
Para carry RRQ Hoshi pun seringkali kecurian buff karena Alter Ego berani mengadakan kontes hanya untuk menahan pergerakan farming dari Albertt dan Xinn. Akhirnya ketertinggalan gold dan exp membuat RRQ Hoshi terpaksa menyerah di menit 15.
Pada babak kedua, RRQ Hoshi terlihat begitu ambisius untuk membalaskan dendam. Albertt berhasil menunjukkan bahwa Lancelot miliknya mampu mengacak-acak pertahanan dari Alter Ego. Pemain berjuluk “baby alien” tersebut keluar sebagai MVP dengan statistik akhir 10/0/4. Xinn sebagai carry bayangan menjadi penyokong serangan kala RRQ Hoshi kekurangan damage. Baik dari kedua pemain begitu harmonis dengan tiga rekan tim yang lain sehingga menciptakan kemenangan di ronde kedua.
Kondisi seimbang pun membuat pertandingan Grand Final semakin sengit. Secara mengejutkan, Xinn yang terkenal kebolehannya menggunakan Assassin atau Marksman berubah haluan dengan memakai Change untuk menjaga side lane. Pada ronde ketiga ini, tiap jalur terlihat sibuk dengan adanya mini kontes serta adu cepat pembersihan Minnion.
Setelah Albertt, mendapatkan item Endless Battle RRQ Hoshi mulai menggempur Turret dari Alter Ego. Permainan objektif yang ditunjukkan membuat Alter Ego kerepotan. Apalagi, Celiboy dan kawan-kawan disudutkan dengan pilihan sulit, antara menahan Turret terdalam atau menahan Miinion agar tetap berjalan menyerang.
Sayangnya, dalam kondisi sulit tersebut RRQ Hoshi mampu menggedor pertahanan dan memenangkan ronde ketiga. Skor 2-1 pun berhasil didapatkan sekaligus memperbesar peluang RRQ Hoshi untuk mendapatkan gelar juara. Akan tetapi, Alter Ego tidak menyerah begitu saja.
Di ronde ketiga, harmonisasi antarpemain ditampilkan dengan apik oleh Alter Ego. Dominasi di tiap jalur berhasil membuat Albertt dan tim tidak punya fleksibilitas untuk farming. dari awal pertandingan, rekan-rekan dari Alter Ego menekan sang raja melalui rotasi yang begitu rapih dan disiplin.
Peluang memenangkan pertandingan sempat berpihak kepada RRQ Hoshi, namun Ahmad berhasil mengembalikan keadaan lewat keganasan Yu Zhong-nya. Setelah melewat berbagai pertarungan sengit, Alter Ego menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan kedua tim terpaksa menjalani ronde kelima.
Pada ronde krusial tersebut, Alter Ego justru semakin maksimal dengan hadirnya Hero-hero seperti Roger, Barats, dan Pharsa. Penggunaan dua Mage ini ternyata efektif untuk menghentikan dua Marksman yang dipakai oleh RRQ Hoshi.
Tapi para carry RRQ Hoshi tidak menyerah begitu saja, mereka tetap menemukan jalan untuk memberikan tekanan kepada para punggawa Alter Ego. Terbukti dari tiap teamfight mereka mampu menempatkan diri pada posisi aman namun tetap bisa melancarkan damage
Di menit-menit akhir, semua mata tertuju kepada Albertt. Ketika kondisi RRQ Hoshi hampir kalah, dengan Wanwan-nya mampu menahan base seorang diri melawan tiga punggawa Alter Ego. Setelah punggawa Alter Ego berhasil diratakan, mereka langsung melakukan straight push ke jalur tengah.
Akhirnya, laga drama lima ronde antara RRQ Hoshi kontra Alter Ego berakhir dengan kemenangan sang raja. Dengan kemenangan ini, Lemon dan kawan-kawan mencetak rekor baru sebagai tim yang pertama menjadi pemenang MPL dua kali beruntun.
Bagaimana pendapat kalian tentang kemenangan RRQ Hoshi? Silakan tulis di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus nantikan berita terbaru seputar esports dan game lainnya hanya di KINCIR.