Di luar sana, terdapat beberapa game mobile yang memiliki kualitas permainan yang buruk meski mengusung nama waralaba-waralaba populer.
Dalam industri game mobile saat ini, kemunculan game-game baru yang diadopsi dari waralaba film, komik, ataupun game ternama terbilang sangat banyak. Sayangnya, tidak semua waralaba ternama dapat diadopsi menjadi sebuah video-game yang layak untuk dimainkan.
Di luar sana, terdapat beberapa game mobile dari waralaba ternama yang memiliki kualitas permainan sangat buruk. Bahkan, game-game tersebut hanya ramai dimainkan ketika fase perilisan saja, setelah itu banyak pemain yang meninggalkannya.
Daripada kalian salah unduh game gara-gara kejebak branding, KINCIR akan merangkum lima game mobile gagal yang diadopsi dari waralaba ternama. Dengan daftar di bawah ini, KINCIR berharap kalian dapat menghindari game-game tersebut dan tidak membuang waktu untuk memainkannya.
Lalu, apa saja sih game mobile tergagal yang diambil dari waralaba ternama? Langsung saja simak daftarnya di bawah ini, ya!
1. Naruto: Slugfest
Siapa tak kenal Naruto? Anime shonen yang satu ini memang memiliki basis penggemar yang sangat besar di seluruh dunia. Tak heran, nama Naruto kerap kita lihat dalam beberapa kolaborasi dengan brand-brand ternama.
Di dunia video game, Naruto sebenarnya terbilang sering diadopsi menjadi sebuah video-game—umumnya muncul dalam platform konsol. Berkat kepopuleran tersebut, enggak heran, kalau waralaba Naruto akhirnya diadopsi juga menjadi sebuah game mobile.
Salah satu game mobile yang diadopsi dari waralaba Naruto adalah Naruto: Slugfest. Game yang dikembangkan oleh GameSamba tersebut mengusung genre permainan MMORPG dalam semesta Naruto.
Walaupun memiliki ide yang menarik, Naruto: Slugfest gagal menjadi game MMORPG yang memuaskan dari banyak segi, mulai dari fitur, kustomisasi, sampai build karakter yang menjadi esensi game MMORPG. Jadi, enggak heran, kalau akhirnya, Naruto: Slugfest kini sepi pemain.
2. Ragnarok Frontier
Ragnarok Frontier merupakan salah satu rilisan terburuk dari waralaba Ragnarok Online untuk platfrom mobile. Game awalnya dianggap sebagai terobosan karena mengusung genre permainan MMORPG dengan fitur cross-platform (mobile dan PC).
Sayangnya, Ragnarok Frontier tidak mampu memberikan gameplay yang menarik. Sebab, seluruh elemen permainan dapat diselesaikan secara automatis. Bahkan ada fitur yang memungkinkan pemain tetap menjalankan permainan ketika sedang offline.
Walau memiliki beragam fitur, Ragnarok Frontier tetap gagal menarik minat banyak pemain. Sebab, fitur-fitur tersebut terkesan monoton dan membosankan untuk dimainkan. Bahkan, Ragnarok Frontier tidak menyediakan endgame-feature yang mampu membuat para pemain veteran betah memainkannya.
3. Marvel Super War
Popularitas waralaba Marvel digabungkan dengan hype genre MOBA dalam platform mobile menghasilkan game Marvel Super War. Game yang dikembangkan oleh NetEase tersebut hanya mencoba mengambil peruntungan saja dengan menawarkan genre MOBA sebagai daya tarik.
Alih-alih mampu memberikan pembeda dari judul game MOBA mobile lainnya, Marvel Super War hadir dengan mekanik permainan yang tidak jauh berbeda. Hanya karakter-karakter ikonis Marvel saja yang menjadi pembedanya.
Sebagai game, Marvel Super War sebenarnya lebih cocok dipandang sebagai game-as-a-service semata untuk para pecinta Marvel. Di sisi lain, para penggemar MOBA pastinya lebih memilih MOBA mobile lain yang lebih atraktif dari segi gampelay seperti Mobile Legends ataupun LoL: Wild Rift.
4. Rohan Mobile
Rohan merupakan waralaba game MMORPG PC yang diadopsi dalam platform mobile. Sebagai game MMORPG PC, Rohan sempat populer di Indonesia ketika dirilis oleh Lyto. Game besutan YNK Interactive tersebut memiliki gameplay yang cukup menarik dengan mengedepankan fitur PvP sebagai sajian utama permainan.
Selain itu, build-build kelas yang mampu dibuat dalam Rohan Online terbilang sangat beragam dan menarik untuk dijajal. Enggak heran, kalau Rohan Online sempat populer di Indonesia.
Ketika dirilis dalam platform mobile, Rohan muncul sangat mengecewakan. Alih-alih mendapatkan nuansa permainan Rohan versi PC, pemain malah mendapatkan gameplay yang monoton dengan fitur yang sangat terbatas.
Pasalnya, pemain terkesan terlalu terkekang untuk grinding saja demi meningkatkan progresi permainan. Enggak heran, kalau akhirnya banyak pemain yang berhenti memainkan game Rohan Mobile tersebut.
5. Pirates of the Caribbean: Tides of War
Pirates of the Caribbean merupakan waralaba film Disney yang cukup ikonis. Dengan tema bajak laut, Pirates of the Caribbean sebenarnya punya potensi yang cukup besar jika diadopsi menjadi sebuah video game.
Impian tersebut memang terwujud dengan kehadiran game Pirates of the Caribbean: Tides of War. Sayangnya, game tersebut justru merusak citra Pirates of the Caribbean. Alih-alih mampu memberikan pengalaman menjadi bajak laut, para pemain hanya akan membangun dan mengatur pasukan bajak laut saja.
Tanpa adanya voice-actor, seluruh cerita dan dialog terasa sangat hambar. Ditambah lagi, sajian grafis yang apa adanya membuat game besutan JoyCity tersebut sangat mudah untuk dilupakan. Jika kalian masih menyayangi waktu kalian, jangan pernah mencicipi game yang satu ini, ya!
***
Bagaimana menurut kalian dengan deretan game mobile tergagal yang diambil dari waralaba ternama di atas? SIlahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Serta, ikuti terus informasi terkini mengenai video game maupun esports hanya di KINCIR, ya!