Kehadiran game PlayerUnknown's BattleGround (PUBG) bisa dibilang cukup fenomenal. Siapa sangka game yang didesain sama satu orang ini berhasil mengumpulkan ratusan juta pemain dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun. Prestasi ini tentu mengukir nama PUBG jadi salah satu game paling laris sepanjang masa.
Beberapa dari kalian mungkin ada yang belum tahu kalau nama PlayerUnknown diambil dari alias sang pengembang dan desainer game ini. Pria yang memiliki nama asli Brendan Greene ini merupakan seorang modder yang andal dan berhasil membuat sebuah game yang mampu dimainkan ratusan orang sekaligus. Supaya lebih kenal sama sosok pencipta PUBG ini, yuk simak profil singkatnya berikut ini!
Seorang Penggemar Game Perang
Brendan Greene mengaku sebagai seorang penyuka game perang. Di antara beberapa judul, dia mengaku terinspirasi sama game klasik Delta Force dan America's Army. Unsur strategi yang ada di dalamnya membuat pemain harus melakukan beberapa pertimbangan yang krusial. Hal ini membuatnya berandai-andai untuk bisa menciptakan sebuah game perang sendiri.
Belajar Pemrograman Ketika Main DayZ
Hasrat sang PlayerUnknown mulai tumbuh saat dia melihat kehadiran DayZ, sebuah mods bertema survival yang dibuat untuk game Arma 2 oleh seseorang bernama Dean Hall pada 2009 silam. Popularitasnya bahkan membuat mods ini dijadikan sebuah game tersendiri. Brendan lantas belajar beberapa pemrograman sederhana untuk membuat mods pada sekuel Arma 3.
Terinspirasi oleh Film Battle Royale dan Hunger Games
Brendan yang saat itu sedang mencari ide untuk mods miliknya menonton sebuah film thriller Jepang bertajuk Battle Royale. Dia kemudian mengambil gagasan untuk membuat sebuah game perang di mana semua pemain bakal bermusuhan satu dengan yang lainnya. Dia juga melihat Hunger Games sebagai contoh yang baik. Premisnya sama seperti battle royale masa kini. Semua pemain bakal dikucilkan di sebuah pulau dan terjebak oleh lingkaran yang semakin menyusut.
Dua film ini menawarkan gagasan yang cukup matang. Brendan lantas berusaha mencari judul dan sempat berniat memilih "Battle Royale". Dengan beberapa pertimbangan, dia lantas memberi judul mods miliknya dengan sebutan "Battlegrounds" dan beberapa pemain Arma 3 sempat tertarik dengan konsep battle royale yang diusung olehnya.
Direkrut DayBreak untuk Mengembangkan H1Z1
Sejak Battlegrounds mulai menarik perhatian pemain Arma 3, Brendan cukup kesulitan untuk membuat game miliknya. Pada awal 2016, Daybreak Game Company yang telah membuat game bertajuk H1Z1 tertarik membawa genre battle royale. Karena portofolio Brendan dianggap sangat baik, dia lantas direkrut untuk mengimplementasikan mode baru dalam H1Z1 bertajuk King of the Kill.
Brendan hanya butuh waktu sebentar saja untuk memimpin tim pengembangan. Dengan waktu yang cukup singkat, mode ini menjadi lebih diminati dari pembawaan survival yang melekat pada H1Z1. Seiring waktu, Day Break memutuskan untuk membuat dua game berbeda dan merilisnya. Karena pekerjaannya di Day Break selesai, dia tidak memperpanjangnya dan melepasnya untuk diurus sendiri oleh para pengembang.
Undangan BlueHole yang Tiba-tiba
Tak banyak yang mungkin mengenal penerbit game asal Korea bernama BlueHole Company yang sebelumnya populer membawa banyak game bernuansa MMO. Melihat cukup meroketnya popularitas PUBG, BlueHole kemudian mengontak Brendan untuk membicarakan sebuah proyek game baru bertajuk battle royale. Dia lantas menerimanya dan terbang ke Korea.
BlueHole melihat kalau popularitas seorang Brendan Greene dikenal berkat nama PlayerUnknown saat dia masih menggarap mods Battlegrounds. Mereka lantas menawarkannya untuk menyelesaikan gamenya dan memberi judul PlayerUnknown's Battlegrounds.
Bersama BlueHole, Brendan habis-habisan mengembangkan gamenya hingga meminta sebuah grup orkestra untuk mengisi tema game tersebut. Scoring ini jadi salah satu yang berbekas dan masih kita dengar setiap masuk ke interface pertama yang ada di dalam PUBG.
Popularitas PUBG yang Kian Meroket
Sejak dirilis pada 2017 silam, PUBG konsisten mempertahankan early access. Ini berarti PUBG masih berada dalam tahap pengembangan meski pemain sudah bisa memainkan gamenya. Hal ini dipertahankan lantaran PUBG dinilai masih dipenuhi oleh bug.
Meski begitu, anehnya jutaan pemain telah memasuki permainan PUBG dan perlahan merajai tangga game populer di Steam. Pada 2017 saja, angka pemain di PUBG sempat mengalahkan Dota 2 yang jadi game paling banyak dimainkan dengan 1.3 juta pemain setiap harinya. Brendan bahkan mengaku hanya mengira PUBG bakal dimainkan 100 ribu orang saja.
Mundur dari Pengembangan PUBG
Setelah PUBG kian melejit dan bahkan melakukan ekspansi ke konsol dan mobile, Brendan justru secara mengejutkan mengumumkan mundur dari tim pengembangan. Kabar ini tentu sangat mengejutkan lantaran game ciptaannya masih berada di atas angin. Apalagi, PUBG baru mulai membuat skena esports miliknya sejak 2018 silam.
Brendan mengaku ingin membuat sesuatu yang baru dan merasa kalau pengembangan PUBG telah selesai. Ketika game ini menyentuh angka pemain hingga ratusan juta, hal tersebut ternyata tidak membuat Brendan puas diri. Kini dia berniat menelurkan sebuah game baru. Proyek yang disebut sebagai "PUBG Special Project" ini bakal diinisiasi sama studio kecil yang dia bentuk di Amsterdam.
***
Dari mulai memupuk kecintaannya terhadap game, Brendan Greene mulai coba-coba mengembangkan sebuah game baru yang jadi sangat fenomenal. Salah satu figur yang cukup menggebrak industri game ini ternyata tidak mudah puas diri dan selalu menantang dirinya untuk menawarkan hal baru. Kini, kita hanya tinggal menunggu proyek spesial PUBG yang masih digarap dan dirahasiakan olehnya.
Bagaimana? Apakah kisah hidup Brendan Greene cukup menarik? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita serta tulisan menarik seputar game lainnya hanya di kanal KINCIR!