Bicara soal battle royale, tentu yang pertama kali terbesit di otak adalah Fortnite. Bagaimana tidak, game besutan Epic Games ini memiliki popularitas nomor satu di 2018. Bahkan di tahun yang sama, Fortnite juga mendapatkan tiga penghargaan sekaligus, yakni "Best Ongoing Game", "Best Multiplayer Game", dan "Teen Choice Award for Video Game". Pokoknya, enggak kebayang, kan, seberapa besar keuntungan yang diraup oleh Epic Games di 2018?
Sayang, jika melihat data yang ada di awal tahun ini, rasanya terlalu optimistis bagi Epic Games untuk bisa kembali merasakan kejayaan yang sama dari Fortnite.
Seperti yang dilansir Game Rant, Fortnite mengalami penurunan pendapatan yang bisa dibilang cukup besar. Antara Desember 2018 hingga Januari 2019, pendapatan game ini menurun hampir setengahnya, tepatnya pada angka 48%. Hal ini tentu merupakan penurunan yang cukup signifikan melihat konsistensi popularitas game ini selama hampir dua tahun lebih.
Pertanyaannya, kenapa game yang popularitasnya segila Fortnite bisa mengalami penurunan seperti ini? Jawabannya mungkin udah bisa kalian tebak. Aktifnya para pesaing untuk berinovasi dan lahirnya battle royale baru ditengarai menjadi faktor utama. Contohnya antara lain Annual Winter Sale dari Steam, patch besar dari PUBG, serta battle royale baru Apex Legends.
Pada tanggal 19 Desember 2018, PUBG meluncurkan patch besar, mengeluarkan map barunya yang bernuansa salju yaitu Vikendi. Menyuguhkan tidak hanya terrain yang baru, tetapi juga senjata, serta kendaraan-kendaraan baru di dalam map tersebut.
Tidak hanya merilis map, PUBG juga mengeluarkan sebuah Battle Pass layaknya Fortnite. Battle Pass menawarkan banyak hadiah in-game cosmetics mulai dari weapon skin, dance emotes, outfits, dan juga BP bonus yang akan memberikan kalian ekstra Battle Points tiap permainan.
Langkah ini terbukti sukses. PUBG kembali diminati oleh para gamer yang sempat mencampakkannya. Bahkan, langkah ini sempat membuat PUBG kembali menyentuh angka satu juta pemain dan menduduki peringkat pertama dalam Top games by current players di Desember 2018.
Selain ancaman dari pesaing terberatnya, Fortnite secara tak disangka juga disandung oleh battle royale baru besutan EA, Apex Legends. Game ini menawarkan sensasi permainan Battle Royale yang lebih segar pada fitur respawn.
Selain itu, Apex Legends juga menyediakan delapan playable characters yang disebut Legends yang masing-masing memiliki kemampuan serta keunggulan berbeda yang dapat digunakan di dalam pertarungan layaknya hero di MOBA .
Namun, masih terlalu prematur untuk menghakimi Fortnite akan jatuh tertimpa tangga. Pasalnya, dalam waktu dekat ini Epic Games akan merilis Season 8 dengan konten-konten baru nan segar. Keuntungan yang didapat Epic Games untuk 2018 saja mencapai 3 miliar dolar.
Tentu butuh waktu lebih dari satu bulan saja untuk menilai hal ini. Jika Epic Games terus berinovasi dengan konten-konten out-of-the-box-nya, rasanya mustahil Fortnite akan ditinggalkan pemain-pemainnya dalam waktu dekat ini.
Jadi, bagaimana menurut kalian? Apakah turunnya pendapatan hampir setengahnya ini menjadi tanda keruntuhan 'dinasti' Fortnite, ataukah sebaliknya? Ikuti terus kabar terbaru dari KINCIR seputar Fortnite dan video game!