Setelah sukses berhasil menciptakan serial Metal Gear, Hideo Kojima kembali merilis Death Stranding. Rilisnya game petualangan terbarunya itu menunjukan bahwa dirinya masih mampu menciptakan mahakarya setelah keluar dari Konami.
Ketenaran sosok desainer game kelahiran Kota Tokyo ini memang tidak bisa diremehkan. Begitu juga dengan kualitasnya sebagai perancang game. Sudah pasti banyak orang yang menunggu karya-karya selanjutnya.
Namun, di balik karya-karya itu, apakah kalian mengetahui apa saja terobosan dan inovasi yang pernah dilakukan Hideo Kojima dalam jagat video game? Bagi kalian yang penasaran mending simak ulasan KINCIR di bawah ini, yuk!
Pelopor Genre Action-Stealth
Bagi kalian yang memainkan Metal Gear pasti sudah paham terkait poin ini. Namun, untuk kalian yang belum tahu, mudahnya action-stealth adalah genre game yang dimainkan secara mengendap-endap. Hal ini kerena ketika bermain Metal Gear, kalian akan diberikan misi untuk membunuh secara diam-diam.
Kojima sempat mengalami beberapa penolakan terhadap idenya. Namun, pada akhirnya ide dalam game Metal Gear malah membuat dirinya terkenal. Pasalnya genre yang dia kemas dalam game tersebut ternyata mejadikannya sebagai pelopor genre action-stealth.
Suksesnya Metal Gear membuatnya terus melakukan merilis game ini bersama Konami. Kojima tercatat sudah merilis game ini sebanyak 25 kali. Game ini terakhir dia rilis dalam seri kelima, Phantom Pain, pada tahun 2015 bersama Konami dalam versi konsol.
Mengangkat Tren Game Storytelling
Poin kedua ini seakan-akan menunjukan bahwa setiap game yang dibuat oleh Kojima pasti memiliki penjelasan yang Panjang dalam bentuk sinema. Hal ini sudah terlihat sejak dia mengembangkan game Metal Gear.
Konon, banyak penggemar Kojima yang menunggu sajian sinema dalam Metal Gear. Meski kuat pada elemen aksi dan stealth-nya, narasi mendalam yang disajikan membuat gamer di seluruh dunia terkesima.
Namun, tahukah kamu bahwa sebelum populer dengan game action-stealth tersebut, ternyata Kojima sudah menerapkan gaya game yang memiliki cerita panjang.
Hal ini terlihat dalam game Policenauts, game visual novel yang dirilis pada 1994 untuk konsol PS1 Dalam game tersebut, terlihat bahwa Kojima menyajikan banyak cerita yang menjadi hal menarik untuk disimak.
Gaya cerita yang panjang di dalam video game karya Kojima kembali disajikan dalam game Death Stranding. Bagi kalian yang sudah memainkan atau menonton game ini, pasti kalian akan melihat bahwa karya terbaru kojima memiliki alur cerita yang panjang.
Di Death Stranding, kalian akan melihat kisah menarik terkait sosok Sam, kurir berkemampuan “super” yang hidup di dunia pascakiamat. Selain itu, kalian akan disajikan kisah tentang fungsi tabung yang berisi bayi dan fungsinya. Makanya, sangat disarankan agar kalian tidak menyia-nyiakan sajian sinema dalam Death Stranding
“Transfarring”
Tidak hanya berinovasi dengan menciptakan game, Kojima juga tercatat pernah melakukan terobosan pada sistem permainan. Sistem yang dimaksud adalah “transfarring”.
Transfarring adalah sistem permainan yang dikembangkan oleh Kojima Productions. Kata tersebut dia ambil dari dasar kata “transfer” dan “sharing”. Maksud dari sistem ini adalah Kojima ingin menciptakan kemudahan bagi para pemain agar tidak perlu repot-repot mengulang permainan di tempat yang berbeda.
Akhirnya dia merealisasikan hal ini dengan melakukan kerja sama dengan beberapa video game yang terdapat logo “Transfarring”. Game yang support sistem ini, seperti Metal Gear Solid: Peace Walker, akan dapat meneruskan data gamenya ketika bermain di konsol handheld atau portable. Hal yang sama pun berlaku sebaliknya.
Sayangnya, terobosan Kojima yang satu ini jadi kurang populer. Pasalnya, sistem cloud seperti ini dianggap terlalu “canggih” pada masanya. Selain itu, sistem ini juga dianggap akan mematikan bisnis konsol game.
Kalau kalian sadari, prinsip transfarring sebenarnya enggak jauh beda dengan sistem cloud gaming yang dibawa Google Stadia. Namun, Stadia benar-benar membawa prinsip cloud gaming sesungguhnya, sedangkan transfarring hanya diterapkan untuk penyimpanan game.
Pelopor Genre “Strand“
Hideo Kojima pernah mengatakan bahwa Death Stranding hadir sebagai pelopor genre baru di dunia game, yakni “strand”. Seperti yang dijelaskannya lewat postingan Twitter pribadinya, Kojima menjelaskan bahwa strand adalah konsep koneksi sosial yang dilakukan pemain pada gamenya.
Mudahnya, konsep ini mewajibkan kalian untuk membangun interaksi dengan pemain lain. Koneksi tersebut dapat dibangun dengan memberikan suplai kepada pemain/karakter lain. Setiap pemain juga diberikan kesempatan oleh Kojima untuk memberikan bantuan kepada pemain lainnya. Bantuan tersebut berupa peralatan seperti tangga, alat transportasi, dan sebagainya.
Di tengah sosok Sam yang memiliki Aphenphosmphobia, pemain Death Stranding dituntut untuk memiliki koneksi yang baik dengan banyak orang. Hal ini bertujuan demi terciptanya persatuan kembali di tanah yang hancur.
Namun yang membedakan Death Stranding adalah dengan sistem membangun koneksi ini bertujuan untuk membantu para pemain untuk membangun wilayahnya bukan untuk berperang. Sedangkan genre lain seperti RPG bertujuan menguatkan karakter yang telah dibangun oleh setiap pemain untuk berperang.
Munculnya konsep strand bisa dikatakan juga hadir akibat minimnya elemen aksi maupun stealth pada Death Stranding. Memang, pada dasarnya game tersebut enggak menawarkan aksi tembak-tembakan seperti pada game shooter lain.
Pada dasarnya, konsep strand sejatinya enggak berbeda jauh dengan sistem yang ditawarkan di genre petualangan. Namun, konsep menjalin koneksi tentu jadi angin segar yang ditawarkan Kojima bagi jagat video game.
***
Bagaimana komentar kalian tentang terobosan yang ditawarkan oleh Hideo Kojima? Apakah kalian memiliki pengalaman menarik dalam memainkan karya-karya sang maestro? Jangan sungkan-sungkan ya untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar. Terus pantengin KINCIR biar kalian enggak ketinggalan kabar menarik tentang game dan esports!