Enggak hanya Bumi yang banyak sampah. Nyatanya, luar angkasa yang luas banget itu juga banyak sampah. Soalnya, banyaknya teknologi dari penemuan-penemuan manusia dalam meneliti luar angkasa nyatanya menghasilkan sampah yang enggak indah.
Sama halnya di Bumi, sampah di antariksa juga membahayakan. Bahayanya mengancam ribuan satelit yang beroperasi di angkasa juga wahana antariksa yang tengah memiliki misi.
Karena bahaya tersebut, sebuah perusahaan layanan satelit berbasis di Singapura yang bernama Astroscale menciptakan satelit buat ngatasin masalah ini. Dilansir CNN, Astroscale bakal ngebuat dua jenis satelit, yakni satelit mini buat ngegembarin peta orbit sampah antariksa dan satelit yang diberi nama End of Life Service (ELSA) buat nyedot sampah-sampah tersebut.
Nantinya, ELSA bakal dilengkapin magnet. Sampah yang udah terkumpul bakal dibawa dan dibuang ke atmosfer Bumi agar terbakar. Nah, mereka juga bakal ngerekrut pasukan kebersihan. Kalau di Indonesia, ada Pasukan Oranye, nah, pasukan keberesihan luar angkasa ini diberi nama Space Sweepers. Mereka bertugas ngembangin teknologi dan ngendaliin ELSA.
Rencananya, Astroscale bakal ngelakuin pameran cara kerja satelit penyapu antariksa mereka pada Oktober 2019.
Sebenarnya, Astroscale enggak sendirian dalam proyek bersih-bersih antariksa ini. Badan antariksa NASA dan ESA (European Space Agency) udah mempelajari sampah antariksa terlebih dahulu. Namun, mereka belum memiliki teknologi yang secara khusus buat nyapu sampah, kayak cara mendekati sampah, menangkap sampah, dan membawa sampah keluar dari orbitnya.
Ukuran sampah antariksa berbeda-beda, tapi enggak kayak sampah di Bumi yang gampang dibawa. Nyatanya, bentuk sampah di antariksa aneh-aneh, mulai dari seukuran uang logam, hingga sebesar truk. Semuanya punya dampak bahaya bagi wahana antariksa yang masih aktif beroperasi.
Sampah di antariksa, ‘kan, melayang-layang tanpa arah dengan kecepatan yang besar. Makanya, kalau terjadi tubrukan, dampaknya besar. Benda kecil aja bisa berkekuatan setara ledakan granat tangan. Kalau enggak dibersihin, sampah antariksa bakal berbahaya bagi satelit di Bumi. Soalnya, satelit punya peran penting kayak ramalan cuaca, komunikasi, dan GPS.
ESA memperkirakan bahwa benda mati di antariksa mengorbit dalam kecepatan 8 kilometer per detik, lebih cepat 10 kali dari sebuah peluru.
Saat ini, belum ada hukum yang mengenai benda antariksa yang mati. Kebanyakan, benda yang udah enggak berfungsi dibuang gitu aja. Makanya, Astroscale berupaya menjual jasa ngebersihin antariksa lewat proyek ELSA.