Sukses jadi runner up dan juara di ranah Mobile Legends, khususnya MPL. Sayangnya, para tim ini harus menerima kutukan penurunan perfoma dari sebelumnya.
Dalam skena kompetitif esports Mobile Legends, konon, eksis sebuah “kutukan” untuk para tim yang berhasil menjadi juara atau posisi runner up. Biasanya, mereka yang sehabis jadi juara atau peringkat kedua di MPL dan mengalami penurunan performa di musim berikutnya.
Hingga saat ini, hanya RRQ Hoshi yang mampu melawan kutukan juara di MPL karena mampu meraih back-to-back-champions pada musim kelima dan keenam. Namun, di MPL Season 7 lalu mereka justru gagal untuk melangkah ke grand final.
Tim Mobile Legends yang Merasakan “Kutukan” Penurunan Performa
1. Aerowolf
Setelah sukses jadi juara di MPL Season pertama, Aerowolf yang saat diperkuat oleh LJ, G Bily, dan Rave harus menelan kekalahan dengan pulang di hari pertama playoffs. Penurunan performa memang mungkin keluarnya Watt dari tim ini.
Enggak bisa kembali meraih gelar juara, Aerowolf harus menerima kenyataan dengan berakhir finish pada urutan keenam setelah dikalahkan oleh RRQ dan Louvre saat itu.
Meski begitu, mereka sempat menjuarai turnamen besar seperti Garuda Cup. Sayangnya, itulah trofi juara pertama yang terakhir mereka raih.
2. RRQ
DIperkuat oleh Lemon, TUTURU, AyamJago, Instinct dan Liam, Skuad RRQ O2 sukses mendominasi pertandingan di MPL Season 2. Sebenarnya, kekuatan tim ini telah terlihat sejak musim pertama lalu. Sukses jadi juara di musim kedua, sayangnya, RRQ merasakan krisis penurunan performa.
Mendominasi hingga jadi juara di MPL Season 2, RRQ harus menerima kenyataan dengan harus pulang di hari pertama babak playoff di musim ketiga. Kekalahan ini juga berdampak pada perombakan pemain yang membuat Instinct harus pergi dan Liam yang semakin terlupakan walaupun masih berada di RRQ.
Sebenarnya, RRQ sempat sukses mematahkan kutukan penurunan performa sehabis juara. Pasalnya, di MPL Season 5 dan 6 mereka kembali mengangkat piala. Lagi-lagi, di musim kemarin, Alberttt yang justru gagal pertahankan gelar juara dan juga jadi turnamen pertama tanpa hadirnya Lemon.
3. EVOS
Sebagai rival abadi dari RRQ, sebenernya lika-liku EVOS bisa dibilang hampir sama. Jadi runner up di MPL Season 2 lalu, bersama dengan Lemon, Oura yang saat itu masih jadi pro player pun harus menerima kenyataan dengan harus pulang di hari pertama.
Dalam sejarah el clasico, tak hanya penurunan performa yang hampir sama. Namun, RRQ dan EVOS enggak jarang terlibat di laga grand final, seperti MPL Season 2, 4, 5, dan M1 World Championship.
Memang, EVOS masih bisa berada di grand final setelah kalah jadi juara di MPL Season 5 lalu. Namun, memasuki musim keenam performa mereka terbilang kembali drop dan memutuskan untuk menambang pasukan pro player ternama, seperti Antimage dari ONIC dan LJ dari RRQ.
4. ONIC
Terlepas dari dominasi EVOS dan RRQ di skena kompetitif Mobile Legends, nama ONIC muncul dan sukses menarik perhatian dengan kumpulan anak ajaib yang memperkuat tim tersebut. Udil, Antimage, Drian, Pyschoo, dan Sasa sukses mengguncang panggung MPL Season 3.
Mereka sukses menyapu bersih kemenangan dan jadi juara di musim tersebut. Tak hanya MPL Season 3, ONIC juga sukses membawa gelar juara MSC 2019 dan Piala Presiden Esports 2019.
Memasuki MPL Season 4, ONIC seperti di neft karena alami kekalahan hingga terseok di babak Regular Season. Tim landak kuning ini juga ditinggalkan oleh keempat pemainnya dan hanya menyisakan Drian. Hingga MPL Season 7, tim ini juga masih belum bisa kembali ke langit.
5. Alter Ego
Sejak memboyong Udil dari ONIC, Alter Ego semakin memantapkan diri sebagai salah satu tim terkuat pada ranah Mobile Legends di Tanah Air. Jadi obat konsistensi permainan, di MPL Season 6 lalu mereka sukses melangkah untuk ke babak Grand Final. Memang, Ahmad belum bisa angkat piala, namun mereka bisa jadi juara di MPL Invitational 2020 lalu.
Menempati posisi kedua di MPL Season 6 juga membawa mereka jadi salah satu tim yang mewakili Indonesia di M2 World Championship. Sayangnya, memasuki musim baru mereka justru harus masuk “goa” terlebih setelah amankan win streak selama tiga minggu. Penurunan performa yang drastis ini juga membuat tim ini harus terseok di Regular Season.
6. Bigetron
Sama seperti Alter Ego, untuk pertama kalinya Bigetron Alpha sukses melangkah ke Grand Final hingga mengamankan slot ke MSC 2020 lalu. Sayangnya, raihan runner up di musim lalu enggak membuatnya semakin menguat di MPL Season 8 ini.
Sebenarnya, Bigetron Alpha diprediksi bisa kembali mendominasi, mengingat performa mereka yang stabil dan kejutan-kejutan yang dihadirkan oleh tim ini. Sayangnya, Branz harus menelan kekalahan. Hingga kini, mereka baru memenangkan tiga pertandingan selama lima minggu MPL Season 8.
***
Bagaimana tanggapan kalian dengan deretan tim esports Mobile Legends yang alami kutukan penurun performa setelah jadi yang terkuat? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.