Hari ini (13/9), sebuah konferensi esports pertama di Indonesia telah resmi digelar. Acara buatan salah satu pertusahaan digital tertua di Indonesia, yaitu BUBU, mengangkat tema besar Gaming for Change. Tentunya, topik utama yang dibahas adalah esports.
Pada rangkaian konferensi tersebut, dihadirkan para pembicara yang memang telah terjun di bidang esports. Sebut saja, Kevin Lin (Co-Founder Twitch), Nick Vanzetti (Managing Director of SEA Activition Blizzard) dan David Tse (Global Director of Razer).Dari Indonesia juga ada Giring Ganesha (Presiden KINCIR dan IESPL), Gisma Priayudha (Chief of Executive Officer ESIDTV) dan Henry Louis (Head of Esports BUBU.com)
Dari semua topik mengenai esports yang dibahas pada gelaran konferensi tersebut. Ada satu topik yang cukup menarik, yaitu Gaming for Change: Women in Esports. Sesi yang diisi oleh Alodia Gosiengfiao (Cosplayer), Shinta Witoyo (BUBU.com) dan Pinda Panda (Streamer) membahas kesetaraan gender dalam esports.
Sang moderator, yaitu Chloe Cho (Co-Counder Brilliant Media & Production) membuka sesi dengan pertanyaan, seberapa sulitkah wanita untuk berkembang di dalam dunia esports? Pertanyaan ini pun diikuti oleh pernyataan, bahwa pada olahraga konvensional, butuh waktu bertahun-tahun dan proses yang sulit bagi wanita untuk ikutserta di dalamnya.
“Sedikit kilas balik, wanita tidak mendapatkan tempat yang bagus di olahraga konvensional, seperti sepakbola atau bahkan basket. Butuh waktu tahunan untuk wanita hingga akhirnya diakui seperti saat ini.” Pungkas Chloe.
Pinda Panda pun menjawab bahwa memang saat ini kompetitif esports kebanyakan diisi oleh laki-laki. Untuk divisi wanita sendiri masih belum mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak penyelenggara. Meskipun dibuatkan turnamen, pasti tidak jadi sorotan utama.
“pengalaman saya sebagai wanita yang terjun di bidang esport, banyak hambatan yang saya temui. Bahkan ada persepsi masyarakat yang menyatakan bahwa bidang ini hanya untuk laki-laki. Beberapa ajang pun pernah saya ikuti, namun prestasi yang telah saya raih juga belum disorot karena tidak menarik bagi pasar” ujar Panda.
Untuk menjawab persoalan kesetaraan gender tersebut, pada IDBYTE Esports 2019 dibuatkan ajang kompetitif wanita yang mengusung game PUBG Mobile. Berbeda dari gelaran lainnya, total hadiah yang diberikan setara dengan nominal divisi pria, yaitu 290 juta rupiah.
Hal ini pun diakui oleh, Shinta Wiyoto, bahwa IDBYTE memang menyediakan ranah kompetitf untuk wanita melalui BUBU Esports Tournament (B.E.S.T). Harapannya, melalui ajang ini akan mulai bermunculan turnamen-turnamen lain untuk wanita ke depannya.
“Dibuatnya B.E.S.T ini memang hadir sebagai solusi dari kesetaraan gender dalam ranah esports. Tidak tanggung-tanggung, kami telah menyediakan hadiah yang sama dengan divisi pria, yaitu 290 juta rupiah. Semoga, dengan adanya B.E.S.T jadi pemicu bagi penyelenggara turnamen untuk menggelar ajang serupa ke depannya.” Ucap Shinta Wiyoto
Bagaimana menurut kalian tentang persoalan kesetaraan gender di dalam esports ini? Semoga dengan adanya IDBYTE Esports 2019 dapat menjadi pintu masuk bagi wanita menjajal skena kompetitif yang lebih besar lagi. Untuk mengetahui berita terbaru dari esports dan game lain, kalian wajib kunjungi KINCIR!