Viral! Inilah “Drama” Top Up Game yang Bikin Geregetan

Pembelian konten in-game alias top up di sebuah game bisa jadi sebuah hal yang bikin geregetan karena kelakuan gamer yang tidak bertanggung jawab ini.


Saat ini, bermain video game seakan jadi kebutuhan primer bagi mereka yang butuh hiburan. Enggak tanggung-tanggung, mereka yang tadinya bermain untuk mencari kesenangan, kini rela menggelontorkan uang untuk menikmati konten dalam sebuah game, entah itu karakter, skin, senjata, hingga segala item yang bersifat eksklusif.

Mungkin, hal tersebut enggak akan masalah untuk gamer yang telah punya penghasilan. Berbeda dengan gamer yang masih duduk di bangku sekolah. Mereka harus rela menyisihkan duit jajan untuk menabung guna melakukan top up game favoritnya.

Beberapa pemain di bawah umur juga kerap terlibat drama top up hingga viral. KINCIR pun mengumpulkan daftar-daftar kasus top up yang bikin geregetan di bawah ini!

1.  Ngaku Belajar, Malah Jajan In-game hingga Rp300 juta

Drama top up yang menyeret pemuda India
Drama top up yang menyeret pemuda India Via Istimewa.

Seorang remaja di India harus siap diceramahi oleh kedua orangtuanya. Diketahui, pemuda berumur 17 tahun menghabiskan 1,6 juta rupee atau setara dengan Rp300 juta dalam transaksi in-game di sebuah game battle royale populer.

Sebelumnya, pemuda ini meminjam smartphone ayahnya dengan alasan untuk belajar. Sayangnya, sang anak malah ketagihan bermain game yang kini dilarang di India tersebut. Tak hanya membeli item untuk dirinya sendiri, dia juga membelikan untuk teman-temannya.

Sebagai hukuman, orang tua remaja tersebut mempekerjaan remaja tersebut di bengkel. Hal ini dilakukan sebagai pembelajaran kepada anaknya dan juga bertanggung jawab untuk membayar seluruh uang yang telah digunakan.

2. Anak Top Up di Minimarket, Orangtua Ngamuk!

Sehabis Lebaran lalu, berita viral tentang top up game terjadi di Tanah Air. Seorang ayah mengamuk ke sebuah minimarket karena membiarkan anaknya melakukan transaksi sebesar Rp800 ribu.

Menurut Azhar Efendi, ayah dari sang anak, pihak minimarket tersebut enggak bisa menjaga privasi konsumen dengan membiarkan anaknya yang masih di bawah umur dan masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar.

Buntut dari video yang direkamnya, Azhar Efendi malah menuai kritik dari para netizen. Menurut netizen, sang ayah lah yang lalai dalam memantau kegiatan anaknya. Tak berselang lama, Azhar pun membuat video permintaan maaf bersama dengan kasir minimarket tersebut.

3. “fRe3sTYLe dULu, b0s5!”

freestyle sebelum top up
freestyle sebelum top up Via Istimewa.

Setelah ramai kasus kasir swalayan dilabrak oleh orang tua, kali ini ada kejadian yang cukup unik dalam kasus top up sebuah game. Pasalnya, ada seorang pegawai yang meminta seorang anak untuk melakukan atraksi alias freestyle yang mengikuti gerakan karakter di dalam game terlebih dahulu sebelum melakukan top up.

Kejadian ini cukup ramai diperbincangkan. Bahkan, seorang netizen yang berprofesi serupa juga mengatakan jika ada anak yang ingin melakukan top up harus telah melakukan ngaji dulu.

Meski terkesan lucu, tindakan memaksa pembeli melakukan “freestyle” sebenarnya tidak patut dilakukan. Pasalnya, pembeli yang kebanyakan anak-anak bisa terkena cedera karena gerakan ekstrem yang tidak biasa mereka lakukan.

4. Pengakuan “Resmi” Sebelum Top Up

Perjanjian sebelom lakukan transaksi
Perjanjian sebelom lakukan transaksi Via Istimewa.

Mencegah kasus orang tua yang marah-marah di minimarket, seorang kasir menyuruh seorang anak untuk melakukan sebuah perjanjian di video. Sama dengan kasus sebelumnya, sang anak berniat untuk melakukan top up sebesar Rp800 ribu.

Sambil merekam video, kasir minimarket tersebut meminta sang anak mengaku bahwa dia melakukan pembelian atas kemauannya tersendiri. Hal ini juga sebagai cara untuk mencegah orang tuanya datang untuk ngomel seperti kasus sebelumnya.

5. Saat Sultan (Beneran) Top Up Battle Pass Dota 2

Item in-game memang bisa memanjakan para pemainnya. Apalagi yang bertipe eksklusif. Hal ini pun membuat para gamers enggak segan untuk mengeluarkan kocek yang tak sedikit, termasuk Pangeran Abdullah, putra dari Salman bin Abdulaziz Al Saud yang menggelontorkan lebih dari 40 ribu dolar Amerika atau setara dengan Rp600 juta pada 2020 lalu.

Jumlah yang fantastis tersebut untuk Battle Pass Dota 2 miliknya. Di 2020 lalu, sang Pangeran jadi pemegang Battle Pass dengan level tertinggi hingga lebih dari 100 ribu.

Jika dihitung-hitung, angka ini sangat besar dibanding pencapaian sebelumnya dari level Battle Pass tahun sebelumnya. Tampaknya, Prince Abdullah selalu senang mengalahkan rekor pribadinya setiap tahun.

***

Dari berita-berita di atas, kemudahan membeli voucher game memang telah memanjakan para gamers. Namun, para orang tua harus lebih memperhatikan kegiatan sang anak agar enggak kebablasan.

Bagaimana tanggapan kalian dengan drama top game yang sempat menghebohkan? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports dan game.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.