Di dalam industri esports, tidak sedikit prestasi yang telah ditoreh oleh para tim dan atlet profesional. Ternyata di balik gemerlapnya skena kompetitif masih banyak skandal yang mencoreng nama besar esports. Dari kejadian soal penggelapan uang, kecurangan dalam permainan, hingga pengaturan skor kerap terjadi di skena kompetitif ini.
Besarnya nama esports membuat para oknum menaruh kepentingan pribadi di atas segalanya. Padahal, di kasus-kasus sebelumnya sudah banyak yang tertangkap basah dan menjadi kontroversi. Nyatanya, sampai sekarang masih banyak kasus buruk yang terjadi mewarnai industri olahraga elektronik ini.
Buat yang penasaran lima skandal paling menghebohkan di ranah esports, langsung saja simak artikel berikut.
1. Kecurangan XXiF dan Ronaldo di Babak Kualifikasi Fortnite World Cup
Kita masih ingat bagaimana megahnya turnamen kelas dunia dari game Fortnite ini. Berkat prestasi dari kemampuan sendiri, Kyle Bugha berhasil menorehkan prestasi sebagai atlet terbaik di game besutan Epic Games tersebut. Tidak seperti Bugha yang mati-matian menjalani fase kualifikasi, ada pemain bernama XXiF dan Ronaldo yang kedapatan curang untuk sampai pada babak Grand Final.
Ada sebuah potongan klip dari kualifikasi XXiF yang ramai diperbincangkan. Pada video tersebut, terlihat jelas beberapa pemain memberikan kemenangan mudah terhadap XXiF agar dapat mengumpulkan poin menuju final. Tidak lama berselang, muncul lagi video Ronaldo yang punya kasus sama seperti XXiF.
Gonna leave this here @FortniteGame @EpicGames pic.twitter.com/4rfJAaBW0N
— HighSky (@HighSky) April 29, 2019
Komunitas pun mulai berkecamuk berkat kecurangan ini dan bahkan beberapa pemain tersohor, seperti DR.Lupo yang mempertanyakan kredibilitas para finalis di Fortnite World Cup. Akhirnya, tim Epic Games melakukan investigasi terhadap kasus tersebut dan menemukan bahwa kedua oknum tersebut bekerja sama dengan pemain lain. Akhirnya mereka dilarang bermain di skena kompetitif selama 14 hari.
Sayangnya, hukuman tersebut terlalu singkat dan mereka berhasil mengikuti kembali turnamen Fortnite World Cup di cabang duo. Sialnya, poin mereka cukup untuk sampai ke Grand Final. Tentunya kasus ini semakin membuat geram komunitas meskipun kedua pemain tersebut langsung tersingkir di hari pertama Main Event.
2. Skandal Gaji Antara FaZe Clan dan Tfue
Lagi-lagi komunitas Fortnite dikejutkan dengan skandal sengekta gaji antara FaZe Clan dan pemainnya, yaitu Turner “Tfue” Tenney. Secara tiba-tiba saja, sang pemain mengajukan gugatan kepada timnya pada bulan Mei 2019 lalu. Dalam surat gugatannya menyatakan bahwa organisasi tersebut tidak membayarkan sejumlah uang hasil dari sponsor.
Pihak tim pun tidak tinggal diam, mereka membuat sebuah postingan di Twitter untuk menanggapi gugatan yang dilontarkan oleh Tfue. Dari cuitan tersebut, terdapat beberapa fakta yang juga cukup mencengangkan. Pasalnya, pihak tim tidak pernah mendapatkan keuntungan dari turnamen, pendapatan Twitch, YouTube, atau pun keuntungan lainnya.
FaZe Clan’s response to today’s press article regarding Tfue: pic.twitter.com/eVdRVMnRpl
— FaZe Clan (@FaZeClan) May 20, 2019
Sejauh mereka bekerjasama di bawah kontrak, FaZe Clan hanya mengumpulkan pendapatan sebesar 60 ribu dolar Amerika, sedangkan Tfue mampu menghasilkan jutaan dolar. Dari pihak tim, hasil tersebut pun diambil sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka tandatangani bersama.
Merasa muak dengan sikap bijak dari FaZe Clan, akhirnya Tfue merilis sebuah video berdurasi dua menit di Youtube. Isi dari video tersebut adalah meminta pihak manajemen organisasi untuk memutuskan kontraknya secepat mungkin. Bahkan dirinya membeberkan fakta lain bahwa FaZe Clan sebenarnya meraup keuntungan sangat besar dari para pemain, tidak sesuai seperti yang mereka nyatakan di Twitter.
Selang beberapa hari dari video tersebut, pemilih organisasi yaitu Ricky Banks mengkonfirmasi bahwa mereka sedang berupaya untuk memutus kontrak Tfue. Meskipun belum ada kelanjutan dari gugatan yang dilontarkan oleh Tfue, sepertinya mereka lebih memilih untuk mengakhiri kerjasama yang telah terjalin sejak April 2018 lalu.
3. Penangkapan Enam Pemain CS:GO di Australia
Game besutan Valve ini memang menjadi salah satu judul game terbesar di dunia. Ternyata, popularitas game ini seperti menjadi buah simalakama bagi industri bisnisnya. Pasalnya, sudah banyak kejadian matchfixing yang berlangsung dalam skena kompetitif CS:GO. Kasus terbaru ada di Australia di mana enam pemain ditangkap oleh pihak kepolisian lokal karena aktifitas judi yang mereka lakukan.
Kepala kepolisian kota Victoria, yaitu Neil Paterson menyatakan bahwa kasus kriminal ini merupakan yang pertama terjadi di negaranya. Penyelidikan yang dilakukan bersama dengan Sporting Intelligity Intelligence Unit dan Organized Crime Intelligence Unit mendapati bahwa keenam pemain ini sengaja throwing di lima pertandingan dan terlibat dalam 20 total taruhan.
“Esports benar-benar industri yang sangat pesat saat ini. Adanya surat perintah untuk menginvestigasi kasus ini harus digarisbawahi bahwa pihak kepolisian akan menganggap serius laporan kegiatan yang mencurigakan di ranah esports.” Ungkap Neil Paterson.
Kasus yang terjadi di tahun 2019 ini masih berlanjut dan pemain masih terbebani dengan hukuman pidana 10 tahun penjara. Meskipun belum ada kepastian, tapi kasus perjudian ini memang harus diusut hingga tuntas.
4. Kasus Penembakan Masal di Turnamen Esport Madden NFL 19
Kabar duka pun menyelimuti ranah esports pada 26 Agustus 2018 silam. Pasalnya, dalam turnamen Madden NFL 19 tersebut terjadi peristiwa penembakan masal yang dilakukan oleh salah satu peserta, yaitu David Katz. Periswtiwa tersebut akhirnya menewaskan empat orang termasuk pelaku dan melukai puluhan orang lainnya.
Ironinya, David Katz ini pernah menjuarai turnamen Madden NFL 17 yang diadakan oleh klub NFL Amerika Buffalo Bills. Pemain yang terkenal lewat nickname Bread tersebut memulai aksinya ketika Wesley “Joy Rice” Gittens dan Eli “True” Clayton melangsungkan pertandingan. Sebelum terjadi penembakan, ada sebuah laser yang mengarah ke tubuh Clayton, tidak lama berselang sembilan tembakan pun terdengar.
Terdapat video amatir yang merekam seluruh kejadian penembakan ini. Dalam video berdurasi 35 detik tersebut, menampilkan Gittens dan Clayton. Sesaat pertandingan dimulai, terdengar suara tembakan dan kekacauan di dalam venue.
KINCIR peringatkan bahwa video ini mengandung unsur kekerasan yang bisa mengganggu kalian.
5. Penggunaan Cheat yang Dilakukan oleh Punggawa FaZe Clan
Kali ini kasus cheating dilakukan oleh salah satu atlet profesional asal tim FaZe Clan, yaitu Jarvis “Jarvis” Kaye. Atlet sekaligus streamer di Twitch ini terdeteksi oleh Epic Games menggunakan aimbot dalam pertandingan publik saat siaran langsung. Atas aksi konyolnya ini, Jarvis dijatuhi hukuman ban permanen terhadap akun miliknya.
Terkait kasus ini, Jarvis langsung membuat klarifikasi atas perbuatannya. Dalam video tersebut, dirinya tidak menyangkal adanya penggunaan aimbot, akan tetapi dirnya mengaku bahwa tujuan dari konten tersebut adalah hiburan semata bagi para penggemarnya di Twitch.
Dari kasus ini, kontroversi justru datang dari penggemar garis keras Jarvis yang tidak terima dengan keputusan Epic Games. Bahkan mereka mengungkit hukuman singkat yang terjadi pada XXiF dan Ronaldo di Fortnite World Cup. Seharusnya, kedua pemain tersebutlah yang di-banned permanen, bukan Jarvis. Sayangnya, keputusan sang pengembang sudah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat lagi.
***
Dari kelima kasus yang terjadi di ranah esport, yang paling menyedihkan adalah kasus penembakan. Selain mencoreng nama besar skena kompetitif, ada banyak korban berjatuhan dari peristiwa tersebut. Semoga saja, kasus-kasus buruk seperti ini tidak lagi terjadi di masa depan.
Bagaimana menurut kalian tentang lima skandal paling menghebohkan di ranah esports? Tuangkan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa juga untuk nantikan berita terbaru seputar esports dan game lain hanya di KINCIR.