(Mobile Legends) Rivaldi “R7” Fatah, Atlet Esports Multicabang Tersukses Saat Ini!

– Mengenal sang offlaner andalan tim juara MPL Season 5 lebih dekat.
– Sebagai mantan pemain Dota 2, dia ngaku ogah “balikan” sama game yang telah membesarkan namanya tersebut. Kenapa?

Keberhasilan RRQ untuk menyabet gelar juara ajang Mobile Legends Pro League (MPL) untuk kedua kalinya enggak lepas dari kerja keras para pemainnya. Salah satu pemain yang berperan penting dalam membawa sang raja kembali singgasananya adalah sang offlaner, Rivaldi “R7” Fatah.

Ada satu hal menarik dari seorang R7. Sebab, dia pada awalnya lebih dikenal bukan sebagai atlet esports Mobile Legends, melainkan Dota 2. Dia pun dulu pernah bermain dengan tim-tim ternama seperti TP.NND (sekarang The Prime) dan RRQ.

Maka dari itu, menarik untuk disimak perjalanan seorang R7di kancah esports Indonesia yang tak hanya serius di satu game saja. KINCIR pun berkesempatan ngobrol seru dengan sang pemain setelah dia menjuarai MPL Season 5. Biar enggak penasaran, yuk simak obrolannya di bawah ini!

Anak Warnet yang GG dalam Segala Game

Enggak bisa dimungkiri, kehadiran warnet atau warung internet menjadi bagian dari perjalanan sukses para pro player. R7 pun pernah menghabiskan waktunya untuk bolak balik ke warnet guna menghabiskan waktu untuk bermain game kegemarannya.

Di balik kemampuannya mengendalikan Hero-hero di Mobile Legends, siapa sangka jika dia dulunya pernah fokus di game AyoDance. Enggak hanya itu, dirinya juga bermain game FPS seperti Point Blank. Namun, R7 pun lebih sering memainkan game Heroes of Newerth (HON). Hal ini pun membuktikan bahwa dia adalah pemain game yang serbabisa.

“Seperti kebanyakan pro player, saya juga pernah merasakan jadi anak warnet. Dulu pas jadi anak warnet, saya sering menghabiskan waktu dengan bermain game Point Blank, HON, dan sempat bermain AyoDance,”

"Hobi" Ikutan Turnamen Esports

R7 merupakan pemain yang tidak bisa menutupi jiwa kompetitifnya yang menggebu-gebu. Dia akan sangat senang jika game yang dimainkan mengadakan sebuah kompetisi. Hampir di setiap game yang dimainkan, dia sudah pasti berpartisipasi turnamen yang memperlombakan game tersebut.

Pemain yang bisa menggunakan banyak Hero di Mobile Legends ini mengaku juga pernah mengikuti turnamen HON. Sayangnya, game tersebut enggak bertahan lama di Indonesia.

Setelah sempat mencoba banyak game, R7 akhirnya menemukan jalannya sebagai pro player di Dota 2. Dia pun tak hanya asal main, tapi juga serius untuk mengincar gelar juara. Jiwa kompetitifnya yang sangat tinggi pun dibuktikannya pada ajang Redbull Coliseum Championship pada 2017 bersama TP.NND.

Pindah ke RRQ, dia menjadi salah satu pemain andalan hingga mengikuti ajang bergengsi seperti GESC Indonesia Minor 2018. Puncak kariernya di cabang Dota 2 pun berhasil dia raih dengan membawa RRQ menjadi pemuncak klasemen musim reguler IESPL Tokopedia Battle of Friday (TBOF)

“Kalau untuk pindah-pindah game, saya sudah beberapa kali. Saya tidak bisa membohongi jiwa kompetitif yang saya punya. Makanya, saya bakal pindah jika game tersebut punya jenjang karier yang jelas. Inilah salah satu alasan kenapa saya pindah ke Mobile Legends,”

Pengorbanan yang Membuahkan Hasil

Setiap orangtua memang menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Enggak terkecuali orangtua dari R7 yang sempat menentang pilihan karier sang anak karena memilih esports sebagai jalan hidupnya. Namun, dia akhirnya berhasil membuktikan bahwa dirinya bisa sukses di esports dengan sederet prestasi yang berhasil diraihnya.

Dulu, R7 pernah sempat ingin masuk kuliah. Sayangnya, dirinya pun mengambil langkah untuk tetap berada di esports. Kini, sang pemain pun bisa dengan bangga mempersembahkan kemenangan di MPL Season 5 lalu untuk kedua orang tuanya.

“Pasti dapat pertentangan dari orangtua, soalnya kan dulu esports belum besar seperti sekarang. Orangtua pasti mau yang terbaik untuk anaknya. Apalagi dulu pernah mau masuk kuliah tiga kali, tapi gagal hingga saya pilih esports. Setelah menang turnamen di Malaysia, mereka pun mulai mendukung,”

Ogah “Balikan” sama Dota 2

Sebagai pemain yang kini sukses di ranah kompetitif MOBA, R7 pun pernah mengalami jatuh bangun pada perjalanan kariernya. Dulu, sewaktu dirinya masih aktif jadi pemain profesional Dota 2, dia harus bolak-balik warnet untuk melakukan latihan.

Saat masih di Dota 2 juga perjalanannya engga semulus yang dibayangkan. Soalnya, sang pemain pernah hampir mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang ke Tiongkok. Sayangnya, karena terlalu percaya diri, dirinya pun gagal untuk melangkah ke babak selanjutnya.

Melihat kompetitif Dota 2 yang kian meredup di Indonesia, pemain yang gemar bermain Hero Fighter ini enggak untuk kembali ke skena kompetitif yang dulu sempat membesarkan namanya. Menurutnya, jika ingin kembali berfokus ke game besutan Valve ini dirinya harus bergabung dengan tim luar negeri agar bisa bertahan jadi pemain profesional.

“Melihat skena kompetitif Mobile Legends yang aktif di Indonesia, kayaknya saya enggak akan kembali untuk menjadi pemain Dota 2. Menurut saya, karena game tersebut besar di luar negeri, jadi kalau ingin sukses, ya artinya harus bergabung dengan tim luar juga,”

Pendukung Dota 2 lebih Dewasa Ketimbang Mobile Legends

Berkecimpung jadi skena kompetitif MOBA, R7 pun mengeluarkan pendapatnya tentang perilaku suporter yang ada di Indonesia. Menurutnya, Dota 2 memang lebih kejam secara kompetitif. Namun, dia mengapresiasi para pendukungnya sangat suportif apapun yang dilakukan oleh tim jagoannya.

Berhasil membawa RRQ Hoshi jadi pemenang untuk gelaran MPL Season 5, R7 pun masih menyayangkan para penggemar yang selalu berkomentar sinis kepada tim-tim yang bertanding. Hal ini pun berbanding terbalik jika di skena kompetitif Dota 2. Menurutnya, seburuk apapun permainan tim Dota 2 kesayangan, suporter akan tetap membelanya.

"Di Mobile Legends, masih ada beberapa penonton yang menjatuhkan mental para pemainnya. Misalnya, RRQ bertanding di M1. Saya duduk dibangku penonton tapi masih dengar ada yang berkomentar jelek untuk tim Indonesia,”

***

Itulah kisah perjalanan karier R7 di skena kompetitif Indonesia. Menang enggak mudah untuk dirinya berada di posisi yang seperti sekarang. Sempat jadi anak warnet, dirinya juga sempat dapat pertentangan dari orangtuanya, dirinya pun berhasil membuktikan dengan prestasi yang diraih.

Bagaimana tanggapan kalian dengan perjalanan si pemain serbabisa yang superkompetitif ini? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.