5 Kesalahan Besar Konami sebagai Perusahaan Game

Kalau lo ngaku seorang gamer, enggak mungkin lo enggak tahu perusahaan game satu ini. Pada awalnya, Konami berdiri sebagai perusahaan penyewaan jukebox pada Maret 1969. Kemudian pada Maret 1973, pendiri Konami, Kagemasa Kozuki, memutuskan untuk mengalihkan perusahaan ini ke dunia game arcade.

Enggak berhenti di game arcade saja, Konami pun merambah platform gaming lainnya. Hingga saat ini, sudah banyak game konsol, PC, dan mobile yang telah dikembangkan oleh Konami. Bahkan, perusahaan ini telah menciptakan berbagai waralaba game populer, seperti Metal Gear dan Pro Evolution Soccer. Nah, di balik kesuksesan besar yang telah diraih Konami, tentu saja ada kesalahan yang mereka lakukan sebagai perusahaan game.

Nah, apa saja, sih, kesalahan besar yang pernah dilakukan Konami sebagai perusahaan game? Yuk, simak daftarnya!

 

1. Berpisah dengan Kojima dengan Cara yang Enggak Baik

Via Istimewa

Buat lo yang belum tahu, Hideo Kojima merupakan otak di balik waralaba Metal Gear. Hubungan Kojima dengan Konami awalnya berjalan mulus, terbukti dari belasan seri Metal Gear yang telah dikerjakan oleh Kojima. Namun, hubungan kerja sama mereka mulai memburuk saat proses pengembangan Metal Gear Solid V: The Phantom Pain. Pengembangan game ini dilakukan pada engine baru yang membutuhkan biaya sekitar 80 juta dolar. Biaya bernilai fantastis tersebut menyebabkan perselisihan internal antara Konami dan Kojima Productions.

Setelah itu, hubungan Kojima dengan Konami semakin memanas. Selama proses restrukturisasi perusahaan, Konami mengubah nama Kojima Productions Los Angeles menjadi Konami Los Angeles Studio. Namun pada 2015, Konami akhirnya menutup studio ini. Sebelum Metal Gear Solid V: The Phantom Pain dirilis, Konami menghapus kalimat “A Hideo Kojima Game” dan logo Kojima Productions dari sampul gamenya.

Hingga puncaknya, Kojima pun memutuskan keluar dari Konami pada Oktober 2015. Setelah keluar pun hubungan mereka masih panas. Pada gelaran The Game Awards 2015 yang diadakan pada Desember 2015, Metal Gear Solid V: The Phantom Pain berhasil memenangkan dua penghargaan. Namun, Kojima sama sekali enggak tampak untuk mengambil penghargaannya. Akhirnya sang pembawa acara, Geoff Keighley, memberi tahu penonton bahwa Konami enggak mengizinkan Kojima mengambil penghargaannya.

 

2. Menguras Kantong Pemain di Metal Gear Survive

Via Istimewa

Akibat perselisihan antara Kojima dengan Konami, penggemar Metal Gear pun dibuat pesimis dengan seri Metal Gear selanjutnya. Kecemasan penggemar akhirnya terbukti setelah Metal Gear Survive dirilis. Jika biasanya lo menemukan unsur stealth di hampir semua seri Metal Gear, lo enggak akan menemukan unsur tersebut di Metal Gear Survive. Enggak hanya itu saja yang membuat penggemar kecewa, game ini juga memasukkan mikrotransaksi yang berlebihan.

Game ini punya mata uang sendiri, yaitu SV Coin, yang bisa lo dapatkan dengan menggunakan uang sungguhan. SV Coin bisa digunakan untuk membeli add-on yang bisa membantu pemain naik level serta berbagai item untuk karakter. Di antara semua mikrotransaksi tersebut, satu hal yang cukup bikin geram para pemainnya adalah lo harus membayar 10 dolar hanya untuk membuka slot save tambahan!

 

3. Menghapus P.T. dan Membatalkan Silent Hills

Via Istimewa

Pada Agustus 2014, Konami mengumumkan seri terbaru game horor mereka, yaitu Silent Hills, lewat sebuah demo game yang diberi judul P.T.  atau Playable Teaser. Demo ini pun berhasil membuat banyak gamer ketakutan sekaligus membuat mereka jadi enggak sabar menantikan Silent Hills. Yang membuat gamer semakin antusias dengan Silent Hills karena game ini disutradarai oleh Kojima dan Guillermo del Toro. Selain itu, bintang Walking Dead, Norman Reedus, akan berperan sebagai protagonis game ini.

Sayangnya, masalah antara Konami dengan Kojima pun terjadi. Konami akhirnya memutuskan untuk membatalkan proyek Silent Hills pada 2015. Enggak hanya itu saja, Konami juga memutuskan untuk menghapus P.T. dari PlayStation Store. Dengan keputusan ini, Konami menutup kesempatan gamer untuk melihat mahakarya dari Kojima dan del Toro.

 

4. Nge-blacklist Salah Satu Media karena Enggak Kasih Penilaian Tinggi

Kritikus game punya pengaruh yang besar terhadap kesuksesan game. Jika banyak kritikus yang memberikan penilaian bagus terhadap suatu game, maka banyak gamers yang enggak ragu untuk membeli game tersebut. Jika penilaiannya biasa saja atau jelek, hal tersebut bisa jadi momok buat para pengembang game. Merasa kesal karena gamenya dinilai biasa aja, Konami pernah nge-blacklist salah satu media game ternama, loh.

Mantan karyawan IGN, Colin Moriarty, menceritakan pengalamannya yang pernah di-blacklist Konami lewat video yang diunggahnya di YouTube. Pada 2010, IGN pernah me-review Castlevania: Lords of Shadow dan memberikan skor 7.5/10. Sebenarnya angka tersebut masuk kategori bagus, namun Konami tampaknya enggak puas. Alhasil, ketika Moriarty yang mewakili IGN saat itu hadir di Gamescom 2013 dan hendak melihat Castlevania: Lords of Shadow 2, Konami enggak mengizinkan Moriarty untuk melihatnya.

 

5. Sempat Menghapus Video YouTuber yang Mengkritiknya

Enggak hanya media saja yang pernah punya masalah dengan Konami, salah satu kreator YouTube juga pernah merasakannya. Seorang YouTuber bernama George Weidman yang punya akun YouTube dengan nama Super Bunnyhop, pernah mengunggah video yang merinci perseteruan Kojima dengan Konami pada awal 2015. Namun, sesuatu yang aneh pun terjadi.

Dilansir Kotaku, video tersebut kemudian dihapus oleh YouTube dengan keterangan “video ini enggak lagi tersedia karena hak cipta telah diklaim oleh Konami Digital Entertainment Co. Ltd”. Namun hanya beberapa hari setelah dihapus, video tersebut dikembalikan oleh YouTube dengan kesimpulan bahwa enggak ada pelanggaran hak cipta di videonya.

***

Enggak ada yang sempurna di dunia ini dan pepatah tersebut juga tepat dialamatkan kepada Konami. Sebagian besar game mereka memang bagus dan disukai oleh banyak gamers di seluruh dunia. Namun, perusahaan ini juga enggak luput dari kesalahan dan sisi gelap. Di antara semua kesalahan di atas, mana yang menurut lo paling fatal?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.