Di tengah pandemi, GDP Venture menjalankan konferensi tahunan, yaitu ICON di tahun ini. Bedanya, mereka mengadakan secara online dengan konsep watch & rewind. ICON2020 telah berjalan sejak 14 Desember lalu dan membawa berbagai tema “Entertainment Now”.
Kemarin (17/12), ICON2020 mempertemukan para pelaku-pelaku game dan esports, seperti Arief Widhiyasa selaku CEO Agate Indonesia, Hans Saleh yang menjabat sebagai County Head Garena Indonesia dan MENA, Rangga Danu yang merupakan VP Marketing & Sales KINCIR.COM, serta Andrian Pauline Husen (AP) selaku CEO Team RRQ.
Dalam konferensi ini, mereka membahas tentang industri game dengan membawa tema “In-Game Marketing, In Heart of Gamers". Berdasarkan dari data Newzoo, AP mengatakan jika Indonesia jadi salah satu negara yang mempunyai pangsa pasar besar dalam industri gaming di Asia Tenggara dengan perputaran uang lebih dari satu satu juta dolar per tahunnya.
Seperti yang kita tahu, industri game talah berkembang dan menciptakan sebuah ekosistem esports yang dinikmati oleh semua orang. Menurut Hans Saleh, perkembangan gaming di Indonesia dipengaruhi oleh kehadiran game mobile, mengingat masyarakat bisa bermain game di manapun dan kapan pun.
“Perkembangan industri game memang sangat berpengaruh pada esports. Terbukti di tiga dan empat tahun industri esports Indonesia bisa berkembang sangat pesat dengan menghadirkan beberapa turnamen. Garena mulai untuk mengadakan turnamen pada 2015 karena melihat antusias dari penonton dan para gamers,” ungkap Hans.
Sebagai salah satu penyelenggara turnamen liga terbesar di Indonesia, Indonesia Esports Premier League (IESPL) melihat ada perpindahan game PC ke mobile yang mempengaruhi perkembangan industri ini meningkat.
“Dulu para pemain harus punya effort banyak untuk bisa bermain game. Dari segi PC enggak bisa karena kalian harus mengeluarkan duit yang lumayan untuk bisa mempunyai perangkat yang mumpuni. Dengan adanya game mobile, grafik pertumbuhannya pun meningkat 2 sampai 3 tahun belakangan,” ungkap Rangga Danu.
Beliau pun menambahkan jika perubahan game dari single ke multiplayer juga jadi salah satu faktor perkembangan industri ini. “Kalau dulu mungkin harus datang ke rumah teman atau lawan botuntuk bermain game. Kini, kalian juga bisa melawan sesama pemain lain,”
Di hari yang sama, Min-Liang Tan selaku CEO Razer duduk bersama Presiden IESPL, yaitu Giring Ganesha membicarakan perkembangan game dan esports di Indonesia dalam tema “For Gamers, By Gamers,”.
Sebagai sebuah produsen perangkat gaming terbesar di dunia, Razer melihat sebagai salah satu pasar potensial yang akan terus bertumbuh setiap saat. Maka dari itu, Tan merencanakan untuk menambah jaringan retail di Indonesia. Hal ini juga sebagai jawaban dari antusiasme gamer di Indonesia yang terkadang kesulitan untuk mendapat produk Razer terkini.
“Enggak hanya melebarkan pasar ke Indonesia, Razer juga sudah mulai berinvestasi di ranah turnamen esports melalui Razer Invitational,” ungkap Tan.
Bagaimana tanggapan kalian dengan para pakar yang membicarakan perkembangan industri game dan esports di Indonesia pada ICON2020? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.