(Mobile Legends) Auto Lose! Ini 5 Kelakuan Buruk Pemain Carry yang Bikin Bete

– Pemain Mobile Legends pasti pernah dibikin kecewa sama pemain carry.
– Ataukah justru kalian sendiri yang pernah melakukan hal-hal di bawah ini?

Tidak bisa kita mungkiri bahwa peran carry merupakan andalan di pertandingan. Kemampuannya untuk memberikan damage kepada lawan bisa membawa kemenangan untuk tim. Akan tetapi, para pemain yang menggunakan peran ini tidak semuanya berkelakuan baik. Ada juga yang justru bertabiat yang buruk.

Dari sepengalaman KINCIR, beberapa tabiat ini bisa menjadi alasan kekalahan. Para carry yang kurang “dewasa” sangat merugikan kalau punya kelakuan yang akan dibahas kali ini. Penasaran? Langsung simak artikel berikut ini.

1. Kebanyakan Farming

Via Istimewa

Pada kasus ini, sebenarnya seorang carry sangat butuh farming. Nantinya, unggul gold dan exp yang didapat oleh mereka akan membantu tim memenangkan pertandingan. BIsa dibilang, farming sudah masuk ke dalam tugas seorang carry. Apalagi di meta hyper carry yang hanya menggunaan satu Hero andalan untuk diunggulkan.

Akan tetapi, para pemegang peran ini seringkali kebablasan farming sehingga lupa bermain objektif. Setelah team fight atau ketika berada di lane yang tidak dihuni musuh, mereka justru memanfaatkan waktu luang tersebut untuk farming bukannya menghancurkan turret. Padahal, fokus utama dari game Mobile Legends adalah menghancurkan Turret tiap Turret sehingga sampai ke markas musuh.

Apalagi kalau sudah sampai di inner Turret. Mereka bukan fokus mencari cara bagaimana bisa menerobos hingga masuk markas musuh, malah belok kea rah hutan untuk sekedar farming. Menghabisi buff musuh seakan jadi target utama daripada Turret yang merupakan kewajiban.

Kalau hanya faming saja, ya jelas permainan jadi akan lebih lama dan fokus utama dari game ini terlupakan oleh sang carry seakan-akan mereka tidak punya kewajiban untuk menghancurkan Turret. Hal tersebut tentunya sangat menganggu rekan tim yang lain. Alhasil, rasa geregetan pun muncul kepada tipe carry seperti ini.

Terlebih kalau musuh menemukan momentum untuk mengembalikan keadaan. Sebab, tidak jarang kalah di-comeback karena terlalu menunda-nunda kemenangan. Kalau sudah gini pasti kalian hanya mendapatkan rugi karena si carry tidak bermain objektif dan malah memilih farming.

2. Win Rate Kecil, Tetap Digas!

Via Istimewa

Ketika bermain ranked, memang tidak salah untuk menggunakan Hero favorit asalkan win rate kalian tinggi. Pasalnya, fitur win rate ini akan menggambarkan seberapa tinggi kalian menguasai Hero tersebut.

Makanya, kalau ingin pakai carry seringkali seperti “ditagih” win rate-nya oleh rekan tim untuk mengetahui kalian jago atau tidak. Pastinya, jangan beri kesempatan buat pemain yang memilih Hero dengan win rate kecil sebagai carry. Namun, terkadang ada situasi yang cukup menjebak. Ada juga pemain yang sebenarnya punya win rate bagus, tapi jumlah pertandingannya sedikit.

Nah, kesalahannya adalah persentase jadi patokan bagi para pemegang peran carry meskipun jumlah pertandingannya sedikit. Misal, ada pengguna Gusion yang memiliki jumlah Match hanya 45 kali dan win rate-nya 62%. Siapa yang bisa yakin peran carry dipegang oleh pemain ini? memang persentasenya besar, tapi pengalamannya belum cukup banyak untuk terjun ke ranked.

Nyatanya, masih saja banyak pemain seperti ini yang tetap bersikeras memakai Hero favoritnya dengan dalih lagi senang pakai Hero tersebut. Sedihnya lagi, win rate tersebut didapat dari hasil pertandingan di mode klasik yang tensinya jelas jauh berbeda ketika bermain ranked.

Sayangnya mereka bersikeras ingin memakai Hero yang sedang mereka gemari. Kalau ternyata memang jago sih jelas tidak masalah, tapi kalau ternyata noob, ya, kalian tinggal menunggu keajaiban atau yang lebih buruk lagi siap-siap gigit jari.

3. Tidak Bisa Positioning

Via Istimewa

Lagi-lagi, tabiat pengguna carry yang seringkali bikin tim kalah adalah terlalu barbar, tapi tidak dengan perhitungan yang tepat. Pada akhirnya, mereka hanya jadi incaran karena tidak bisa menempatkan diri pada posisi yang aman. Tentunya kematian yang cuma-cuma ini sangat merugikan tim karena sang carry pasti jadi ketinggalan gold dan exp dari musuh.

Selain itu, perilaku ini akan merepotkan yang lain, terutama para “penjaga” yang selalu menemai carry. Mereka akan kesulitan untuk melindungi kalau berada di posisi yang tidak aman. Terlebih, Tank atau Support yang tadinya berniat menyelamatkan justru malah ikutan mati. Lagi-lagi, barbar tanpa adanya pengetahuan soal posisi hanya akan membuat tim kalian tertinggal jauh.

Makin parahnya, kondisi ini jadi krusial kalau sudah di late game. Ketika team fight di momen-momen penting sang carry mati terlebih dahulu dan kalian jadi kehilangan damage. Tentunya, musuh yang melihat keuntungan ini tanpa pikir panjang langsung membantai kalian. Otomatis, kondisi ini semakin mendekatkan kekalahan.

4. Takut Masuk War

Via Istimewa

Kalau tadi kita berbicara soal carry yang terlalu barbar, kini kita masuk ke poin sang carry terlalu banyak perhitungan sehingga tidak ada aksi yang dilancarkan. Selain bikin kesal, kelakuan carry seperti ini juga akan merugikan tim. Kalian yang telah berjuang menahan gempuran dan menunggu sang carry masuk ke peperangan, tapi andalan kalian justru malah tidak berbuat apa pun.

Tentunya, kalian jelas mati lebih dulu dan tidak jarang hanya menyisakan carry seorang diri. Lebih ngeselin lagi, item yang telah dimilikinya telah lengkap. Rasa tidak percaya diri ini memang harus didukung oleh rekan tim. Akan tetapi, seharusnya sebagai pengguna carry mereka lebih tahu seberapa besar damage yang mereka miliki.

Rekan tim yang sudah gugur dalam pertarungan hanya bisa elus dada kalau menemukan carry seperti ini. Lebih seringnya, mereka justru diam dan berlaga seperti tidak terjadi apa-apa. Ujung-ujungnya, si carry ini kembali farming yang tujuannya tidak jelas untuk apa.

5. Mati, Salahin Support

Via Istimewa

Kelakuan blaming di ranah game memang sudah biasa, akan tetapi kalau kondisinya memang satu pihak dirugikan tidak masalah. Akan tetapi, tabiat buruk ini seringkali terjadi tanpa alasan yang jelas atau bahkan si pemarah ini menyalahkan rekan timnya yang hanya seorang Support.

Parahnya, meskipun peran Support memang membantu carry bukan berarti role tersebut bisa diperlakukan seperti perusuh. Sayangnya, mereka sering melakukan blaming kepada mereka yang hanya ingin membantu tapi belum maksimal. Sebagai pengguna Support, KINCIR pernah merasakan ini dan memang sangat menyebalkan.

Padahal penyebab kematian mereka seringkali karena mereka sendiri. Tapi, mereka selalu mencari kambing hitam untuk disalahkan. Tentunya, tabiat ini cukup toxic karen bisa membuat suasana permainan jadi suram dan tidak lagi seru. Sebagai Support sejati rasanya ingin tidak lagi peduli kepada sang carry tapi menjaganya adalah tugas wajib!

***

Peran krusial seperti carry memang harusnya digunakan oleh orang yang punya perhitungan matang dan tentunya bijaksana. Kalau sembarang orang jadi carry, mereka pasti akan membawa kelima tabiat buruk yang telah tadi dibahas.

Sebagai pendamping, kita hanya bisa mendukung sepenuh hati demi agar tetap bisa mendapatkan kemenangan. Sebab, bagaimana pun, mereka tetap akan kita andalkan di pertandingan.

Pernahkah kalian menemukan tabiat carry seperti ini? Jangan sungkan untuk curhat di kolom komentar, ya! Nantikan berita terbaru seputar esports dan game lainnya hanya dari KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.