Semakin berkembangnya era digital, tentu banyak platform yang hadir untuk memenuhi kebutuhan para gamer di dunia dan Epic Games Store salah satunya. Selain Steam, platform ini juga menjadi kompetitor kuat di tengah ramainya game-game baru berdatangan.
Sejak pertama kali hadir pada tahun 2018 lalu, platform ini langsung dipredikasi akan menjadi pesaing besar seperti Steam dan lainnya. Namun, hal itu ternyata tidak benar. Soalnya, baru-baru ini ada kabar kurang mengenakan dari salah satu perwakilan pihak Epic Games Store.
Epic Games Store masih belum mendapatkan keuntungan sejak tahun 2018
Menurut laporan dari The Verge, Steve Allison sebagai salah satu pihak Epic Games Store mengatakan bahwa platform ini masih dalam fase pertumbuhan. Selain itu, ia menambahkan bahwa platform tersebut masih terus berjuang dan berusaha keras untuk mendapatkan pasar yang saat ini lebih dikuasai oleh Steam.
Sebagai platform digital, tentu berbagai cara terus akan dilakukan demi meningkatkan pertumbuhan pasar khususnya di industri game. Salah satunya strateginya yaitu menawarkan bagi hasil dari penjualan game. Bayangkan, dari satu penjualan game saja, 88% penghasilan masuk ke develover. Sedangkan untuk platform tersebut hanya menerima 12%, menggiurkan bukan.
Enggak cuma itu, berbagai cara pemasaran pun sudah banyak dilakukan seperti memberikan game berkualitas AAA sampai pembagian yang tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. Namun, ternyata langkah ini masih membuat pihaknya merasa kurang menguntungkan dan malah merelakan kocek keluar begitu saja.
Ini tentu menjadi sebuah pertanyaan bagi pelaku industri game, kapan platform ini bisa mendapatkan profit besar dari investasi yang telah dilakukan selama ini. Melihat banyaknya persaingan uang cukup ketat di tahun ini dan ke depannya, Epic Games Store sepertinya harus melakukan gebrakan baru demi mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan harapan.
Jangan lupa buat terus mengunjungi KINCIR untuk mendapatkan informasi terbaru seputar games dan esports!